Pdt. Dr. Mery Kolimon Terpilih Menjadi Ketua PGIW NTT 2019-2024

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Sidang Majelis Pekerja Lengkap II Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (MPL- PGIW) NTT yang diselenggarakan di Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) Graha MDC-Kupang, Senin, (27/5), memilih Pdt. Dr. Mery Kolimon sebagai ketua pengurus baru periode 2019-2024 menggantikan pengurus lama yang diketuai: Pdt. Jack Karmany, STh.

Struktur Pengurus Lengkap berasal dari sepuluh gereja anggota PGIW NTT terdiri dari: Ketua: Pdt. Dr. Mery Kolimon (GMIT), Wakil Ketua I: Pdt. Yuli A. Ambu, M.Min (GKS), Wakil Ketua II: Pdt. Leksias Henuk, S.Pd (GSJA), Sekretaris: Pdt. Kirenius Bole, S.Th. M.Pd (GBI), Wakil Sekretaris: Pdt. Cefrry Djaman Djenal, S.Th (GKPB), Wakil Sekretaris II: Pdt. Demianus Laapen, S.Th (GKII), Bendahara: Pdt. Bernat Panggabean, SE. M.Div (HKPB), Wakil Bendahara: Pdt. Erasmus Ndaumanu, S.Th (GPPS).

Majelis Pertimbangan terdiri dari: Pdt. Jack Karmany, S.Th (GMIT) dan Pdt. Hendrik Ndoen, S.Th (GKPB). Pengawas: Pdt. Ayub Amheka, ST (GKPB) dan Pdt. Eddy Saragih SE, MA (GBI).

Rencananya pengurus terpilih tersebut di atas akan diperhadapkan dan diteguhkan pada 9 Juni 2019 mendatang.

Pada pertemuan bersama dengan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengharapkan gereja-gereja anggota PGIW NTT memperkuat kemitraan dengan pemerintah untuk mendorong kesejahteraan masyarakat NTT melalui pemberdayaan ekonomi.

“Saya paling sedih, kalau dengar masyarakat bilang panen banyak, tapi tidak bisa jual. Itu karena salah kita pemimpin, tidak membangun gerak yang sama. Karena itu, saya mengajak pihak gereja untuk terlibat dalam membangun ekonomi masyarakat,” ujar Viktor.

Menanggapi ajakan tersebut, Sekretaris PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th, mengatakan akan menjadikan isu pemberdayaan dan kewirausahaan sebagai bagian dari agenda pastoral gereja.

“Kami akan berusaha untuk mengajak para pendeta agar keluar dari tembok-tembok gereja. Kita harus bersama-sama pemerintah bekerja mengatasi persoalan sosial masyarakat dari akarnya yaitu kemiskinan. Entrepreneurship harus jadi agenda pastoral kami,” ungkap Pdt. Gomar.  ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *