Allah Baik, Sekalipun Hidup Tidak Bersahabat – Mazmur 34:2-11

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! (Mazmur 34:9)

Nenek Mary adalah seorang janda yang sangat miskin. Ia  tinggal sendiri di rumah. Faktor usia membuat tubuhnya sakit-sakitan. Hal yang menarik dari nenek Mary adalah ia selalu memuji Allah, apapun yang ia hadapi dan alami, ia selalu bilang, ‘Allah itu baik’. Pendeta yang melayaninya sering berkunjung untuk melihat keadaannya di rumah. Sakitnya membuat nenek Mary memerlukan waktu yang cukup lama untuk berjalan menuju pintu depan dan membuka pintu bagi tamu.

Pendeta setiap kali hendak melihat keadaan nenek Mary, ia akan menelpon terlebih dahulu untuk memberitahu agar ia tak perlu lama menunggu di depan pintu. Setelah menerima telpon, nenek Mary akan memulai perjalanan yang lambat dan melelahkan ke pintu, dan sampai di sana tepat sebelum sang pendeta tiba. Kalimat sambutan yang akan didapatkan oleh pendeta begitu nenek Mary membuka pintu adalah “Allah itu baik.”

Sahabat Kristus, sangat mudah memuji kebaikan Tuhan saat kita diberkati dengan luar biasa. Akan tetapi saat hidup dalam keadaan duka, sedih, ditimpa masalah dan derita, kebanyakan orang sulit untuk melihat kebaikan Allah. Padahal Allah tetap Allah yang baik sekalipun hidup terasa tidak bersahabat.

Masalah juga adalah tanda berkat Allah. Dampak dari masalah untuk pertumbuhan iman dan kedewasaan kita sangatlah besar. Sekalipun masalah dapat membuat hidup semakin terpuruk namun yang memutuskan untuk masalah memberkati atau tidak adalah kemampuan untuk menghadapi masalah di dalam Tuhan. Seringkali orang terpuruk dalam masalah oleh karena ia mengeraskan hati untuk melihat tanda kebaikan Tuhan di setiap persoalannya. Saat sakit menerpa, itu adalah masalah. Cobalah pandang sakit sebagai tanda kasih Tuhan. Bagaimanapun Tuhan tidak pernah merancang hal yang tidak baik untuk kita. Maka temukanlah kebaikan Tuhan di balik sakit.

Tuhan menempatkan kita dalam situasi yang sulit, bukan karena Ia tidak mengasihi kita melainkan Ia mau kita belajar meningkatkan kualitas hidup kita. Maka jadikanlah masalah seperti jeruk. Kulitnya pahit di lidah tapi saat kulit dikupas, kita akan mendapatkan jeruk yang manis dan segar. Selalulah melihat tanda kebaikan Allah di balik masalah dan kita akan menemukan pelajaran berharga yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan iman.

Memilih untuk fokus pada anugerah Allah daripada masalah akan memudahkan kita untuk melihat tanda kebaikan Allah. Dengan begitu, tidak sulit untuk selalu berkata, ’Tuhan itu baik’ sekalipun hidup terasa tidak bersahabat. Tuhan baik sekalipun hidup dililit persoalan. Itu karena Tuhan tidak pernah kasih tinggal. Pdt. Leny Mansopu

Wise Words: Saat mengecap kebaikan Allah, seharusnya mulut penuh pujian (LM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *