Bejana Dalam Tangan Tuhan – Pdt. Leny H.F. Mansopu, S.Th

Pembacaan Alkitab : Yeremia 18:1-11

Seorang jemaat pernah sharring tentang pengalamannya dibentuk Tuhan. Ia bercerita bahwa kalimat doa yang selalu ia ucapkan setiap kali berdoa adalah, ‘Tuhan bentuklah aku jadi sempurna. Bentuklah dengan cara apa saja. Jangan beri aku kemudahan tapi kesulitan supaya aku menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.’ Dan yang kemudian ia dapatkan adalah hidup yang benar-benar sulit. Masalah demi masalah, penolakan demi penolakan. Ia bahkan merasa menjadi Ayub dimana semua yang baik dalam dirinya diambil darinya. Baik orang-orang yang dikasihinya, pekerjaannya, semua diambil darinya.

Pernah saat merayakan kematian Tuhan Yesus, ia menelpon saya untuk bilang bahwa ia mengerti dan merasakan makna seruan Tuhan di atas kayu salib saat Tuhan Yesus berseru, “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Ia lalu menangis sejadi-jadinya.

Saat ia menemukan bahwa hidupnya begitu sulit, ia merubah doanya dan meminta Tuhan untuk jangan dulu membentuknya. Rasa sakit, dukacita, kekecewaan membuatnya cukup kesulitan. Tapi sekalipun ia terlihat sangat berduka dan diliputi kekecewaan yang mendalam, namun saya menemukannya tetap mengasihi Tuhan dan melayani-Nya. Bahkan apa yang ia lakukan sekarang lebih dari sebelumnya. Ia benar-benar dibentuk dengan cara yang keras namun ia menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Saudara, semua manusia adalah milik Tuhan. Entah ia mengakui atau tidak, entah ia percaya pada Tuhan atau tidak. Semua manusia, tanpa kecuali, ada di bawah kekuasaan Tuhan. Akan tetapi manusia punya hak, yang Tuhan beri baginya, yakni hak berkehendak bebas. Dengan kehendak bebas itu manusia bebas untuk memilih mengikuti Allah dan memberi diri untuk dikuasai oleh Allah atau tidak. Maka sekalipun manusia ada di bawah kekuasaan Tuhan dan adalah milik Tuhan karena diciptakan oleh Tuhan, namun manusia adalah penentu dari setiap keputusan hidupnya.

Allah menjadikan manusia milik-Nya untuk Ia bentuk apabila manusia memberi diri kepada Allah. Tanpa memilih untuk menyerah ke dalam tangan Allah maka manusia tidak akan mampu menerima dan mengerti proses pembentukan Allah.

Kerinduan semua manusia adalah menjadi makluk yang lebih baik dari hari ke hari. Itu dimungkinkan apabila manusia memberi diri kepada Allah. Keputusan untuk memberi diri kepada Allah supaya dibentuk ada dalam tangan manusia. Maka panggilan bagi setiap orang percaya untuk memberi diri sebagai bejana dalam tangan Allah untuk Allah bentuk. Di dalam keputusan yang pasrah dan berserah itu, kita dimungkinkan untuk mengerti pesan Allah dalam setiap tahapan pembentukan Allah dan kita berubah menjadi lebih baik.

Pembentukan Allah bukan proses yang mudah. Seperti proses pembuatan bejana dari tanah liat. Model pembentukan itu digambarkan dalam perintah Allah kepada Yeremia. Pada saat umat pilihan Allah melakukan hal yang jahat dan mengkhianati Allah, Ia mau tetap membentuk mereka dan menjadikan mereka lebih baik. Asalkan umat Allah menyesal dan bertobat sebagai langkah memberi diri untuk dibentuk Allah sesuka hati Allah.

Allah dalam proses pembentukan umat-Nya, bertindak sebagai tukang periuk. Tukang periuk memulai pekerjaannya dengan mengaduk tanah liat. Ia menghilangkan gelembung-gelembung udara dan kerikil dengan cara menginjak-injak adonan tanah liat dan meremas-remasnya. Adonan lalu ditaruh dalam putaran roda dan mulai dibentuk. Ia harus membentuk dengan tangan sendiri. Setelah jadi bentuk yang diinginkan, bejana didiamkan sebentar di panas matahari agar kadar airnya berkurang. Apabila ada yang salah dalam adonan dan bahan tidak menunjang bentuk yang diharapkan maka bejana akan retak dan rusak. Tukang periuk biasanya harus menghancurkan bejana itu lagi dan kembali membentuknya menjadi bejana baru.

Saudara, Allah menjadikan kita semua sempurna. Allah menciptakan kita menurut gambar dan rupa Allah yang adalah sempurna. Tidak ada yang diciptakan tidak sempurna. Tapi seperti hasil tanah liat dapat menjadi rusak, maka kitapun dapat retak dan rusak. Masalah, kekecewaan hidup, sakit dan dosa dapat membuat hidup kita menjadi tidak sempurna dan rusak. Maka memberi diri untuk dibentuk Allah adalah membiarkan Allah menghancurkan kita supaya kembali membentuk kita menjadi bejana baru yang sempurna.

Biarkan tangan Allah membentukmu kembali pada saat sahabat telah menjadi rusak. Ia, Allah yang mengasihimu. Ia dengan senang hati akanmembentukmu. Ia yang sejak awal membentuk engkau dengan tangan-Nya sendiri menginginkan saudara supaya menjadi sempurna, tanpa cacat cela.

Tanpa anda sadari, anda telah membuat dirimu menjadi tidak sempurna oleh karena dosa-dosamu. Allah mengerti itu. Allah mau membentuk anda kembali. Proses pembentukan itu pasti menyakitkan karena anda harus dihancurkan supaya dapat dibentuk kembali menjadi bejana yang baru tapi hasil yang didapatkan akan sangat memuaskan.

Sama seperti bejana juga, proses akhir adalah dimasukkan ke dalam pembakaran api diatas 1000° C. Setelah itu anda telah mencapai bentuk yang sebenarnya. Saat ini adalah adalah saat pembentukan Allah. Yang bisa anda lakukan adalah menjadi tanah liat yang baik di tangan Sang Penjunan yang maha baik.

Tuhan menciptakan umat-Nya dengan tangan-Nya sendiri. Itu yang membuat setiap orang unik. Tidak pernah ada manusia yang benar-benar sama, sekalipun kembar. Keistimewaan manusia terletak di situ yakni ia adalah buatan tangan Allah, dengan keistimewaan sendiri. Sebagai buatan tangan maka sebelum Allah membentuk manusia, Ia memilkirkan rencana dan maksud pembentukan anda masing-masing sesuai dengan keistimewaan yang Ia berikan kepadamu.

Perjalanan hidup adalah perjalanan untuk menjalankan rencana dan maksud Tuhan bagi anda. Akan tetapi hidup selalu membuka peluang yang memungkinkan anda menjadi bejana yang retak dan rusak. Luka, kepahitan membuat anda menjadi pribadi yang hancur. Kadang malah luka itu berasal dari orang yang seharusnya mengasihi dan melindungi anda.

Berhadapan dengan kemungkinan-kemungkinan itu, Allah tetap setia dalam maksud rancangan awal-Nya bagi setiap kita. Oleh karena itu Ia tetap mau membentuk setiap kita. Maka biarkan Ia menghancurkanmu. Biarkan Ia membentukmu kembali. Biarkan Ia mengeluarkan kerikil dan gelembung udara yang dapat merusakmu. Seberapapun sakitnya proses itu, Ia tetap Allah yang melakukannya karena Ia mengasihi anda dan mau anda menjadi sempurna.

Saudaraku, sekarang bukan lagi saat untuk berbantah-bantah dengan Tuhan. Bukan juga saat untuk mempersalahkan keadaan atau orang lain sebagai penyebab rusak dan hancurnya keadaan saudara. Menjadi sempurna di tangan Sang Penjunan dimulai dengan hal yang mudah yakni katakanlah kepada Allah, “Ini aku Tuhan, bentuklah Aku.”

Proses pembentukan itu mungkin panjang dan menyakitkan tapi pasti mencapai hasil akhir yang sempurna sesuai dengan maksud Tuhan. Sebagai bejana hasil handmade (buatan tangan) Tuhan, setiap kita dibuat masing-masing secara khusus sehingga kita benar-benar unik. Artinya kita berbeda dari yang lain, tidak ada duanya sama sekali supaya memenuhi maksud yang juga berbeda-beda. Mungkin Tuhan merancangmu sebagai vas yang indah untuk dipandang. Pada saat memandangmu, orang menemukan kasih dan kuasa Tuhan yang nyata. Itulah panggilan untuk menjadi surat Kristus yang terbuka.

Mungkin Tuhan merancangmu untuk melakukan pekerjaan yang besar dan yang berdampak bagi banyak orang dan dunia. Saudara dapat menjadi pahlawan yang melakukan pekerjaan yang besar. Tapi tidak semua orang diciptakan untuk melakukan pekerjaan Allah yang besar. Dapat diumpamakan seperti menjadi tiang penyangga dalam rumah adalah baik, itu pekerjaan yang besar dan berdampak. Tapi menjadi paku kecil yang tidak terlihat juga sangat berdampak pada bangunan seutuhnya. Selamat dibentuk oleh Allah. Amin. Leny

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *