Pentahbisan 211 Pendeta GMIT

“GMIT telah mentahbiskan putra-putri terbaik dari orangtua yang mempersembahkan putra-putri terbaiknya,” seru Pdt. Robert St. Litelnoni dalam pentahbisan 211 pendeta GMIT pada Minggu, 23 Agustus 2015 di Jemaat GMIT Paulus Tingkat 1 Kupang. “Kalau para orangtua ini tidak mempercayai GMIT maka mereka tidak akan menyerahkan putra-putrinya untuk melayani di gereja ini. Selanjutnya ia mengatakan bahwa hampir setiap hari ada jemaat telpon untuk minta ditempatkan pendeta dan doa mereka terjawab melaui pentahbisan yang dilakukan oleh Majelis Sinode. “Ebenhaezer, sampai disini Tuhan menolong kita tapi tidak sampai disini saja sebab kita baru memulai perjalanan panjang. Selamat datang bersama dalam prosesi pembawa kabar baik. Tugas  kita adalah menyampaikan kabar baik tentang Yesus Kristus dan memastikan bahwa semua yang menyampaikan kabar baik adalah kebaikan itu sendiri maka jadilah pendeta yang baik. Saudara akan ditempatkan di jemaat. Jadilah panutan di jemaat dimana saudara melayani,” kata Pdt. Robert kepada pendeta yang baru ditahbiskan. Pdt. Robert juga mengingatkan para orangtua yang telah menyerahkan anak-anaknya agar menyerahkan tugas penematan kepada Majelis Sinode. “Kalau sudah serahkan maka betul-betul dan jangan serahkan disertai telp. Percayakan kepada Gereja Masehi Injili di Timor untuk mengatur. Tidak usah kuatir, tidak usah takut dimanapun mereka ditempatkan untuk melayani, itu pasti baik dan untuk kebaikan.”

Pentahbisan dilakukan pada Kebaktian pentahbisan dipimpin bersama oleh Pdt. Benjamin Nara Lulu dan Pdt. Yakomina Beli sebagai liturgos serta Pdt. Lumba Tobing sebagai pengkhotbah.

Prosesi kebaktian dimulai dengan penyerahan anak oleh orangtua kepada MS GMIT. Prosesi dilanjutkan dengan arak-arakan calon pendeta yang akan ditahbiskan dengan didampingi oleh pendeta pendamping. Sebanyak 211 pendeta bertoga mendampingi para calon pendeta memasuki ruang kebaktian dalam penyerahan diri untuk ditahbiskan menjadi pendeta GMIT.

Pdt. Tobing dalam khotbanya menurut bacaan alkitab 1 Raja-raja 17:7-16, mengambil contoh nabi Elia yang memulai masa pelayanannya dengan memberi diri untuk diutus Tuhan. Pdt. Tobing mengingatkan bahwa sama seperti Elia, semua pendeta yang telah diurapi diutus untuk melayani bukan untuk mencari berkat tapi untuk memberi berkat. “Yesus berkata engkau yang harus memberi mereka makan. Semua jemaat harus diberkati olehmu dan hanya engkau yang dapat mengatakan berkat bagi jemaat. Saat engkau memberkati mereka maka mereka akan diberkati.” Pdt. Tobing juga mengingatkan semua pendeta yang ditahbiskan untuk tidak takut menjalani masa pengutusan kemanapun setiap hamba-Nya diutus. “Tuhan yang membawamu masuk maka Tuhan akan membawamu keluar sebagai pendampingmu di sebelah kananmu. Jadi jangan takut. Saat engkau keluar sendirian sebentar maka mengertilah bahwa Tuhan mendampingimu sampai pada kesudahan sebab janji Tuhan adalah Aku menyertai engkau sampai pada akhir zaman. Kemanapun engkau ditugaskan, you never alone. Ini janji Allah yang diberikan padamu pada hari ini,” khotbah Pdt. Tobing.

Kebaktian pentahbisan berlangsung dengan hikmat dan tampak para pendeta yang ditahbiskan meneteskan air mata sebagai tanda penghayatannya akan penyerahan diri yang dilakukan, terlebih saat para pendeta dengan berpakaian toga lengkap menumpangkan tangannya kepada calon pendeta.

Pada kesempatan itu, para pendeta yang ditahbiskan menandatangani akta kependetaan yang kemudian diserahkan kepada Majelis Sinode GMIT. Sementara Majelis Sinode GMIT menyerahkan Piagam Kependetaan kepada para pendeta yang baru ditahbiskan.

Pdt. Golda Sooai yang ditahbiskan pada waktu itu mengatakan bahwa beruntung baginya bisa memakai toga hitam. “Proses ini tidak mudah namun kami belajar untuk tidak menyerah dan tabah berserah karena kami punya Allah. Tolonglah kami dengan doa agar kami dapat menjadi pribadi yang memegang teguh komitmen pelayanan,” mohon Pdt. Golda. Lebih jauh Pdt. Golda menyatakan harapannya agar mereka semua bisa diserap untuk melayani GMIT dan bersama orang terberkati lainnya bisa menyuarakan karya Allah bagi manusia dan segenap ciptaan.

Kebaktian pentahbisan 211 orang pendeta GMIT ini dihadiri oleh 7500 lebih orang. Sementara mengenai penempatan mereka ke dalam jemaat-jemaat akan dilakukan pada Januari 2015. Sementara menunggu masa penempatan, para pendeta baru akan melakukan masa orientasi di jemaat-jemaat. “Tidak semua mereka akan diserap oleh GMIT untuk ditempatkan di jemaat-jemaat. Penempatan berdasarkan rangking dan tentu ada yang harus menunggu namun semua akan diatur secara baik oleh gereja,” kata Pdt. Jeny Clara de Fretes-Lulan, Ketua UPP Personil Majelis Sinode. •••

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *