KUPANG, www.sinodegmit.or.id. Bersama sejumlah Badan dan Unit Pembantu Pelayanan Majelis Sinode GMIT, Minggu 13 November 2016 diadakan Pencanangan Gerakan Tanam Air yang berlokasi di jemaat Ebenhaeser Sumlili, klasis Kupang Barat. Maksud dari gerakan tanam air adalah pembuatan lubang resapan untuk menampung air hujan guna memperkuat cadangan air tanah. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua sinode GMIT bertempat di jemaat Ebenhaeser Sumlili, klasis Kupang Barat. Kegiatan diawali dengan kebaktian yang dipimpin Pdt. Dr. Mery Kolimon dan liturgis Pdt. Dina Dethan-Penpada. Gerakan ini diharapkan menjadi spirit dan contoh bagi seluruh warga GMIT dalam mengisi bulan lingkungan hidup.
Belajar dari percakapan Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria di sebuah sumur di Sikhar, (Yohanes 4:1-15) Pdt. Mery Kolimon dalam khotbanya menyampaikan tiga hal: Pertama, bahwa sumur (air) adalah tanda identitas diri. Menunjuk pada sumur Yakub, Perempuan Samaria itu hendak membuktikan kepada Yesus (orang Yahudi) bahwa mereka (orang Samaria) juga keturunan Yakub. Hal yang sama berlaku juga dengan suku-suku di Timor dimana identitas mereka punya keterhubungan dengan alam. Ketika seorang anak lahir dikatakan, “Dari batu mana dan air mana engkau datang?”
Kedua, tidak ada satu manusia, apa pun latar belakang suku, bangsa, agama dan maklukh hidup manapun yang bisa hidup tanpa air. Bahkan Yesus yang adalah Anak Allah yang menjadi manusia pun membutuhkan air. Kebutuhan akan akan air menembus tembok-tembok kehidupan sosial.
Ketiga,dalam sidang sinode 33 di Rote GMIT menyadari betapa pentingnya menggumuli isu pengelolaan air. Dalam pesan sidang tersebut dikatakan, wilayah pelayan GMIT memiliki indeks resiko bencana yang sangat tinggi terutama bencana yang terkait air, banjir, longsor yang berdampak pada korban jiwa dan kerusakan asset. Karena itu GMIT di berbagai lingkup, sinode, klasis dan jemaat harus mengambil prakarsa, bersama jemaat-jemaat membangun gerakan tanggap bencana kekeringan dengan 3 cara kreatif: Tanam Air, Hemat Air dan Panen Air.
Usai kebaktian, Ketua Sinode GMIT melakukan penggalian lubang peresapan air dan penanaman anakan pohon secara simbolis diikuti dengan ketua badan-badan dan unit-unit pembantu pelayanan yang hadir antara lain: BP&BPP Pemuda GMIT: Pdt. Yahya Milu, David Natun, Haris Oematan dan Direktur BPR-TLM: Robert Fanggidae serta tokoh-tokoh jemaat setempat.