Kupang, www.sinodegmit.or.id, Kecenderungan separuh orang termasuk pendeta-pendeta meng-upload dan membagikan foto orang sakit dan jenasah di media sosial seperti facebook mendapat sorotan dari Ketua sinode GMIT Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon. Hal tersebut menurut Pdt. Merry tidak etis, lantaran dapat mengganggu perasaan keluarga. Karena itu ia menghimbau jemaat-jemaat GMIT tidak melakukannya.
“Di era teknologi komunikasi seperti sekarang kita mendapat kemudahan untuk menyatakan doa, dukungan, topangan dan simpati melalui media sosial. Namun kalau kita tidak menggunakannya secara hati-hati apa yang kita buat bisa berdampak kontra produktif. Kami minta supaya ketika kita menjenguk saudara-saudara kita yang sakit, kita menahan diri dari membuat foto mereka dan meng-uploadnya di media sosial. Hal seperti itu tidak etis. Saudara kita sedang bergumul dengan sakit dan kita kemudian…mungkin maksudnya baik tapi bisa mengganggu perasaaan keluarga dan semua yang mengasihi mereka. Kami berdoa kiranya Tuhan memberi kita hikmat untuk menyatakan kasih dukungan dan doa kita dengan cara-cara yang saling menguatkan,” demikian pernyataan Pdt. Dr. Mery Kolimon dalam Suara Gembala yang disampaikan pada ibadah pemakaman Pdt. Natalinda Debora Lay-Pandie di jemaat Syalom Airnona-Kupang, Senin 23/1-2017.
Selain hal tersebut di atas, Ketua Sinode juga mengkritisi tindakan sebagian orang yang suka menulis doa-doa di akun facebook. Bagi Pdt. Mery Kolimon, yang juga dosen Misiologi di fakultas Teologi UKAW – Kupang, hal tersebut tidak alkitabiah. “Kita dinasehatkan oleh Kristus sendiri, kalau berdoa masuklah ke dalam kamarmu dan berdoalah. Namun kecenderungan kita sekarang berdoa di Facebook. Doa di Facebook mungkin baik untuk menggalang dukungan doa tapi pikirkanlah dan lakukanlah dengan cara-cara yang etis dan saling menguatkan bukan sebaliknya,” kata Pdt. Mery.