Kupang, www.sinodegmit.or.id, Kamis 16/2-2017 atau sehari pasca Pilkada, walikota Kupang terpilih versi quick count Dr. Jefri Riwu Kore didampingi Winston Rondo, S.Pt mengadakan tatap muka dengan Majelis Sinode GMIT. Dalam pertemuan yang berlangsung sekita dua jam di kantor sinode GMIT, walikota Kupang terpilih menyampaikan komitmennya untuk bersinergi dengan gereja dalam program-program pengentasan kemiskinan di Kota Kupang sekaligus meminta GMIT turut memberi sumbangsih bagi perjalanan roda pemerintahan pada periode kepemimpinannya.
“Salah satu program kami adalah memastikan kerja sama pemerintah dengan gereja dalam program kemiskinan di kota Kupang. Selama ini data penerima bantuan dari pemerintah atau diakonia dalam istilah gereja, hanya berasal dari RT sehingga kadang-kadang RT memasukkan nama menurut yang dia suka. Kami ingin ada juga data dari gereja sebagai pembanding. Termasuk juga dari mesjid, dll. Kami tidak mau pilih kasih. Selain itu kami ingin gereja memberi masukan kepada kami dan juga terlibat betul-betul dalam segala hal. Kami menempatkan diri untuk tidak anti kritik. Orang yang mengkritik tentu ada hal yang tidak beres sehingga setiap kritik yang disertai fakta-fakta yang kuat dan benar kita pasti beri perhatian,” ujar Jefri Riwu Kore.
Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon pada kesempatan ini, menyampaikan terima kasih atas kunjungan walikota terpilih dan menegaskan bahwa gereja mendukung putra-putra terbaik di NTT untuk menjadi pemimpin, apa pun juga agama dan denominasinya, apalagi semua adalah murid-murid Kristus.
“Kami memberi ucapan selamat meskipun kita masih harus menunggu keputusan resmi dari KPU. Kami bersyukur wakil walikota petahana, Bapak Herman Man, bersama–sama dengan Bapak. Kami mengapresiasi program Pak Jonas Salean yang pro rakyat. Kami meminta agar program-program yang baik dan menolong masyarakat pada periode yang lalu seperti Brigade Sehat dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Kami juga bersyukur Bapak mengatakan Bapak tidak anti kritik. Itu juga sikap spiritual kami di sini bahwa pemimpin yang hebat seperti apapun dia tidak sempurna. Ia selalu butuh masukan. Kita bukan malaikat. Kesediaan dan kebesaran hati Bapak mendengar masukan sangat kami hargai. Begitu pula komitmen Bapak untuk menjaga integritas dalam menjalankan tugas dengan menjauhkan diri dari KKN yang sedang menggurita dalam masyarakat kita, itu membesarkan hati kami,” kata Ketua Majelis Sinode.
Terkait proses politik yang telah berlangsung, Ketua Majelis Sinode GMIT mengakui bahwa sikap-sikap primordialisme menuju 15 Pebruari masih sangat terasa dalam masyarakat, juga terjadi dalam lingkungan gereja. Namun, seusai pilkada ini, Ia berharap pada walikota terpilih untuk merangkul semua kelompok yang berbeda dalam masyarakat.
“Kami memandang bahwa proses menuju 15 Pebruari terutama di media sosial terjadi fragmentasi yang sangat kuat.Ini bagian dari proses berdemokrasi kita yang masih kurang matang. Ini beban kita, beban gereja, dan juga beban bapak-bapak yang memimpin kota ini. Kepentingan kita tidak hanya memperoleh dan mengelola kekuasaan tapi juga memberi investasi pada pendidikan politik bagi masyarakat kota Kupang. Kualitas seorang negarawan atau politisi itu terletak pada komitmen untuk berpolitik sebagai sebuah upaya memperjuangkan kehidupan yang baik bagi semua. Kami titip hal ini, supaya Bapak merangkul semua. Jangan ada balas jasa dan balas dendam. Semua ini warga Bapak, kalau kita habis-habisan dengan saling gunting dan seterusnya, energi, visi, niat baik kita terbuang dan tergerus dengan energi-energi negatif yang saling menciderai,” demikian pesan Pdt. Mery Kolimon.
Menanggapi masukan-masukan dari Majelis Sinode GMIT, Walikota Kupang terpilih Dr. Jefri Riwu Kore mengatakan bahwa pasca pilkada ia telah menghimbau semua tim sukses dan simpatisan untuk menjaga kebersamaan. Ia juga berjanji untuk merangkul semua yang berbeda pilihan karena Kupang adalah milik semua warga apa pun latar belakangnya.
Begitu pula dengan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat ia berjanji akan memperbaiki kualitas pelayanan publik dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat miskin termasuk meneruskan program-program pro rakyat yang telah dilakukan oleh walikota Jonas Salean.