Tahun 1936 atau 81 tahun yang lalu, sekolah-sekolah yang dibangun dan dikelola pemerintah kolonial Belanda yang kemudian diwariskan kepada Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) saat ini sudah diterpa aneka masalah.
Naskah berupa surat edaran di bawah ini menceritakan secara rinci persoalan sekolah-sekolah di zaman itu dan harapan kepada Gereja di Timor (Rote dan Sabu) agar turut membantu sekolah-sekolah itu. Dokumen ini berasal dari seorang Belanda bernama O. Hasselhoff. Ia adalah pekabar Injil Nederlandsche Zendeling Genootschap (NZG) yang bekerja dalam lingkungan De Indische Kerk (gereja Induk GMIT) sebagai pendeta pembantu. Selain sebagai pendeta pembantu ia juga bertugas mengawasi sekolah-sekolah. Ia melayani di Rote pada tahun 1931 hingga 1938. Wilayah kerjanya meliputi Rote dan Sabu. Surat ini ditujukan kepada Pdt. L. T. Manoeain. Manoeain melayani jemaat-jemaat Dengka dari tahun 1931 hingga 1946.
Guna menjaga keabsahan dan nilai sejarahnya, kami menyajikan isi surat ini sesuai aslinya sehingga mungkin bagi sebagian pembaca, ejaan surat ini agak mengganggu. Semoga itu bukan masalah serius. Pada aspek tertentu, pesan surat ini masih cukup aktual dengan pergumulan pendidikan Kristen dalam wilayah pelayanan GMIT sampai sekarang.
SURAT EDARAN DI ROTI
DE SCHOOLBEHEERDER VAN ROTI/SAVOE Baa, 2 Juli 1936
- 291
ONDERWERP: INSPECTIE SEKOLAH2 JANG TELAH DIKOENJOENGI BOELAN JUNI 1936
Dengan hormat dima’loemkan pada Toean2, tentang pendapatan saja waktoe memeriksa beberapa sekolah di Roti pada waktoe jang telah silam. Dengan ini am dinjatakan segala kekoerangan itoe:
- Djam masoek sekolah tidak dipegang dengan beteol. Menoeroet rooster, djam masoek sekolah, jaitoelah djam 7.20 pagi, sedang ada kedapatan soedah djam 8 bahkan soedah djam 9 poen, ada Toean2 jang beloem masoek sekolah, minta Toean2 djangan lalaikan hal ini lagi.
- Kelas II, perloe masoek bersama2 kelas I pada djam 7.20 pagi dan kelas III masoek djam ½ 11 ganti kelas II. Ini haroes diboeat sadja seberapa lama perlu, sebab telah njata dimana2 moerid2 kelas II dalam segala vak terlaloe koerang. Soepaya moerid2 kelas II boleh madjoe akan naik kelas III, maka perloe ada waktoe lebih, oentoek memenoehi segala kekoerangannja. Mohon Toean2 menindih lebih2 akan vak2 itoe jang sangat koerang, dalam djam2 jang diberikan seperti telah diseboet di atas.
- Menoeroet leerplan ada tjoekoep djam jang diberikan akan berhitoeng;akan tetapi Toean2 tidak tjoekoep memberi hitoeng hafalan kepada moerid2, artinya Toean2 membuang banjak tempo pada hitoeng di batoe toelis, dan sedikit tempoe sadja jang dipergoenakan akan berhitoeng hafalan.
- Daftar kali-kalian, tambah-menambah, koerang-mengoerang dan bagi membagi, kedapatan terlaloe amat koerang, meskipoen lebih dahoeloe dengan soerat, saja soedah memperingatkan Toean2. Sekali ini lagi diperingatkan kepada Toen2 hendaklah Toean2 menoelis daftar kali-kalian atas selembar kertas dan berilah kepada moerid2 seorang sehelai, agar dapat dipeladjarinja itoe, baik di djalan, baik di roemah, dan adjak anak2 berlomba-lomba, jaitoe, 1 djadi goeroe pada jang lain. Dipinta Toean2, djangan ikoet hoeroef sadja, hanja Toean2 haroes ada dengan akal dan kebidjaksanaan sendiri akan mengatoer, soepaja jang soesah boleh djadi gampang dan jang berat boleh djadi ringan.
- Repetitie. Menoeroet leerplan hal repetitie tidak kedapatan dalamnja. Meskipoen begitoe, maka haroeslah tiap2 goeroe boeat itoe pada tiap2 vak pengadjaran jang telah diadjarkannja. Hal ini memang tidak diboeat oleh tiap2 goeroe, oleh karena itoe, sekolahnja tidak madjoe, karena moerid2nja selaloe menoedjoe kemoeka dengan menambah jang baroe, sedang jang dahoeloe karena tidak disedarkan dengan repetitie maka moerid2 soedah meloepa akan segala jang telah diterima dari goeroenja. Djikalau tiap2 goeroe alpakan hal ini itoelah berarti djoega, goeroe2 tidak indahkan toentoetan bahwa haroeslah tiap2 vak, moerid haroes adjar dengan pengetahoean 80%. Djangan goeroe senangkan diri dengan 1 atau 2 moerid jang telah madjoe, hanja haroes guru bersenang diri kalau semoea moerid sama madjoe. Soepaya hal ini didapati baiklah tiap2 moerid yang ta’ madjoe, boleh ditahan dan habis djam sekolah ia oelang beladjar lagi apa jang dia tidak tahu sampai ½ djam lamanja.
- Pertjakapan bahasa Melajoe. Hal ini pada semoea sekolah ada nihil. Boekan sadja kelas I dan II, tetapi pada kelas III poen bila ditanja apa2, maka moerid2 tidak bisa mendjawab apa2 dari apa jang soedah dibatjanja. Memang hal ini tidak didjalankan oleh tiap2 goeroe,tagal itoe dipinta hendaklah tiap2 goeroe radjinkan diri dalam … (teks asli rusak, red.) soenggoeh2, soepaya moerid-moeridnja bisa bertjakap dengan bahasa Melajoe.
- Inlandsch Leeraar ta’ mengawasi sekolah2 yang ada di dalam ressortnja. Telah njata ada banjak kekoerangan pada sekolah2, karena Toean2 Inl. Leeraar sendiri tidak memberi raport apa2 kepada saja tentang hal ihwal sekolah itoe jang ada dalam ressortnja, maoe tentang roemah sekolah, goeroe2 dan pengadjaran dalam sekolah terseboet dan lain-lain.
Dengan ini dipinta Toean2 Inl. Leeraar memperhatikan sekolah2 jang dalam ressortnja, dan selaku saudara-bersaudara tetap menolong dan berictiar kepada Toean2 goeroe sekolah, soepaya sama2 memadjoekan sekolahnja dalam segala-segalanja.
Kami pinta 1 minggoe 1 kali Toean Inl. Leeraar boeat repetitie, dalam sekolah soepaya djadi njata apa jang kekoerangan, minta dinjatakan dengan %; ingat ditoentoet sekoerang-koerangnja 50%, tetapi banyak goeroe2 tidak boeat begitu, sebab itu tidak diketahoeinja vak mana yan ia ada berkoerang.
Achirnja saja minta dengan sangat Toean2 sekalian sempat melenjapkan segala ke’aiban jang telah njata itoe, agar djangan kita sekalian dipermaloekan dan dipersoesahkan, apabila datanglah inspectie pada boelan Augustus 1936, jang sedia menghampirlah.
De Schoolbeheerder Van Roti/Savoe
Hasselhoff