APA KEUNGGULAN INDONESIA DALAM EKONOMI GLOBAL
Oleh: Pdt. David Fina
Namanya Thuy Nguyen. Ia tinggal di Ho Chi Minh. Sehari-harinya ia adalah seorang Country Manager, perusahaan Indinesia – Kino (perusahaan makanan, minuman dan kosmetik) di Ho Chi Minh. Sangat ramah, energik,dan inspiratif. Dia duduk di Kursi sebelah saya dalam penerbangan Jakarta. – Ho Chi Minh – Hanoi, Vietnam (21 December 2017). Percakapan kami menarik karena pertanyaannya mengenai keunggulan komparatif Indonesia dengan negara seperti Jepang dan Korea dalam ekonomi global.
Jepang unggul dalam teknologi permobilan dan elektronik, Korea Selatan unggul dalam produk-produk kosmetik, musik and entertainment dan mulai mengejar juga dalam permobilan dan produk-produk elektronik. Bagaimana dengan indonesia? Apa keunggulan kita?
Pada masa Orde Baru dan masa pemerintahan presiden-presiden sebelum Joko Widodo, komoditas ekspor unggulan Indonesia adalah hasil hutan dan tambang. Barang-barang ekspor kita adalah barang-barang baku mentah habis terpakai dan sumbernya tidak terbarukan, dan besar pula kontribusinya terhadap pemanasan global dan perubahan iklim, yang kita ekspor untuk memperkaya negara-negara kaya yang sudah maju industri dan teknologinya, tetapi memiskinkan kita negara penghasilnya.
Jadi, dengan kata lain kita sebenarnya tidak mempunyai produk unggulan, tetapi hanya hasil alam (natural resources). Negara-negara kaya mengekploitasi kebodohan dan ketamakan elite politik kita, untuk selanjutnya mengeksplotasi hasil alam kita untuk menciptakan produk-produk unggulan, yang kembali menjajah kita (Neo-kolonisme).
Bukankah kita sudah merdeka 72 tahun? Apakah hasil kemerdekaan itu? Benar, kita memang telah merdeka, tetapi kemerdekaan kita belum memerdekakan. Kelompok-kelompok elite kita menjual kekayaan alam kita untuk memuaskan hasrat dan ketamakan mereka akan materi dan gagal membangun semangat mencipta dan innovasi berkelanjutan anak bangsa untuk turut berkompetisi secara global.
Menurut Thuy – demikian, ia minta dipanggil – dan saya sepenuhnya sependapat dengannya – karena sudah lama menjadi pendapat saya juga. Titik unggul kita adalah bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan keanekaragaman hayati hutan, dan laut yang kaya. Saya rasa belum ada negara di dunia yang dapat menyaingi Indonesia dalam hal ini.
Bukan kebetulsn bahwa titik gerak awal sejarah kolonialisme adalah komuditas dagang rempah2 (pala dan cengkeh) hasil dari hutan2 tropis Indonesia. Hutan-hutan tropis kita adalah harta karun obat2an traditional yang tak ternilai harganya. Sekarang ini, kemajuan teknolgi dan ilmu pengetahuan telah mencapai titik balik yang menguntungkan bagi Indonesia di mana hal-hal yang organik dan tradisional mendapatkan tempat lagi dalam pasar ekonomi global.
Dan sekali lagi kita bisa menjadi pemain utama, sama seperti 400 lebih tahun yang lalu ketika produk dan hasil alam kita menjadi pemicu kolonialisme. Peran yang yang kalau dimainkan dengan benar akan menjadi penyeimbang ekonomi liberal – sumber dari Neo kolonialisme, atau sekurang-kurangnya menahan laju pertumbuhannya merusak bumi. Alternatif yang lebih sustainable bagi masa depan bumi. Alternatif pengelolaan hutan yang lebih bertanggung jawab. ***