GMIT Dukung Aksi STOP Perdagangan Orang

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Hilangnya nyawa ratusan korban perdagangan orang dalam beberapa tahun terakhir, mendorong Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT) ikut dalam “Aksi Rakyat NTT Menggugat: Hentikan Perdagangan Orang”. Aksi bersama ini melibatkan sekitar 90 organisasi  masyarakat dan kemahasiswaan

Aksi yang berlangsung sejak pukul 09:00 pagi, Rabu, (28/3) di Kupang, merupakan salah satu aksi terbesar di awal tahun 2018 terkait perjuangan masyarakat NTT yang bermaksud mendesak pemerintah dan aparat keamanan baik lokal maupun nasional untuk mengambil langkah-langkah strategis dan bertindak tegas terhadap para mafia perdagangan orang.

“Kami meminta kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi NTT, kota dan kabupaten untuk memberi perhatian yang serius pada persoalan ini. Nusa Tenggara Timur sudah darurat perdagangan orang dan penanganannya tidak bisa biasa-biasa lagi,” demikian seruan Ketua Majelis Sinode (MS) GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon yang juga berkesempatan ikut dalam aksi massa.

Menurut Pdt. Mery, bila pemerintah terus menganggap sepele masalah perdagangan orang maka NTT akan terus memanen jenasah baik di masa sekarang maupun di tahun-tahun mendatang.

“Hari ini kita terus memanen jenasah-jenasah yang pulang. Dan mungkin kita akan terus memanen sepanjang tahun ini dan tahun-tahun mendatang kalau tidak ada upaya sungguh-sungguh dari semua pihak yang bertanggungjawab mencegah jatuhnya korban  yang lebih banyak lagi. Karena itu kami ada di sini untuk bersama-sama semua yang peduli pada kemanusiaan untuk mengatakan,  STOP JUAL ORANG NTT!”

Melihat keterlibatan GMIT melalui Badan Advokasi Hukum dan Perdamaian MS GMIT yang diwakili Pdt. Emy Sahertian, M.Th, salah seorang warga GMIT yang tak mau menyebut namanya berterima kasih kepada MS GMIT yang turut mendukung aksi ini dan berharap lebih banyak lagi pendeta atau tokoh agama yang terlibat dalam aksi-aksi perjuangan seperti ini guna memberi tekanan kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab menyelesaikan masalah kemanusiaan ini. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *