KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Upaya gereja melestarikan kekayaan budaya di NTT melalui pagelaran budaya pada perayaan Paskah mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata NTT.
Hal itu disampaikan Kadis Pariwisata Provinsi NTT, Marius Jelamu di sela-sela pawai Paskah Jemaat GMIT Benyamin Oebufu, Minggu sore (1/4).
“Luar biasa, saya memberi apresiasi yang tinggi kepada jemaat Benyamin Oebufu. Kita akan jadikan kegiatan ini menjadi event tetap supaya anak-anak kita mulai menerapkan religiositas itu tidak hanya di dalam gereja tapi juga dalam hubungan dengan sesama. Dinas Periwisata akan memberi dukungan publikasi secara internasional.”
Menyambut dukungan dari Dinas Pariwisata Provinsi, Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore, dalam sambutan singkatnya juga berjanji tahun 2019 mendatang akan membangun infrastruktur taman di sekitar bundaran PU sehingga lokasi finis pawai tahun depan akan lebih menarik.
Melalui tema: “Merajut Kebaragaman dan Bersama Berjuang untuk Perdamaian dan Keadilan” ada tiga isu yang diusung dalam pawai Paskah kali ini, yakni: Keragaman, Tolak Perdagangan Orang dan Lawan Hoax. Pawai melibatkan 16 rayon atau sekitar 2000-an anggota jemaat.
Tampak iring-iringan mobil hias dengan bangunan rumah adat di atasnya, mewakili sejumlah etnis di NTT. Peserta berjalan di belakang mobil hias sambil menampilkan tarian adat masing-masing etnis.
Pawai dimulai pukul 03:00 sore dengan mengambi star dari halaman gereja dan tiba di Bundaran PU pukul 17:00. Rangkaian acara di lokasi finis berupa tarian massal serta aksi tanda-tangan dan penyalaan 1000 lilin untuk korban perdagangan orang.
Ketua Majelis Jemaat Pdt. Samuel Pandie, dalam orasinya mengajak semua elemen masyarakat dan pemerintah untuk menolak perdagangan orang.
“Tahun ini saja sudah 23 orang TKI asal NTT yang pulang tak bernyawa karena berjuang di negeri orang. Kita harus menyatakan kepedulian dan mengajak semua elemen bangsa untuk katakan hentikan kejahatan ini, mari kita cinta kampung kita,” serunya.
Ismi, salah satu penonton pawai mengungkapkan rasa senang dan bangga dengan kegiatan ini dan berharap budaya NTT tetap dilestarikan.
“Sebagai umat Muslim saya mengapresiasi keberamagam di NTT yang ditampilkan dalam pawai perayaan Paskah ini. Kita bisa lebih kenal keberagamam yang ada di NTT. Harapan saya melaui kegiatan ini budaya di NTT tetap lestari.” ***