Kupang, www.sinodegmit.or.id, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Jemaat Efrata Karisin, Klasis Kupang Timur, mengadakan Ibadah Syukur Panen dalam kebaktian mulai pukul 08:00 Wita, Minggu, 15 Juli 2018. Kebaktian dipimpin bersama Pendeta (Pdt) Yanti C. Giri dan Pdt. Jeni Daga-Bailao, Ketua Majelis Jemaat Wilayah Karisin.
Jemaat membawa hasil panen musim tanam pertama tahun 2018 berupa padi, pisang, jagung kering dan mentah, sayur-sayuran, kacang-kacangan, singkong, dan aneka makanan olahan organik dalam bentuk kripik. Juga ternak ayam. Aneka persembahan hasil pertanian ini memenuhi altar gedung kebaktian.
Ibadah Syukur Panen ini juga dihadiri jemaat tetangga dari GMIT Jemaat Wilayah Airkom, Kelurahan Naibonat. Mereka terdiri dari anak-anak sekolah minggu atau PAR dan pemuda gereja yang memeriahkan ibadah dengan sumbangan pujian lima lagu.
Ibadah diawali dengan prosesi jemaat membawa hasil pertanian dan kebun ke altar dengan tari-tarian diringi musik khas etnis Timor dan diikuti oleh pendeta dan majelis jemaat. Pujian-pujian dalam Ibadah pun menggunakan lagu-lagu berbahasa Timor.
Pdt. Giri menyampaikan kotbahnya berdasarkan bacaan Alkitab dari Kejadian 8:1-22 yang berkisah tentang air bah surut. Jemaat diingatkan bahwa setelah manusia dihukum dengan air bah dan hanya Nabi Nuh sekeluarga yang selamat, Allah menyesal dan berjanji tidak akan membinasakan lagi segala yang hidup. Allah memperbaharui janjinya dengan mengatakan “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.”
Jemaat diingatkan agar memanfaatkan janji Allah dengan bekerja dengan ikhlas, rajin, tekun dan ulet. Sebab Allah akan menumbuhkan dan memberi hasil pertanian dan peternakan yang diusahakan oleh jemaat yang takut akan Tuhan. Jemaat tidak boleh hidup dengan mengambil sesuatu dari milik orang lain, entah mencuri hasil pertanian, ternak milik orang lain, atau melakukan korupsi.
Sementara refleksi dalam tata ibadahnya, Pendeta Jeni Daga-Bailao, mengajak jemaat bangga sebagai petani. Menjadi petani, katanya, bukan pekerjaan yang hina atau lebih rendah dari menjadi pegawai negeri atau lainnya. Dalam Alkitab, manusia mendapat tugas utama untuk mengolah tanah, mengolah bumi, dan memelihara ternak. Allah yang akan menumbuhkan tumbuhan dan melipatgandakan ternak.
“Allah berkomunikasi dengan manusia dalam bahasa petani dan peternak, dalam bentuk ungkapan “akulah pokok anggur”, “akulah gembala”, dan seterusnya. Ini membuktikan bahwa menjadi petani itu pekerjaan terhormat dan mulia.”
Menjelang akhir ibadah majelis jemaat melakukan lelang semua persembahan hasil panen dari jemaat. Semuanya terjual habis. Pendeta Jeni menyampaikan terima kasih kepada seluruh jemaat yang memiliki keikhlasan atas persembahan hasil pertanian dan peternakan mereka.
“Kami masih memiliki banyak persediaan persembahan jemaat berupa padi dan jagung di gudang gereja. Siapa yang berminat bisa menghubungi pendeta atau majelis jemaat. Terima kasih untuk semua pihak yang hadir dalam ibadah syukur panen, juga jemaat tamu yang ikut beribadah,” ungkap Pdt. Jeni Daga-Bailao.
Pdt Jeni Daga-Bailao, diperhadapkan sebagai pendeta di Jemaat Wilayah Karisin sejak 12 Maret 2017. Sebagai Jemaat Wilayah, Jemaat Efrata Karisin adalah jemaat induk , bersama dua jemaat lainnya, yakni GMIT Jemaat Getsemani Tapasap dan GMIT Jemaat Arit Fatukanutu.
Jemaat Karisin terletak di Desa Amabi Oefeto, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, memiliki wilayah pelayanan dalam tujuh rayon dengan 130 kepala keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 582 orang. Sedangkan Jemaat Getsemani memiliki lima rayon, dan Jemaat Arit ada empat rayon wilayah pelayaan. (paul bolla)