KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Setelah melewati proses pembangunan selama 2 tahun, gedung kantor Klasis GMIT Kota Kupang diresmikan. Kebaktian peresmian berlangsung pada Jumat, (24/8) pukul 16.00 petang, dipimpin Pdt. Emr. Semuel Victor Nitti.
Dalam refleksinya Pdt. Nitti mengajak jemaat dan semua pihak yang mengambil bagian dalam pembangunan kantor milik gereja ini agar tidak memuji diri sendiri sebagai yang paling berperan, melainkan belajar dari teladan Rasul Paulus yang merendahkan dirinya dan menganggap pekerjaan pelayanannya sebagai sebuah kesanggupan yang berasal dari Kristus sendiri.
“Gedung ini harus dipandang sebagai mujizat yang Allah kerjakan dari begitu banyak orang kecil dengan persembahan kecil. Kalau mereka semua hadir di sini para pemberi kolekte uang kecil itu pasti mengaku seperti Paulus. [Dengan diri kami sendiri, kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri. Tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah (2 Korintus 3:5-11)]. Sebagai sebuah mujizat, gedung ini tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk bermegah diri melainkan dengan rendah hati mengakui kemahakuasaan Allah. Biarlah Dia yang dimuliakan,” ujar Pdt. Nitti.
Dengan menelan biaya pembangunan sekitar 3 milyar rupiah, menurut Pdt. Nitti, kantor ini tidak hanya menjadi simbol kesaksian bahwa Tuhan sanggup mencukupkan kebutuhan umat-Nya dalam hal pembangunan fisik gedung tapi terlebih juga pembangunan pemanusiaan manusia. Namun, pada kenyataannya, banyak kali gereja lebih memberi perhatian pada pembangunan fisik dan terkesan mangkir dari upaya mendorong peningkatan kualitas kehidupan jemaat.
“Banyak pengalaman di jemaat-jemaat GMIT yang sedang bangun gereja, dana pembangunannya rata-rata di atas satu milyar, tapi uang di kas hanya 20 juta. Kalau kita tanya, kenapa uang kas sedikit tapi berani bangun gedung dengan nilai milyar? Jawabnya, Tuhan Maha Kaya. Tetapi begitu kita bilang sekolah-sekolah GMIT kekuarangan dana, apakah kita berani bilang Tuhan Maha Kaya juga? Saya catat hal ini di sini supaya gedung ini tidak menjadi ironi dari kemahacukupan Tuhan. Seolah-olah Tuhan hanya Maha Cukup untuk mencukupkan kebutuhan warga GMIT di Kota Kupang untuk membangun gedung, sedangkan Tuhan menjadi Tuhan yang tidak Maha Cukup untuk mencukupkan gerejanya dengan daya dan dana untuk menyelenggarakan pelayanan pemanusiaan,” kritik Pdt. Nitti.
Kantor Klasis Kota Kupang dibangun dengan tipe dua lantai dengan luas bangunan sekitar 315 m2 berlokasi di jalan R.A. Kartini, kelurahan Kelapa Lima. Cosmas Lay, ketua panitia pembangunan mengatakan saat ini pembangunan masih dilanjutkan untuk pagar tembok sepanjang 142 meter dan paving block.
Hadir dalam kebaktian peresmian ini, Asisten 1 Kota Kupang, Yos Rera Beka, mewakili Walikota Kupang, Ketua Klasis Kota Kupang, Pdt. Elyanor Manu-Nalle dan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon.
Dalam suara gembalanya, Ketua MS GMIT berharap kantor ini menjadi ruang belajar bersama para pelayan di Klasis Kota Kupang.
“Kiranya tempat ini menjadi ruang belajar bersama teman-teman presbiter melayani dalam konteks masyarakat urban. Menemukan dengan tepat tantangan-tantangan yang ada dan merencanakan dengan pimpinan Roh Kudus bentuk-bentuk pelayanan yang dapat memastikan bahwa kita menghadirkan apa yang Tuhan inginkan bagi gerejanya.
Pada kesempatan ini Ketua Klasis Kota Kupang, menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Pemerintah Kota Kupang yang memberikan lahan untuk pembangunan kantor klasis, juga ucapan terima kasih kepada Keluarga drh. Agus Bale yang mempersembahkan rumahnya secara cuma-cuma untuk dijadikan kantor klasis selama 6 tahun yang berlokasi di belakang Gereja GMIT Kota Baru, juga kepada panitia serta seluruh jemaat di Kota Kupang dan para donatur yang telah berpartisipasi dalam proses pembangunan kantor ini hingga selesai. ***