Anggota GMIT di Amanuban Timur Terima Bantuan Diakonia 60 Unit Rumah dan Sumur Bor

Mauleum-Amanuban Timur, www.sinodegmi.or.id,  Menyikapi kondisi sosial-ekonomi dan relasi antar umat beragama di Klasis Amanuban Timur, Majelis Sinode GMIT melalui Badan Pelayanan terkait menyerahkan bantuan diakonia kepada warga di tiga mata jemaat dan 2 pos pelayanan (Pospel) setempat.

Bantuan tersebut berupa 60 unit rumah (2 sudah selesai dibangun, 58 dalam proses pembangunan), 1 unit proyektor, sumur bor, beasiswa kepada 115 siswa SD dan SMP masing-masing 75 ribu dan 100 ribu rupiah per bulan, TRK (Tambahan Ruang kelas) di Desa Silu yang bernaung dibawah SD GMIT Toi, serta pendampingan dan pemberdayaan ekonomi jemaat oleh Komunitas Pendeta Suka Tani (Kompastani) GMIT.

Maria Nenoliu, menyampaikan terima kasih atas bantua rumah yang diterimanya. “Rumah saya berada di kampung Quran. Tetangga saya semua sudah punya bantuan rumah Quran sejak tahun lalu. Saya bertahan dengan rumah daun. Biarpun saya susah tapi saya cinta Tuhan Yesus,” ujar Maria.

Acara penyerahan bantuan berlangsung pada (12/10) di Jemaat GMIT Anugerah Mauleum dihadiri Wakil Ketua MS GMIT Pdt. Agustina Litelnoni.

“Kami berharap bantuan-bantuan ini tidak membuat kita menjadi anggota gereja yang tidak bekerja lagi. Kita hanya menunggu bantuan. Jadikan ini sebagai alat untuk mendorong kembali kehidupan rohani sekaligus kehidupan ekonomi kita,” jelas Pdt. Tin saat menyampaikan suara gembala.

Musa Nenokeba, mewakili seluruh jemaat penerima diakonia, menyatakan rasa haru dan bahagia mendapat perhatian dari sesama warga GMIT lainnya.

“Kami sangat berbahagia, hari ini kami merasa bahwa ternyata kami juga adalah bagian dari Gereja Masehi Injili di Timor. Kami sangat terharu dengan perhatian Majelis Sinode GMIT. Kami hampir saja tenggelam dalam pergumulan kami hingga Bapak-Ibu datang menyelamatkan kami. Kami sebagai orang tua dari 115 anak, mengucapkan terima kasih. Selama ini kami merasa malu dengan ejekan saudara-saudara kami yang mengatakan bahwa Tuhan kami, Tuhan Yesus, miskin karena tidak bisa menolong kami keluar dari pergumulan kami. Tapi hari ini Tuhan menyatakan bahwa ternyata Tuhan Yesus tidak meninggalkan kami,” ungkap Musa.

Bantuan beasiswa yang diberikan tidak hanya untuk anak-anak GMIT melainkan juga kepada sejumlah anak yang beragama Katolik.

“Kami memasukan 7 orang siswa Katolik dalam daftar beasiswa karena menurut kami kasih Tuhan Yesus itu untuk semua orang. Kami menerima siswa beragama lain bersekolah di sekolah kami bahkan memberikan beasiswa tanpa meminta mereka untuk pindah agama,” ujar Eneas Nenoliu, Kepala Sekolah SD GMIT Tenlinu.

Selain Wakil Ketua MS, hadir pula dalam kegiatan ini Sekretaris dan Wakil Sekretaris MS GMIT serta Tim Kemanusiaan Sinode GMIT terdiri dari, Robert Fanggidae, Des Pila Padja, Rozalie, Pdt. Em. Mauren Djaranyoera, Pdt. Markus Leonupun, Pdt. Maria Litelnoni-Johannes, Pdt. Yaksih Nuban Timo, Pdt. Soleman Uli Lony, Pdt. Emr. Semuel V. Nitti, dan Pdt. Anton Angkow dari Sinode Gereja Kristen Oikumene Indonesia (GKOI) yang mendukung pengadaan sumur bor. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *