KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Senin, 8 April 2019 menjadi peristiwa bersejarah bagi Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) khususnya Jemaat Benyamin Oebufu-Kupang. Siapa sangka, Presiden RI Indonesia Ir. Joko Widodo berkenan mengunjungi jemaat ini.
Menurut jadwal, Jokowi yang sedang maju menjadi calon presiden pada Pemilu 17 April mendatang, akan berkampanye terlebih dahulu di Lapangan Sitarda Lasiana, namun tiba-tiba beredar kabar bahwa ia memilih mendahulukan kunjungan ke warga jemaat Benyamin Oebufu.
Presiden bersama ibu negara tiba pukul 12:30, lebih awal dari jadwal semula pukul 14:30. Turun dari mobil, Jokowi langsung diserbu warga yang sudah menunggu sejak pagi. Panas terik dan ketatnya pengawalan Paspampres, tak menyurutkan antusias warga mendekati orang nomer satu di Indonesia ini untuk sekadar berfoto selfi.
Didampingi gubernur NTT, Viktor Laiskodat, Presiden bersama rombongan langsung memasuki halaman gereja yang sedang menggelar pameran panganan lokal dan kerajinan.
Presiden dan ibu Iriana menyalami satu persatu warga yang berdesak-desakan ingin melihat langsung wajah presiden mereka. Beberapa kali Jokowi melayani permintaan warga yang ingin berfoto selfi.
Usai mengunjungi semua stand Usaha Kecil Menengah (UKM) di halaman gereja, presiden dan rombongan langsung melanjutkan perjalanan.
Tepat pukul 16.00 atau tiga setengah jam setelah kunjungan itu, Presiden Jokowi Widodo melalui laman Facebooknya menulis pengalaman kunjungannya, “…Kemeriahan ini makin lengkap dengan kehadiran lapak-lapak UMKM yang memamerkan aneka kerajinan, kain tenun khas NTT sampai makanan khas setempat. Terima kasih NTT,” tulis Jokowi.
Kendati kunjungan ini hanya sekitar 5 menit namun sangat berkesan bagi Jemaat Benyamin Oebufu. Katerina Thio-Dale (57), yang menjajakan sate ayam dan sambal goreng, mengaku terharu dan menangis bisa berjabatan tangan dengan presidennya.
“Saya sangat terharu dan menangis bisa pegang tangan Bapak Jokowi. Saya orang kecil tapi bisa pegang tangan Bapak Presiden itu seperti saya pegang tangan Tuhan,” ungkap Mama Katarina.
Mama Katarina hanyalah salah satu dari ribuan bahkan jutaan orang kecil yang merindukan perhatian pemerintah bahkan gereja agar tungku di dapur mereka bisa terus mengepul asap setiap hari.
“Kalau seandainya saya dapat kesempatan bicara dengan Pak Jokowi, saya mau sampaikan bahwa saya tidak tamat SD, suami saya hanya sopir dan sakit-sakitan, tapi saya bisa sekolahkan 4 anak kami sampai sarjana. Saya hanya mau minta pemerintah bantu kami dengan modal usaha supaya kami bisa berusaha,” ujarnya berharap.
Jemaat GMIT Benyamin Oebufu yang memiliki 499 Kepala Keluarga atau 2.811 jiwa kini berfokus pada pemberdayaan ekonomi warga. Mereka secara kreatif memanfaatkan momentum perayaan Paskah dengan menggelar kegiatan-kegiatan yang mendorong peningkatan ekonomi jemaat, seperti pameran kerajinan tangan dan makanan lokal seperti, bakso marungga, kopi dan teh marungga, sate, daging se’i, jus sari pisang, aneka kripik, kue cucur, jagung bose, dan puluhan panganan lainnya.
Ketua Majelis Jemaat setempat, Pdt. Samuel Pandie menyatakan rasa bangga dan sukacita atas kunjungan presiden ini. Ia berharap kunjungan ini memacu semangat pemberdayaan ekonomi jemaat. Mereka bahkan bermimpi punya star up dalam waktu dekat.
“Kita bersyukur dan bangga karena Pak Jokowi mau melihat usaha-usaha kecil dari masyarakat kecil. Kehadiran Pak Presiden ini memberi semangat bagi kami untuk sebuah mimpi besar di mana jemaat Benyamin Oebufu mau meluncurkan sebuah star up seperti Bukalapak. Infrastrukturnya sedang kami siapkan. Kami optimis jemaat Benyamin bisa kerjakan ini karena sekarang kami sudah punya 40 ribu UKM di NTT yang nanti bersama pemerintah kami dampingi dan akan menjadi bagian dari star up yang kami beri nama Jemart (Jemaat Mart),” kata Pdt. Samuel. ***