KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Kemarin saya memposting status saya tentang Palangka Raya sebagai yang cocok untuk ibu kota. Mengapa?
Kota itu atau pulau Kalimantan pada umumnya berada di luar “ring of fire”. Itu berarti bahwa kemungkinan adanya bahaya karena letusan gunung berapi tidak ada. Gempa bumi, baik vulkanik maupun tektonik tidak ada atau sangat-sangat kecil. Kalimantan juga sangat jarang atau hampir tidak ada bahaya tanah longsor. Memang dalam beberapa tahun terakhir ini ada gangguan asap, tetapi itu adalah petaka buatan manusia sendiri. Sebagai demikian, tidak terlalu sulit untuk mengatasinya.
Mengapa Palangka Raya? Karena kota ini sudah didesign oleh Bung Karno sendiri. Kota ini adalah sungguh-sungguh kota yang baru, muncul di tengah hutan dibandingkan misalnya dengan Banjarmasin (ibu kota Propensi Kalimantan dulu) atau Balikpapan (kota minyak). Konon, ketika Bung Karno mencari calon ibu kota yang persis berada di tengah-tengah Indonesia, beliau menghitungnya secara matematis. Ingat, Bung Karno adalah seorang insinyur sipil. Maka ia menemukan sebuah titik di pulau Kalimantan yang bernama Palangka Raya. Titik itu bukan kota, melainkan sebuah kampung kecil saja.
Menurut informasi Bung Karno sendiri mendesign kota itu. Konon, designnya mirip-mirip dengan Washington DC ibu kota Amerika Serikat. Jalannya lebar-lebar, ada avenue yang representatip, dan seterusnya. Jaraknya dari Jakarta juga tidak terlalu jauh, hanya satu jam penerbangan.
Dengan mempertimbangkan hal-hal ini, maka menurut saya sangat masuk akal apabila Palangka Raya ditetapkan sebagai Ibu Kota yang baru dari Republik Indonesia. Merdeka! ***