KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Pekan ini, Posko Tim Tanggap Bencana Siklon Seroja (TTBSS) Majelis Sinode GMIT akan mendistribusikan 1000-an nyiru bagi korban bencana Seroja.
Bantuan nyiru diutamakan untuk para korban banjir atau longsor yang kehilangan perabot rumah tangga di wilayah Klasis Kupang Timur, Kota Kupang Timur, Kota Kupang, Kupang Tengah, Semau, Malaka, Amarasi dan Amanuban Selatan.
Sebanyak 800 nyiru dikerjakan oleh kaum perempuan GMIT dari lima Jemaat di Pulau Pura, Kabupaten Alor, yakni; Jemaat Elim Dadibira, Maranatha Lamarahing, Ebenhaezer Apuri, Tiberias Malal dan Betel Pulateli.
Sarah Wenigomang (50 tahun), salah satu dari 23 orang Kaum Perempuan GMIT Elim Dadibira yang dilibatkan dalam aksi bantuan 1000 nyiru ini bersyukur oleh sebab menurutnya sangat membantu usaha kerajinan yang mereka geluti.
“Satu minggu setelah bencana, kami kumpul nyiru dan antar kasi saudara-saudara kami yang kena bencana longsor di Jemaat Imanuel Adiabang-Pantar. Jadi, kami senang sekali, bisa bantu mereka. Tetapi juga, baru-baru ini Bapak Ketua Klasis sampaikan bawa Sinode GMIT mau beli kami punya nyiru untuk kirim ke Timor dengan harga 10 ribu rupiah per buah, jadi kami senang dengan pelayanan ini,” kata Sarah yang mengaku mendapat jatah 25 buah nyiru.
Ungkapan syukur serupa juga disampaikan Eyodia Pulamau (59 tahun), warga Jemaat GMIT Betel Pulateli.
“Mama-mama di Jemaat Pulateli punya mata pencaharian utama dari anyaman daun lontar. Kami anyam nyiru, sampul alkitab, topi dan tas HP. Jadi kami bersyukur, melalui kegiatan ini kami mendapat penghasilan sekaligus bisa bantu saudara-saudara kami yang kena bencana.”
Ketua Majelis Klasis Alor Barat Laut, Pdt. Simon Petrus Amung mengatakan selain 800 buah nyiru yang dipesan, pihaknya menyumbang 163 buah sehingga total yang dikirim kepada Posko TTBSS MS GMIT sebanyak 963 nyiru.
Minggu pertama pasca Seroja, lanjut Pdt. Amung, Jemaat Ebenhaezer Apuri, Jemaat Melati, dan Jemaat Elim Dadibira juga telah menyumbang 256 buah nyiru untuk jemaat-jemaat yang terdampak bencana di Alor-Tribuana.
Dengan demikian dalam sebulan terakhir Jemaat-Jemaat di Pura telah mengirim 1.214 nyiru ke berbagai wilayah terdampak bencana. Ia berharap melalui kerja sama dan sharing sumber daya lintas jemaat dan klasis ini dapat meningkatkan ekonomi jemaat khususnya kaum perempuan di Pulau Pura.
Untuk tujuan yang sama, Posko TTBSS MS GMIT juga memesan 200 buah nyiru dari Kaum Perempuan GMIT Jemaat Via Dolorosa Bileno Klasis Kupang Timur, Desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto.
Aprenci Finit (42 tahun), warga setempat mengaku penghasilan dari menjual nyiru menurun sejak bencana Seroja namun ia bersyukur mendapat pesanan dari Posko GMIT.
“Saya senang dapat berita dari Ibu Pendeta Nova bahwa kami dapat kesempatan untuk membuat 200 nyiru dengan harga 10 ribu rupiah per buah. Saya sudah buat 20 buah. Jadi, terima kasih banyak untuk Sinode GMIT yang sudah beli nyiru dari kami.”
Program pengadaan 1.000 nyiru untuk korban bencana Seroja di wilayah pelayanan GMIT ini, terbilang unik oleh sebab dibuat dari daun lontar yang ramah lingkungan.
Pdt. Dr. Mery Kolimon, menyampaikan terima kasih kepada keluarga Purba di Belanda yang memberikan dukungan dana untuk Gerakan 1.000 nyiru ini.
“Kami Majelis Sinode GMIT mengucapkan limpah terima kasih kepada keluarga Purba dan kawan-kawan di Belanda yang telah membantu Tim Tanggap Bencana Seroja GMIT untuk pengadaan nyiru bagi korban bencana Seroja di wilayah pelayanan GMIT, khususnya yang rumah-rumah mereka hanyut terbawa banjir dan longsor. Tuhan kiranya memberkati kebaikan hati keluarga Purba dan rekan-rekan.”
Selaku Ketua Tim Tanggap Bencana sekaligus Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Mery juga berterima kasih kepada ibu-ibu dan pemuda-pemudi di jemaat-jemaat di Klasis Alor Barat Laut dan Kupang Timur yang membantu menyediakannya. ***