GPI Adakan Pelatihan Penggerak Komunitas Untuk Kesetaraan Keadilan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Jakarta, www.sinode.gmit.or.id, Gereja Protestan di Indonesia (GPI) bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia melaksanakan kegiatan Pelatihan Penggerak Komunitas Untuk Kesetaraan Keadilan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan.

Kegiatan ini berlangsung secara online pada 18-19 November 2021 untuk wilayah Indonesia Barat sedangkan untuk wilayah Tengah dan Timur akan dilaksanakan pada 22-26 November mendatang.

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum Gereja Protestan Indonesia, Pdt. Drs. Rudy Ririhena, M.Si menyampaikan bahwa GPI mendukung upaya membangun dunia yang setara dimulai dari keluarga dan gereja.

Mengutip Kejadian 2:18, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”, Pdt. Ririhena menegaskan bahwa membangun dunia yang setara adalah bagian penting dari upaya memuliakan kehidupan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.

Deputi KG-KPPPA, Dra. Lenny Rosalien, M.Sc, dalam materinya menjelaskan bahwa implementasi Inpres No.9 Tahun 2000 memerintahkan kepada seluruh Kementerian dan lembaga non kementerian (K/L), Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan.

Selain komitmen dan kebijakan nasional ini, pemerintah Indonesia adalah salah satu dari ratusan negara anggota PBB yang berkomitmen untuk mencapai target Sustainable Development Goals 2030 dengan prinsip no one left behind. Hal ini berarti bahwa proses dan manfaat pembangunan harus inklusif dan dapat diikuti serta dinikmati oleh semua kelompok masyarakat dan individu WNI, terutama oleh mereka yang rentan mengalami diskriminasi dan kekerasan.

Masyarakat juga memiliki tanggungjawab dan peran kunci dalam mensukseskan pencapaian tujuan pembangunan bidang Kesetaraan dan Keadlian Gender serta Pemberdayaan Perempuan (KKG-PP). Karena dimensi sosial-budaya yang sangat kental maka diperlukan partisipasi aktif dan intensif aktor kunci bidang sosial-budaya dalam masyarakat untuk memastikan keberhasilan pembangunan bidang KKG-PP.

Untuk memastikan terjadinya proses PUG yang intensif dan efektif oleh lembaga dan komunitas sosial-budaya diperlukan adanya individu-individu penggerak yang memahami seluk beluk KKG-PP serta trampil dalam memfasilitasi proses PUG dan PP dalam lembaga dan komunitas hingga di tingkat lokal.

Namun pemerintah dan kelompok-kelompok pemerhati isu KKG-PP mengakui bahwa bahwa jumlah sumber daya insani yang dimaksud masih belum memadai sehingga diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan K/L dan lembaga masyarakat yang memiliki SDM hingga di tingkat desa, seperti PLKB, TP PKK, Fatayat NU, GPI dan lainnya.

Fasillitator kegiatan, Pdt. Dr. Sylvana Apituley, M.Th. menyampaikan bahwa dalam realitas kehidupan bergereja saat ini, gereja tidak bisa tidak harus membangun sinergi dengan berbagai lembaga dan wadah yang lain dalam upaya membangun dunia yang setara bagi kaum laki-laki dan perempuan.

Rencananya, kegiatan untuk wilayah Timur akan diadakan pada 25-26 November 2021 dengan menghadirkan beberapa narasumber dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, PERUATI, Sinode Am GPI, termasuk Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon yang akan menyampaikan materi tentang KKG-PP dalam Pengalaman dan Perspektif Teologis GMIT. *** (Pdt. Daud Pandie)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *