KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Persidangan Majelis Sinode GMIT XLIX yang dilaksanakan pada pekan lalu, 20-25 Februari 2022, menghasilkan sejumlah keputusan. Salah satunya adalah pesan sidang.
Pesan sidang tersebut memotret sejumlah isu lokal dan global yang diharapkan menjadi perhatian dalam pelayanan GMIT.
Berikut kutipannya:
Kepada yang terhormat, segenap anggota Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) di mana saja berada.
Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Segala puji dan syukur dinaikkan kepada Tuhan atas kasih dan penyertaanNya bagi kita dalam persidangan Majelis Sinode GMIT XLIX tahun 2022. Persidangan ini diselenggarakan secara campuran antara tatap muka dan online dalam situasi yang tidak ideal di tengah meningkatnya penyebaran Covid-19 varian Omicron. Persidangan telah dilaksanakan di Aula GMIT Center sejak hari Minggu, 20 s.d. Jumat 25 Februari 2022. Persidangan dilaksanakan dengan arahan tema: “Roh Tuhan Menjadikan dan Membaharui Segenap Ciptaan” (Maz. 104: 30) dan sub tema: “Dengan Kuasa Roh Kudus Kita Bangkit Dari Dampak Bancana” (Band. Roma 8:10, 11).
Sub tema tahun 2022 ini lahir dari refleksi kita bergereja di tengah pandemi Covid-19 dan badai Seroja. Di tengah situasi kahar/force majeure, yaitu keadaan di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan, sub tema ini menjadi kekuatan bagi gereja untuk merawat kehidupan dan menjadi gereja yang lentur serta memiliki daya lenting sebagai sebuah persekutuan untuk bangkit dari dampak bencana. Melalui Persidangan Majelis Sinode GMIT XLIX tahun 2022 kami menyampaikan pesan sidang kepada segenap jemaat GMIT sebagai berikut:
1. Roh Tuhan memimpin gerejaNya bangkit dari dampak bencana. Sidang ini diselenggarakan dengan rasa syukur yang besar. Saat ini dunia sedang dilanda krisis karena bencana berlapis, yakni pandemi Covid-19 dan masalah perubahan iklim secara ekstrem baik secara global maupun local, GMIT sungguh mengalami kasih dan pemeliharaan Tuhan. Untuk itu gereja sebagai persekutuan orang percaya perlu terus menjadi berkat bagi dunia. Kami mendorong jemaat-jemaat memperhatikan beberapa hal:
a. Gereja tetap berkomitmen untuk berpihak kepada kehidupan dengan tanggung jawab merawat tubuh dan kehidupan bersama. Untuk itu kami tetap mengimbau segenap anggota jemaat menaati protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya pencegahan Covid-19 serta menyaring setiap informasi agar kita tidak termakan berita-berita hoax/bohong.
b. La Nina dan dampaknya bagi NTT. Kita mengalami curah hujan yang sangat banyak akibat anomali iklim global. Banyak wilayah GMIT yang mengalami banjir, tanah longsor dan dampak bencana lainnya. Karena itu jemaat-jemaat GMIT perlu membangun sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di daerah rawan bencana dan berbagi sumber daya untuk tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Budaya sadar kebencanaan harus dibangun oleh setiap warga dalam kerja sama dengan berbagai pihak dalam perjuangan bersama untuk merawat bumi sebagai sacramentum Allah. Maksudnya bumi menjadi tanda rahmat Tuhan yang memelihara hidup manusia dan kita semua terpanggil untuk berdoa dan bekerja bagi pemulihan kehidupan yang berkelanjutan.
2. Bergumul dengan kemiskinan di tengah kelimpahan sumber daya alam. GMIT hari ini khususnya di provinsi NTT tercatat sebagai salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Predikat ini menggugat nurani dan kepekaan kita untuk ada bersama-sama dengan pemerintah maupun lembaga non pemerintah lainnya dalam upaya pengentasan kemiskinan. Karena itu kepada segenap jemaat GMIT perlu membangun sinergi dan kolaborasi dengan mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki dan membantu anggota-anggota jemaat kita keluar dari kemiskinan ekstrem.
3. Stunting sebagai salah satu tantangan pelayanan GMIT. Terkait hal ini kami mendorong agar segenap orang tua memberi perhatian pada 1000 HPK (hari pertama kehidupan) dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing agar tersedia bahan-bahan makanan untuk menopang asupan gizi yang cukup dalam keluarga. Selain itu gereja juga perlu memberikan edukasi dengan memasukan materi tentang gizi dan stunting dalam penggembalaan pra nikah, ibadah-ibadah pemuda, ibadah rumah tangga, maupun dalam kegiatan perempuan GMIT dan kaum bapak.
4. Mendukung pendidikan GMIT yang berkualitas. Persidangan ini menyampaikan terima kasih atas dukungan jemaat-jemaat yang telah berkontribusi melalui persembahan dana 2 % pendidikan. Terhadap antusiasme jemaat ini maka persidangan mendorong Badan Pendidikan GMIT dan Yayasan Pendidikan Kristen untuk bersinergi dan berkolaborasi bersama jemaat dan klasis dalam meningkatkan mutu pendidikan Kristen dengan ciri Kristiani.
5. Keadaban publik. Sebagai bagian dari bangsa ini, GMIT memiliki tugas memperkuat kehidupan yang berkeadaban.
Dalam hubungan dengan itu beberapa hal menjadi perhatian:
a. Terkait meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk kekerasan seksual, persidangan ini mendorong upaya pencegahan, penegakan hukum terhadap para pelaku kekerasan, dan pemulihan korban. Untuk itu, GMIT perlu secara serius melakukan pendidikan budipekerti yang mencakup teologi tubuh dan seksualitas bagi segenap anggota jemaat.
b. Perlunya pendidikan politik bagi anggota gereja dan pemimpin gereja secara khusus dalam menghadapi suksesi kepemimpinan, baik secara internal di GMIT maupun terkait pemilihan pemimpin di masyarakat.
c. Membangun keadaban publik di ruang-ruang virtual melalui literasi digital sebagai kesaksian dan partisipasi gereja dalam mewujudkan masyarakat yang beradab. Untuk itu para pelaku pelayan gerejawi mesti menjadi contoh.
6. Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN). Berkaitan dengan pemindahan IKN yang telah diputuskan bersama Pemerintah RI maka persidangan ini mengajak semua anggota GMIT mendoakan proses pemindahan IKN tersebut dengan tidak termakan berbagai isu yang menyesatkan.
7. Penguatan ajaran GMIT untuk mencegah upaya-upaya dari pihak luar yang ingin merongrong keutuhan persekutaan jemaat. Untuk itu kami meminta segenap anggota jemaat dan para pelaku pelayanan untuk setia merawat dan melaksanakan setiap ajaran dan keputusan sesuai dengan Tata GMIT. Dalam konteks masyarakat majemuk di mana sering terjadi bujukan pindah agama/aliran/denominasi dengan janji tertentu (proselitisme), maka peran pastoral kepada jemaatjemaat oleh para pendeta menjadi penting.
8. Mendorong jemaat-jemaat GMIT untuk turut berkontribusi dalam doa dan dana demi suksesnya persidangan Sinode GMIT XXXV tahun 2023.
9. Di Bulan Oktober tahun 2022 ini kita akan merayakan HUT GMIT ke-75, yaitu ulang tahun berlian. HUT Berlian menjadi momen merayakan kemuliaan kasih Allah dalam kehidupan GMIT. Kami mendorong jemaat -jemaat dan klasis-klasis di GMIT untuk merayakan HUT Berlian GMIT secara sederhana namun bermakna untuk menyaksikan kemuliaan kasih Allah bagi kita.
10. Persidangan diselenggarakan dalam ketegangan dunia akibat serangan Rusia terhadap Ukraina. Kita berdoa bagi kedua bangsa yang berperang dan pemimpin-pemimpin dunia agar Tuhan menganugerahkan kebijaksanaan yang menuntun pada perdamaian.
11. Kami mengharapkan anggota-anggota GMIT terutama para pelaku pelayanan GMIT melaksanakan dengan sungguh-sungguh keputusan-keputusan Persidangan Majelis Sinode GMIT XLIX dalam tuntunan Allah Tritunggal. Demikian Pesan Sidang Majelis Sinode XLIX Tahun 2022. Dalam semangat untuk bangkit dan berpulih dari dampak bencana mari kita saling mendoakan dan terus berefleksi tentang kasih dan kemurahan Tuhan melintasi situasi sulit ini. Tuhan memberkati.
Majelis Sinode GMIT
Ketua, ttd. Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon | Sekretaris, ttd. Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th. |