KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Lima orang pendeta GMIT dan satu orang calon vikaris dikabarkan selamat dalam peristiwa terbakarnya kapal cepat express Cantika 77 rute Kupang-Alor, Senin, (24/10), sekitar pukul 13.00 wita di sekitar perairan Naikliu, Amfoang, Kabupaten Kupang, NTT.
Mereka yang selamat antara lain: Pdt. Debora Seo, Pdt. Tomi Kapitan, Pdt. Novi Neonufa, Pdt. Nova Leoanak, Pdt. Juliana Kota dan Loni Lada (calon vikaris). Kelima pendeta melayani di Alor.
Para korban telah dievakuasi oleh tim penyelamat dari lokasi kejadian sejak kemarin sore.
Hingga tengah malam Selasa, (25/10,) para korban selamat ditampung di gedung terminal Pelabuhan Ferry Naikliu.
Salah satu korban selamat, Pdt. Debora Seo, mengaku terseret arus selama kurang lebih 3 jam sebelum speed boat Tim SAR tiba.
“Kami tiga orang berpegangan tangan dan terapung-apung selama kurang lebih tiga jam di dalam laut. Saya dan satu orang teman perempuan, dan satu orang laki-laki yang bisa berenang,” kisah Pdt. Debora.
Pendeta yang melayani di Klasis Alor Tengah Selatan ini, mengalami luka bakar di wajah dan tangan kanan. Ia menduga luka tersebut akibat asap panas.
“Saya mengalami luka bakar di muka dan tangan kanan mungkin karena asap dan panas yang masuk ke dalam kapal.”
Saat kejadian, ia berada di ruang A deretan kursi paling belakang. Ia juga mengaku para penumpang kesulitan keluar dari ruangan kapal karena pintu dan tangga yang sempit. Saat ini ia telah mendapat perawatan medis.
Sedangkan Pdt. Juliana Kota yang diselamatkan oleh tim penyelamat lainnya, dievakuasi ke Kupang, dalam kondisi sehat. Semalam ia sempat mendapat perawatan di RSUD Prof. W.Z Johannes Kupang, dan sudah diperkenankan pulang.
Pdt. Anna Salukfeto, Ketua Majelis Jemaat Imanuel Naikliu mengatakan, jemaat setempat telah menyediakan pakaian dan makanan bagi para korban yang dievakuasi di Naikliu. ***