Seorang Pria Panjat dan Bermalam di Atas Tower Radio Suara Kasih GMIT Setinggi 64 Meter

Agustinus Woro (61), memanjat dan bersembunyi di atas tower Radio Suara Kasih 89,3 FM

www.sinodegmit.or.id, Seorang pria diketahui memanjat tower Radio Suara Kasih 89,3 FM yang berlokasi di kompleks Kantor Majelis Sinode GMIT. Diduga, ia berulah menaiki tower setinggi 64 meter tersebut sejak dini hari, Selasa, (8/8). Namun baru diketahui sekitar pukul 16.00 wita. Aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di lokasi kejadian sejak pukul 17.00 wita. Namun, hingga pukul 23.00 Wita, pria tersebut belum mau turun.

Direktur Radio Suara Kasih, Pdt. Irwan Matoneng mengungkapkan, sekitar pukul 08.00 Wita, saat ia tiba di studio, salah seorang pegawai kantor sinode GMIT memberitahu bahwa ia menemukan sebuah spanduk yang diikat di dasar tiang tower. Spanduk itu bertuliskan, “HUT Proklamasi ke-78. Mahswa/anak2 sekolah TNI/POLRI bersama Jokowi bersatu lawan genosida sontoloyo anjing2 asing.”

Spanduk dengan tulisan serupa serta sebuah bendera merah putih juga terpasang di atas puncak tower dengan kondisi melilit tiang tower. Bendera lainnya diikat pada tiang penangkal petir. Terlihat juga pada beberapa foto jarak jauh, tampak pula sebuah dudukan terbuat dari tiga-empat bilah kayu usuk, sebuah tas warna hitam berlogo Pancasila, dan sebuah benda mirip kamera DSLR. Namun, tidak terlihat sama sekali sosok manusia di atas tower.

“Kita tidak yang tahu ada orang di atas tower. Nanti sekitar jam empat sore ini baru, Jimi, salah satu staf radio kami memanjat tower untuk memastikan keadaan peralatan, barulah ia melilihat sosok seorang pria memandang ke arahnya. Karena takut, Jimi turun dan melaporkan kejadian itu ke saya,” kata Pdt. Irwan.

Tim Basarnas Kupang bersiap memanjat tower untuk bernegosiasi dengan pelaku.

Laporan itu, kata Pdt. Irwan, diteruskan kepada pihak kepolisian dan Basarnas Kupang. Tim Basarnas sekitar 10 orang dipimpin Kepala Seksi Operasi, Muhdar, tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 19.00 Wita. Setelah melakukan observasi, dua anggota Basarnas memanjat tower untuk bernegosiasi dengan pelaku.

Salah satu petugas berhasil mendekati pelaku dan berkomunikasi dengannya. Ia mengaku bernama Agustinus Woro, berusia 61 tahun, Ketua LSM “AJAR”, beralamat di kampung wisata budaya Maghilewa, desa Inerie, kab. Ngada-Flores, NTT.

Saat diminta turun dari tower oleh petugas, ia menolak. Namun, berjanji akan turun pada besok, Rabu, 9/8, pukul 09.00 wita. Ia hanya menitipkan tiga buah surat, masing-masing ditujukan kepada Kapolres Kupang Kota, Kepala Cabang Bank Bukopin NTT, dan satu surat bertuliskan,”tlg [tolong] Pimp [pimpinan] Sinode GMIT pertemukan saya dengan Kapolda NTT dan Danrem 161/Wirasakti.”

Petugas Basarnas menunjukan tiga buah surat yang dititipkan pelaku.

Menurut petugas, Agustinus membuat dudukan kecil dan sempit di puncak tower dengan beberapa bilah kayu usuk, dan menutupnya dengan kain spanduk untuk berlindung dari tiupan angin dan panas matahari. Ia duduk dengan posisi menyilang kaki dan kedua tangan memeluk tower.

Karena menolak turun dari tower, petugas Basarnas terpaksa meninggalkan pelaku sambil melakukan pengawasan di sekitar lokasi.                      

Rupanya pelaku sudah berkali-kali melakukan tindakan serupa sejak tahun 2013. Terakhir, ia memanjat papan reklame yang berlokasi di depan Makorem 161/Wirasakti pada akhir Juni lalu. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *