Pawai Kaum Bapak GMIT sekaligus Kampanye Isu Sosial dan Hasil Pangan Lokal

Foto: Emliyati R.W. Lodang

KUPANG,www.sinodegmit.or.id, Pengurus Kaum Bapak Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) merayakan Bulan Budaya dan Hari  Pentakosta tahun 2024, sekaligus mengkampanyekan anti kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang, hasil pangan lokal dan peduli sampah, di Jemaat Lanud El Tari Kupang, Klasis Kota Kupang Timur, pada Kamis dan Jumat (23-24/5).

Perayaan tersebut dilaksanakan dibawah tema “Roh Kudus memampukan Gereja bersaksi tentang Keadilan dan Damai Sejahtera”. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam perayaan tersebut yakni Malam puji-pujian dan pentas budaya, pawai budaya, dan ibadah syukur.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 37 Peserta perutusan dari Klasis-klasis di GMIT, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Forum Komunikasi Kota Kupang, perwakilan Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui, Komunitas Jawa Kristen Kupang, dan beberapa Komunitas lain dari kota Kupang dan sekitarnya. Hadir juga Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Wenyi, Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol. Aldinan Manurung, Kanwil Kementrian Agama Propinsi NTT, para Ketua Majelis Klasis (KMK), Para Pendeta GMIT, Pengurus Kaum Bapa Sinode GMIT, Unit Pembantu Pelayanan (UPP) Perempuan GMIT, Pemuda dan PAR.

Setiap Kendaaraan roda dua dan empat dihiasi dengan beragam atribut budaya seperti kain tenunan, rumah tradisional, dan hasil pangan lokal seperti pisang, jagung, ubi, kelapa dan pinang. Hasil pangan lokal tersebut dibawa ke Gereja Lanud El Tari Kupang sebagai tanda syukur panen, untuk dilelang. Para peserta berkumpul di halaman depan GMIT Center Kupang, dan prosesi pelepasan diawali dengan tarian dan natoni(tuturan adat) oleh peserta Kaum Bapak dari Jemaat Betel Sonraen, Klasis Amarasi Selatan. Selanjutnya pawai dimulai dengan tanda pelepasan burung Merpati dan balon udara oleh Sekretaris Sinode GMIT, Kapolresta Kupang Kota dan Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT.

Rute pawai dimulai dari GMIT Center Kupang, melewati Transmart, Gor Oepoi, Gereja Maranatha Oebufu, TDM, Budaran PU, Pulau Indah, wilayah Oesapa, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Gereja Marturia Oesapa Selatan, Jl. Bumi Liliba, SD Inpres Liliba, Gereja Bait El Naimata, Paroki St. Petrus Penfui, dan finish di GMIT Lanud El Tari Kupang.

Di setiap titik persinggahan, dilaksanakan atraksi penyerahan lentera oleh Kaum Bapak sebagai simbol api Roh Kudus membakar semangat Kaum Bapak untuk aktif dalam pelayanan di lingkup Jemaat, Klasis dan Sinode.

Menanggapi sejumlah isu sosial yang diangkat dalam pawai tersebut, Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Wenyi dalam sambutannya mengemukakan bahwa peristiwa Pentakosta merupakan momen pencurahan Roh Kudus, sekaligus momen perayaan keragaman budaya. Tidak boleh ada budaya yang dominan atas budaya yang lain, yang menciptakan ketidak setaraan, masalah-masalah sosial, dan kolonialisme baru. Dalam hal ini Kaum Bapa GMIT harus menjadi teladan.

“Kaum Bapa harus menjadi role model bagi Keluarga dan Komunitas. Kaum Bapak mesti memberi teladan dalam kehidupan spiritualitas, menjadi alat kesaksian dalam karya-karya, dan pelayanan Kaum Bapak”, kata Pdt. Abdi.

Foto: Ningsih Lema, www.facebook.com

Ketika tiba di tempat persinggahan terakhir, Gereja Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui, para peserta diterima oleh Romo Yonas Kamlasi. Dalam penerimaan itu, Romo Yonas berpesan agar kegiatan tahun ini dapat menjadi inspirasi bagi umat Katolik, dan memberikan nilai positif bagi banyak orang. Ia mengharapkan para kaum Bapak dapat “menjadi saksi Kristus di manapun berada, melalui pendekatan budaya”, kata Romo Yonas.

Ketua Kaum Bapak Betel Sonraen, Klasis Amarasi Selatan, Hofni Neparasi, mengemukakan kesannya bahwa “selama ini kaum bapak kurang aktif dalam pelayanan gereja. Namun melalui perayaan Bulan Budaya dan Hari Pentakosta tahun ini, ada semangat yang luar biasa dari para Kaum Bapak untuk terlibat. Saya berharap kiranya ada semangat dalam pelayanan di jemaat, dan kegiatan seperti ini terus dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang”, kata Hofni.

Perayaan Bulan Budaya GMIT dan Hari Pentakosta tahun ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh Pengurus Kaum Bapak GMIT, dan direncanakan untuk menjadi kegiatan rutin setiap tahun.

Seluruh rangkaian kegiatan tersebut diakhiri dengan ibadah syukur pada Jumat (24/5) di Jemaat GMIT Lanud El Tari Kupang, yang dipimpin oleh Pdt. Ferderik Herison Herewila. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *