KUPANG,www.sinodegmit.or.id, Pengembangan pertanian terintegrasi menjadi fokus pelayanan Jemaat GMIT Calvari Osiloa, Klasis Kupang Tengah, dalam merayakan hari ulang tahun ke-15, pada Sabtu (1/6).
Konsep pertanian terintegrasi merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian tanaman, ternak dan ikan di suatu lokasi, untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas lahan.
Konsep ini dikembangkan oleh Jemaat Calvari Osiloa dengan menanam tanaman holtikultura antara lain sayur bayam, kangkung, nauli (paha ayam), bawang, tomat, lombok dan sawi. Di tengah lahan dibangun 2 kolam ikan, sementara itu di pinggir kebun akan dibangun kandang untuk peternakan kambing etawa.
Menurut Daniel Adu (46), konsep pertanian terintegrasi sangat menolong untuk memaksimalkan lahan yang ada dengan baik.
“Ukuran lahan ini ± 40 are. Awalnya dipenuhi dengan tanaman liar dan berduri. Berkat kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, kami dapat bantuan alat pertanian untuk olah lahan ini. Sekarang dipenuhi dengan tanaman sayur, kolam ikan dan peternakan. Lahan ini kelihatannya sudah produktif dan bernilai ekonomis”, kata Daniel.
Lahan pertanian terintegrasi tersebut akan menjadi model untuk dikembangkan lagi ke anggota jemaat yang lain. Panitia Pembangunan Gereja, Pemuda, Kaum Bapak dan Perempuan GMIT datang belajar dan bekerja bersama-sama mengolah lahan tersebut.
“Kolam ini diisi dengan 2000 benih ikan nila. Hasilnya dikembangkan lagi oleh jemaat di lahan mereka,” lanjut Daniel.
Kebaktian syukur ulang tahun dipimpin oleh Pdt. Elisa Maplani. Dalam khotbahnya berdasarkan bacaan Alkitab Lukas 13:6-9 dan 1 Korintus 13 : 1-7, Pdt. Elisa berbicara tentang “Bertumbuh dalam kasih Allah”. Ia menggambarkan tentang pohon ara yang berbuah sebagai tanda kasih dan pemeliharaan dari Tuhan bagi dunia.
“Pohon ara yang tumbuh dan berbuah merupakan simbol pemerliharan, sekaligus ada harapan hidup bagi masa depan umat Israel. Jika ingin untuk melihat pemeliharaan Tuhan dan masa depan, maka pelayanan gereja harus menyentuh segala bidang kehidupan manusia, termasuk pertanian. Syukur ulang tahun ini menjadi semangat bagi kita untuk mengembangkan pelayanan kasih dan berbuah bagi banyak orang”, kata Pdt. Elisa.
Ketua Majelis Klasis Kupang Tengah, Pdt. Alfred S. Waang Sir dalam ucapan selamat ulang tahunnya mengatakan,
“perlu ada kerja sama yang baik, saling membantu, saling menopang. Tidak harus ada yang merasa lebih penting atau lebih berjasa dalam pengembangan-pengembangan pelayanan ini. Semua orang dapat bekerja berdasarkan talenta yang Tuhan berikan untuk kemajuan pelayanan”, kata Pdt. Alfred.
Sementara itu, Fentry H. Malaire (18) menyampaikan harapannya tentang pelayanan ke depan.
“Kiranya gereja terus bertumbuh secara kuantitas dan kualitas, sehingga semakin banyak orang yang dekat dengan Tuhan. Demikian juga dengan program-program pelayanan dapat berjalan dengan baik, misalnya pengadaan alat-alat musik yang mendukung talenta kami sebagai orang muda untuk terlibat dalam pelayanan, pekerjaan pembangunan gereja juga selesai, dan juga pengembangan pertanian yang membawa berkat bagi jemaat”, demikian ungkap Fentri, pemuda Rayon 2 dari jemaat tersebut.
Jemaat Calvari Osiloa mulanya merupakan Mata Jemaat dari Gereja Ebenhaezer Tarus Barat, dan menjadi jemaat mandiri pada 1 Juni 2009. Jemaat tersebut memiliki 189 kepala keluarga yang tersebar di 6 rayon, dan dilayani oleh Pdt. Ary Kay Tulang-Lami. ***