Foto: Merkury Sine
KUPANG, www.sinodegmit.org.id, “Allah berpihak kepada mereka yang jatuh dan tertunduk, kepada mereka yang lapar, Allah mendengar teriak minta tolong orang-orang yang lemah, dan memberdayakan mereka untuk menyadari potensi yang ada dalam diri mereka”.
Ini pesan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y.E. Blegur dalam khotbahnya pada Kebaktian Minggu, sekaligus pelayanan sakramen Baptisan bagi 1 orang anak dan pentahbisan sidi bagi 7 orang anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Kupang, pada Minggu (9/6).
Berdasarkan bacaan Alkitab Mazmur 145:1-21, Pdt. Saneb berbicara tentang Allah yang tidak membeda-bedakan orang, sebaliknya mengasihi semua orang tanpa melihat latar belakangnya. Karena itu, ia mengajak semua anak-anak untuk saling mengasihi sebagai saudara, untuk menciptakan dunia yang penuh kasih dan damai.
Pdt. Sandra Funay, Pelayan Jemaat GMIT LPKA Klas 1 Kupang berbicara tentang pelayanan yang diberikan kepada anak-anak di LPKA.
”Selain ibadah minggu dan ibadah-ibadah khusus, ada juga pastoral konseling, ibadah blok setiap sore, Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), Persekutuan Doa dan katekisasi. Ada juga pelatihan ketrampilan seperti musik dan tarian, cara bercocok tanam, tata boga, kerajinan tangan dan yang lainnya”, kata Pdt. Sandra.
Anak-anak mendapat bimbingan kerohanian yang memadai sehingga mereka juga terlibat dalam liturgi ibadah minggu. Selain itu mereka juga dilatih berdasarkan minat dan potensi mereka masing-masing.
“Pada waktu lalu, melalui kerja sama dengan Sinode GMIT, kami melakukan pelatihan pembuatan Pupuk NPK Cair, Eko Enzim, cara menanam tanaman umur pendek, dll. Tujuannya adalah supaya ketika mereka Kembali ke masyarakat, mereka dapat hidup mandiri dan menjadi berkat bagi banyak orang”, lanjut Pdt. Sandra.
Foto: Sandra Funay
Lukas Laksana Frans dalam sapaannya mengemukakan bahwa ’Keramahan’ merupakan pola pendekatan pembinaan yang dipakai di LPKA, sehingga menjadi tempat yang ramah anak.
”Tugas kami disini adalah mendidik dan membina supaya ketika kembali ke masyarakat, mereka memiliki prilaku yang baik. Kami minta jangan membeda-bedakan mereka, apapun latar belakangnya. Mereka harus disapa dengan kata-kata yang baik dan ramah, dan mengasihi mereka, Kata Lukas.
Ia mengajak seluruh masyarakat agar memperlakukan semua anak-anak dengan baik, dan mengupayakan masa depan yang cerah bagi mereka.
Dari data yang diperoleh, ada 40 anak di bina di LPKA, diantaranya 22 orang beragama Protestan. ***