Keluarga Allah, Keluarga Yang Melindungi Anak (Keluaran 2:1-10) – Pdt. Melkisedek Sni’ut

Khotbah Ibadah I Bulan Keluarga di Jemaat Menggelama, Klasis Lobalain

Apakah yang Anda tahu tentang 1000 HPK? 1000 HPK merupakan singkatan dari Seribu Hari Pertama Kehidupan. Di beberapa jemaat GMIT, 1000 HPK menjadi salah satu pokok bahan ajar dalam katekisasi pra nikah. Penjelasan tentang 1000 HPK pada umumnya diperoleh di Posyandu, Polindes, Puskesmas maupun Faskes lainnya. Selain itu ada juga LSM yang concerndalam memberikan sosialisasi tentang 1000 HPK kepada masyarakat luas.

1000 HPK adalah awal masa hidup manusia yang dihitung sejak hari kehamilan yaitu 270 hari (9 bulan) ditambah 730 hari pertama setelah lahir (2 tahun). Masa ini disebut periode emas. Periode emas adalah masa terjadinya proses tumbuh kembang anak yang sangat pesat. Masa ini tidak terjadi lagi pada periode-periode berikutnya. Perkembangan sel-sel otak pada periode ini sangat menentukan kualitas hidup selanjutnya. Oleh karena itu apabila terjadi gangguan terhadap tumbuh kembang anak pada masa ini, apalagi tumbuh kembang otak, maka dampaknya permanen. Tidak bisa diperbaiki lagi. Dampak tersebut tidak hanya dalam hal pertumbuhan fisik tetapi juga mental dan kecerdasan.

Itu sebabnya orang tua atau calon orang tua yang mengabaikan 1000 HPK anak-anaknya sebenarnya dengan sengaja menciptakan generasi dengan kualitas rendah di masa depan. Sebab anak-anak itu akan bertumbuh menjadi orang-orang dengan fisik yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Anak-anak yang demikian juga tidak akan mampu bersaing di dunia pendidikan serta pekerjaan. Akibatnya produktivitas ekonominya pun rendah. Jadi secara tidak sadar orang tua menciptakan orang-orang miskin baru.

Musa adalah tokoh yang sangat penting dalam sejarah Israel. Dia dikenal dalam tiga agama sekaligus; Yahudi, Kristen dan Islam. Bahkan dalam tradisi Yahudi dan Kristen, lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bingan Ulangan) disebut kitab-kitab Musa.

Musa merupakan tokoh yang memimpin bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan di Mesir menuju Tanah Kanaan. Dalam prosesnya, ada begitu banyak mujizat yang Allah kerjakan melalui Musa. Misalnya, 10 tulah di tanah Mesir, air laut Teberau terbelah sehingga orang Israel dapat menyeberanginya, manna, daging burung puyuh, air yang keluar dari batu, dan sebagainya. Musa jugalah yang menerima sepuluh perintah Allah, atau yang dikenal dengan nama 10 hukum Taurat dan aturan-aturan turunannya.

Pertanyaannya, “Mengapa Musa sehebat itu?” Tentu saja, sebagai orang beriman kita meyakini bahwa itu karena kuasa Tuhan. Allahlah yang berkehendak. Allah pula yang menentukan jalan hidup Musa menjadi tiga periode: 40 tahun di istana Firaun, 40 tahun di Midian dan 40 tahun memimpin Israel dalam perjalanan dari Mesir ke Kanaan melintasi padang gurun.

Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa Allah tidak pernah mau bekerja sendiri. Allah melibatkan manusia dalam semua karya-Nya. Partisipasi manusia sangat penting dalam karya keselamatan Allah. Lalu apa partisipasi manusia yang membuat Musa menjadi tokoh sehebat itu? Siapa manusia yang terlibat dan membuat Musa sehebat itu?

Jawabannya ada dalam Keluaran 2:1-10. Nas ini sebenarnya memberikan gambaran umum bahwa Musa memiliki 1000 HPK yang luar biasa. Dibandingkan dengan anak-anak lain sebangsanya, 1000 HPK Musa lebih terjamin.

Ayah dan ibunya sama-sama berasal dari suku Lewi. Ayahnya bernama Amram, sedangkan ibunya Yokhebed (Kel. 6:19). Pada saat itu suku Lewi memang belum menjadi suku imam. Sebab penetapan suku Lewi menjadi suku imam secara resmi baru terjadi di gunung Sinai beberapa puluh tahun kemudian (Bil. 3 dan 4). Namun sebagai salah satu suku di antara sebelas suku Israel lain yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai peternak, kebutuhan nutrisi dan protein hewani bukanlah masalah bagi Yokhebed.

Saat mengandung, Yokhebed bisa minum susu segar dari sapi, kambing atau domba. Daging segar pun mudah diperoleh untuk dikonsumsi. Begitu juga dengan kebutuhan lainnya. Semuanya dapat diperoleh dengan mudah.

Bangsa Israel memang diperbudak di Mesir. Mereka dibebani kerja paksa untuk membangun dua kota perbekalan: Pitom dan Raamses (Kel. 1:11). Sekalipun demikian sesungguhnya mereka tidak kekurangan makanan, minuman, daging, ikan, mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah, bawang putih dan sebagainya (Bil. 4:4-5).

Artinya, kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil yang berasal dari gandum (roti), daging, ikan, buah-buahan dan rempah-rempah, dapat Yokhebed peroleh. Dengan demikian untuk 270 hari pertama Musa dalam kandungan Yokhebed, ibunya, dia mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

Buktinya ketika Musa lahir, dia terlihat sebagai anak laki-laki yang cantik. Saat lahir Musa terlihat sehat dengan anggota tubuh yang lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa selama masih dalam kandungan ibunya, dia mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang cukup.

Setelah Musa lahir pun keistimewaan itu tetap dia peroleh. Memang, pada awalnya hidup Musa terancam. Sesuai perintah Firaun, Musa sebagai anak laki-laki Israel seharusnya dibunuh (Kel. 1:16). Perintah Firaun ini rupanya dikeluarkan setelah kelahiran Miryam dan Harun tetapi sebelum kelahiran Musa. Itu sebabnya dari tiga anak Amram dan Yokhebed, hanya Musalah yang ketika lahir, disembunyikan di rumah orang tuanya selama tiga bulan. Lalu setelah Musa bertumbuh semakin besar dan suara tangisannya tidak dapat lagi diredam, dia dimasukkan dalam peti dan disembunyikan dalam teberau (tumbuhan sejenis rumput yang beruas-ruas) di sungai Nil.

Di sungai Nil itulah terjadi perubahan drastis. Putri Firaun menemukannya. Kemudian, atas saran Miryam, Musa dititipkan kembali ke ibunya untuk disusui. Ibu Musa bahkan diberi upah atas jasanya menyusui Musa.

Dalam kaitannya dengan 1000 HPK, hal ini penting untuk diperhatikan. Dalam kondisi yang sulit sekalipun, Musa diberikan ASI oleh ibunya. Pemberian ASI kepada Musa bahkan ditunjang dengan upah dari Putri Firaun kepada Yokhebed, ibu Musa. Jadi dengan upah pemberian Putri Firaun, Yokhebed dapat membeli berbagai kebutuhan ibu menyusui lainnya. Dengan demikian ASI-nya berkualitas tinggi. Musa pun mendapat asupan makanan dan minuman dari ASI yang berkualitas. Tidak heran jika pertumbuhan fisik dan mentalnya pun sangat bagus.

ASI ekslusif dan berkualitas pada awal kelahirannya membuat Musa bertumbuh menjadi orang yang sehat, kuat dan berani. Buktinya, ketika menjadi orang dewasa, Musa sendirian dapat membunuh satu orang Mesir karena orang Mesir itu memukul seorang Ibrani (Kel. 2:11-12). Setelah itu juga dapat berjalan kaki ke Midian pergi – pulang, bahkan memimpin bangsa Israel berjalan dari Mesir ke Kanaan selama 40 tahun lamanya.

Di samping fisik dan mental, pertumbuhan otaknya juga bagus. Dia menjadi anak yang cerdas secara intelektual. Hal ini ditunjang lagi dengan kesempatan yang Musa peroleh untuk tinggal di istana Firaun. Dengan demikian pada masa kanak-kanaknya Musa menikmati makanan dari sajian istana yang bergizi seimbang dan bernutrisi tinggi.

Selain itu Musa juga memiliki akses yang luas untuk mempelajari pengetahuan yang hanya dapat diberikan kepada para pangeran dan anak-anak bangsawan saja. Hal ini menjadi modal baginya untuk belajar tentang ilmu kepemimpinan dan pemerintahan di istana Firaun. Kecerdasan yang dia miliki dan ilmu yang dia peroleh itu kelak berguna baginya ketika menjadi pemimpin atas bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk seperti Israel.

Pemberian ASI dari Yokhebed, ibunya, juga membangun ikatan emosional antara Musa dan ibunya. Itu sebabnya sekalipun setelah disapih, Musa tinggal di istana Firaun namun dia tetap mengunjungi keluarga dari ibunya yaitu bangsa Israel. Ikatan emosional itulah yang membuat Musa tidak segan-segan membunuh orang Mesir ketika berkelahi dengan orang Israel. Namun ketika yang berkelahi adalah sama-sama orang Israel, Musa berusaha menengahi dan melerai (Kel. 2:11-13).

Hal-hal ini membuktikan betapa pentingnya ASI bagi tumbuh kembang anak dalam 730 hari pertama sejak lahir (2 tahun). Pada masa kini kita mengetahui bahwa ASI mengandung zat bergizi tinggi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Dengan demikian hal itu membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan otak, kecerdasan serta memperkuat sistem kekebalan tubuh. ASI juga membantu mengurangi resiko bayi terkena alergi makanan, asma dan penyakit kronis lainnya.

Jadi apabila gereja berbicara tentang keluarga yang melindungi anak, itu tidak hanya dilakukan setelah seorang anak melewati masa Batita (Bawah Tiga Tahun) dan Balita (Bawah Lima Tahun) saja. Gereja Ramah Anak tidak hanya ditujukan kepada anak-anak usia sekolah saja. Gereja Ramah Anak mesti juga memberikan perhatian sejak masa 1000 HPK. Dalam hal ini ada banyak pihak yang terlibat atau dilibatkan pada prosesnya. Hal itu pula yang terlihat dalam nas ini.

Ketika Musa dikandung ibunya dan kemudian lahir dan dibesarkan, ada banyak pihak yang terlibat. Ada ayah dan ibunya, Amram dan Yokhebed. Ada kakaknya, Miryam. Ada Putri Firaun dan dayang-dayangnya. Amram, Yokhebed dan Miryam adalah orang sedarah dan sebangsa dengan Musa. Sedangkan Putri Firaun dan dayang-dayangnya adalah orang yang tidak sedarah, tidak sebangsa dan bahkan tidak seagama dengan Musa. Namun semuanya berkolaborasi untuk keselamatan Musa di 1000 HPK.

Ini pun adalah pelajaran lain yang mesti diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Perlindungan kepada anak-anak, khususnya pada pada 1000 HPK, mesti melibatkan berbagai pihak. Ada pihak orang tua dan keluarga. Ada pihak pemerintah melalui sektor kesehatan dan sektor-sektor terkait lainnya. Ada pihak masyarakat, lingkungan sosial, dan sebagainya.

Semuanya mesti bekerja sama, tanpa melihat hubungan darah, perbedaan suku maupun agama, untuk perlindungan kepada anak-anak sejak masih berada dalam kandungan ibu sampai berusia 2 tahun. Sebab inilah periode emas kehidupan. Apabila diperhatikan dengan serius maka generasi unggul akan tercipta.

Sekali lagi, 1000 HPK adalah periode emas. Ini bukan hanya jargon yang didengungkan pada masa kini saja. 1000 HPK telah dialami secara langsung oleh Musa. Itu sebabnya setelah dewasa, Musa menjadi tokoh yang hebat dan tetap dihormati dalam komunitas Yahudi, Kristen dan Islam selama ribuan tahun.

Pelajaran dari kisah kelahiran Musa ini menunjukkan bahwa menjaga dan merawat bayi yang dinantikan kelahirannya sampai dengan usia dua tahun tidak harus dengan kemewahan. Tidak harus boros. Tidak harus dengan mainan beraneka ragam. Tidak harus mendesain kamar dengan cat yang berwarna-warni. Tidak harus dengan susu formula yang mahal. Bayi dengan usia di bawah enam bulan sudah cukup diberikan ASI eksklusif. Setelah enam bulan baru ditambahkan dengan MP ASI secara bertahap sampai disapih pada usia dua tahun. Jika semua ini terpenuhi maka anak akan bertumbuh menjadi manusia yang kuat, sehat, cerdas dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orang tuanya. Apabila keluarga-keluarga Kristen dalam persekutuan jemaat juga menempatkan 1000 HPK sebagai bagian penting dalam pelayanan gereja maka tidak mustahil anak-anak yang dikandung dan dilahirkan dalam keluarga dan persekutuan Kristen akan menjadi manusia-manusia unggul di masa depan. Tuhan menolong dan memberkati kita semua. Amin. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *