KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Usia 70 tahun GMIT dan 500 Tahun Gereja Reformasi menjadi momentum refleksi sejauh mana kiprah GMIT di usia 70 tahun saat ini dan akan jadi apa GMIT 70 tahun mendatang.
“Kalau kita bicara tentang 70 tahun pertama, kita bagian dari 70 tahun itu. Tapi kalau kita bicara 70 tahun yang akan datang kita harus sungguh-sungguh memberi investasi kepada generasi yang akan datang. Kita mesti menahan diri dari membangun tembok-tembok gereja dan kita mesti memberi waktu, tenaga, daya dan dana kita untuk pembangunan sumber daya manusia NTT,” demikian suara gembala Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon pada pembukaan pekan ekspo dan pameran dalam rangka perayaan 70 tahun GMIT dan 500 tahun gereja Reformasi di jemaat Syalom Kupang, Rabu, 25/10-2017.
Menurut Ketua Majelis Sinode GMIT, investasi masa depan tidak bisa lepas dari berbicara tentang pendidikan, terutama pendidikan GMIT yang saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Karena itu dalam momentum perayaan 70 tahun ini, GMIT akan fokus pada pembenahan manejemen sekolah-sekolah GMIT. Untuk kepentingan tersebut, telah diupayakan berbagai langkah termasuk penggalangan dana yang telah berlangsung di Jakarta 20/10-2017, dan akan dilanjutkan lagi pada tanggal 30/10 di jemaat Edem Kisbaki dibawah tema “Mama GMIT Panggil Pulang Peduli Pendidikan”.
Terkait HUT 500 tahun reformasi, Pdt. Mery berharap, sebagaimana yang terjadi di kalangan ekumenis global, perayaan ini bukan hanya menjadi perayaan gereja Protestan tetapi juga bersama gereja Katolik. Untuk itu, pada acara puncak nanti kata Pdt. Mery, GMIT juga mengundang salah satu uskup untuk berdoa bersama.
“Di kalangan ekumenis global, perayaan 500 tahun juga menjadi perayaan bersama antara Gereja Protestan dan Gereja Katolik, kedua gereja sadar benar apa yang terjadi 500 tahun lalu (1517). Sebuah peristiwa yang menyakitkan untuk kedua belah pihak saling menyerang dan saling menyakiti, tapi puji Tuhan, Ia tidak membiarkan gereja-Nya. Upaya-upaya untuk saling mengahargai, saling menerima dan mengakui sebagai anggota Tubuh Kristus. Karena itu bersama panitia kami berharap pada puncak acara 31 nanti slaah satu uskup di NTT bersedia hadir berdoa bersama-sama dengan kita.
Acara pembukaan ekspo dan pameran diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Leomardus Takubessi, ketua klasis Sumbawa. Dalam khotbah yang didasarkan pada kitab Daniel 9:1-19, Pdt. Leo mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Penyertaan Tuhan dibuktikan dengan pemeliharaan baik di Mesir maupun di Babel. Untuk maksud tersebut Tuhan memanggil orang-orang yang mau dipakai-Nya. Musa, Daniel, Paulus termasuk Martin Luther. Pembaharuan sebuah bangsa, masyarakat atau Gereja oleh Tuhan dimulai dari pribadi-pribadi yang Tuhan panggil dan tobatkan.
“Reformasi memang berpuncak pada 31 oktober 1517, tetapi jauh sebelum itu, Allah terlebih dahulu melakukan pembaharuan dalam diri Marten Luther. Kita perlu mengingat bahwa sebelum melakukan pembaharuan sebuah komunitas, bangsa atau gereja Tuhan mulai dengan pembaharuan pribadi-pribadi. Sebelum membebaskan Israel, Tuhan memanggil Musa. Sebelum membentuk Gereja, Tuhan mentobatkan Paulus, sebelum reformasi dimulai dengan pertobatan Luther,” ujarnya.
Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore pada kesempatan yang sama, mengingatkan besarnya tanggungjawab yang mesti dipikul oleh pemerintah untuk membangun kesejahteraan masyarakat. Karena itu ia berharap kerja sama dengan gereja diberbagai bidang terutama dibidang pendidikan memberi energi untuk perbaikan masyarakat kota ke depan. Tidak lupa, ia menitipkan pesan bagi warga kota Kupang agar jelang musim hujan tahun ini warga perlu mempersiapkan lubang peresapan, tanam pohon dan kebersihan lingkungan.
Pekan ekspo dan pameran yang berlangsung dari tanggal 25-31 Oktober 2017 di halaman jemaat GMIT Syalom Airnona-Kupang, diisi oleh 30 stand dari berbagai klasis dan jemaat. Berbagai produk lokal yang dipamerkan antara lain: panganan lokal, busana dan tenun ikat NTT, kerajinan tangan dan tanaman holtikultura.
Acara pembukaan ekspo dan pameran yang berlangsung pada pukul 18:00 wita, dimeriahkan tarian kataga (Sumba) oleh sanggar tari Uma Bakul, Paduan Suara Cantate, pantomim bertema lingkungan oleh Ian Lede.***