Akademi Pekerja Sosial Buka Unit Layanan Disabilitas Pertama di NTT

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Masyarakat NTT khususnya penyandang disabilitas patut bersyukur dengan hadirnya Unit Layanan Disabilitas (ULD). Unit ini didirikan oleh Akademi Pekerja Sosial (APS) Kupang, sekaligus sebagai Perguruan Tinggi pertama di NTT yang memiliki ULD.

Gubernur NTT yang diwakili Kepala Dinas Sosial, Drs. Jamaludin Ahmad M.M menyampaikan apresiasi kepada APS Kupang yang sungguh-sungguh mewujudnyatakan keberpihakannya kepada kaum disabilitas.

“Saya mengapresiasi semangat dan kontribusi anak-anak muda difabel maupun non difabel, organisasi-organisasi mitra pembangunan yang … melahirkan sebuah wadah bernama Unit layanan disabilitas (ULD) Akademi Pekerjaan Sosial Kupang,” demikian sambutan Gubernur NTT yang dibacakan Jamaludin pada acara peluncuran ULD, Rabu, (19/8).

ULD yang beralamat di Jln. Soekarno-Fontein ini diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi kampus-kampus lain di NTT sebagai bentuk upaya pemenuhan hak disabilitas di kampus sekaligus menjadikan perguruan tinggi yang inklusif.

Selain upaya memenuhi hak disabilitas dan menjadi Perguruan Tinggi yang inklusi, Direktur APS, Dr. Stef Reinati, mengatakan hadirnya ULD ini juga sekaligus sebagai laboratorium APS. Ia mengaku, sejak berdirinya APS, kampus ini telah mewisuda lebih dari 500 mahasiswa yang 26 diantaranya adalah penyandang disabilitas.

Reinati menambahkan pihaknya bersedia menjadi mitra pemerintah, swasta, termasuk lembaga agama dalam perencanaan pembangunan fisik yang ramah disabilitas/inklusi.

Sementara itu, Berty Malingara, SE, MDPP, Kepala ULD-APS Kupang, meminta para orang tua yang memiliki anak disabilitas agar mendukung mereka meraih pendidikan tinggi.

“Bagi para orang tua yang punya anak difabel, dukunglah anak-anak masuk perguruan tinggi tanpa takut atau kuatir dengan dunia kampus. Dan, jangan malu untuk terbuka dengan keadaan anak difabel dengan pihak kampus agar bisa bersama-sama mendukung proses belajar mengajar baik di kampus maupun di luar kampus,” ujar Berty.

Ia juga mengharapkan dukungan dari gereja melalui edukasi yang terus menerus tentang konsep disabilitas, etika berinteraksi dengan jemaat difabel, pelibatan difabel dalam perencanaan program pelayanan gereja, dan khotbah tentang difabel yang diubahkan Tuhan.

Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon yang memimpin doa pada acara pembukaan ULD ini, menyampaikan profisiat kepada APS atas komitmennya membangun masyarakat yang inklusif, ramah terhadap keragaman ciptaan Tuhan.

“Semua manusia siapa pun dia, diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Dan, kita bersyukur makin kuat kesadaran bahwa kita harus menjadi bangsa dan masyarakat yang inklusif. Sumbangan APS Kupang dengan peristiwa hari ini adalah sesuatu yang sangat-sangat berharga.” ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *