GMIT Buka Ruang Pastoral Politik Jelang Pilkada Kota Kupang

Menanggapi desakan beberapa pendeta dari klasis Kota Kupang agar GMIT segera memutuskan pilihan pada salah satu kandidat pilkada kota kupang, Ketua Sinode GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon, menegaskan bahwa tugas utama gereja bukan terutama mendukung individu untuk menjadi anggota DPR, DPRD, Gubernur, bupati atau walikota, melainkan memberikan pembekalan nilai-nilai kegerejaan yang akan ditampilkan dimana anggota gereja berkarya.  “Kalau teman-teman usul panggil semua calon dan kita sepakat satu, saya membayangkan itu bukan hal yang gampang. Masyarakat dan jemaat punya pilihan sendiri-sendiri. Tugas kami sebagai gereja ialah penguatan nilai. Kami sudah punya komitmen di Majelis Sinode Harian (MSH) untuk mengundang para calon dan kita menyebutkan kriteria dan mendorong pendidikan politik di lingkup jemaat, klasis dan sinode,” kata Pdt. Mery Kolimon.

Ketua sinode GMIT juga berulang kali memperingatkan  para pendeta agar fasilitas gereja tidak dipakai untuk menggalang dukungan bagi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. “Kita memberi ruang bagi pendidikan politik tapi berhati-hati supaya fasilitas, nama lembaga tidak dipakai untuk menggalang dukungan jemaat dan masyarakat bagi kepentingan pribadi dan kelompok, tegas Pdt Mery.

Sharing bersama  yang berlangsung di aula kantor sinode GMIT pada Selasa 9 Agustus 2016 ini dihadiri sekitar 50 orang pendeta se-klasis kota kupang, Majelis Sinode Harian, BPP dan UPP MS GMIT dengan  agenda: Persiapan Sidang Sinode ke 34 dengan tuan rumah klasis kota Kupang, Penyelesaian Gedung GMIT Center, Pilkada Kota Kupang dan Surat Edaran MSH tentang  hak dan kewajiban karyawan GMIT  berkaitan dengan mutasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *