KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT dan Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia, Jumat pagi (4/5) menandatangani nota kesepahaman menyangkut kerja sama dua pihak di bidang pendidikan. Melalui kerja sama ini kedua lembaga segera merintis tujuh sekolah model sebagai pilot project pengembangan sekolah GMIT berkualitas.
Hal ini disampaikan Ketua Majelis Pendi Ir. David Tjandra, MA saat menyampaikan sambutan pada acara penandatanganan yang berlangsung di kantor sinode GMIT.
“Kami sudah keliling Indonesia dan menemukan bahwa sekolah-sekolah Kristen yang sinodenya berperan aktif adalah sekolah-sekolah yang maju. Dan, kami lihat Sinode GMIT saat ini punya komitmen yang kuat menata sekolah-sekolahnya. Kami sangat mengapresiasi langkah ini. Sebagai bentuk apresiasi, maka kami mendukung sinode GMIT dalam upaya menata 594 sekolah itu. Memang ini angka yang besar tapi kami mau bangun tujuh sekolah model di seluruh wilayah NTT dan kami baru-baru ini sudah mengirim tim di tiga lokasi yakni kabupaten Malaka, Sabu dan Alor.”
Menurut David, sekolah kristen tidak boleh sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi yang tidak kalah penting adalah mengajarkan pendidikan yang berkarakter Kristus. Itulah yang membedakan sekolah kristen dengan sekolah umum. Hal ini hanya bisa dicapai jika kurikulum, guru-guru, kepala sekolah dan lainnya sungguh-sungguh dipersiapkan dengan serius.
Sementara itu Ketua MS GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon pada kesempatan ini melihat keterlibatan sejumlah pihak untuk bekerja sama dengan GMIT termasuk MPK merupakan cara Tuhan membuka jalan bagi GMIT untuk menata sekolah-sekolahnya.
Menurut Pdt. Mery, Tuhan telah bekerja mendahului kehadiran gereja di NTT melalui pendidikan sehingga melalui pendidikan kristen itu, turut membentuk sejarah NTT hari ini. Namun pada saat yang sama GMIT sedang menggumuli kondisi sebagian sekolahnya yang memprihatinkan.
Namun, ditengah kondisi tersebut kata Pdt. Mery, masih ada guru-guru yang memberikan karya terbaik untuk anak didik mereka. Hal itu terbukti dari hasil pengumuman kelulusan Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas pada hari kemarin.
“Pengumuman kelulusan SMA kemarin kami mendapat informasi yang menggembirakan dari beberapa kepala sekolah. Seperti SMA Kristen Siloam-Baa, satu-satunya SMA kita di pulau Rote mendapat ranking ketiga terbaik. Juga kami dengar cerita lomba pidato pada perayaan hari perempuan internasional di Soe, yang menjadi juara satu adalah SMA kristen Soe. Kami bangga bahwa di tengah keprihatianan para guru bekerja sungguh-sungguh. Mereka memberikan yang terbaik dan anak-anak kita tidak merasa rendah diri walaupun bersekolah di sekolah swasta.”
Selain SMA Kristen di Rote, SMA Kristen 2 Kupang juga mendapat peringkat ke-3 nilai tertinggi UNBK se- NTT.
Ketua MS GMIT juga memaparkan upaya pendataan sekolah-sekolah GMIT melalui BPP Pendidikan, yang hingga saat ini prosesnya sudah mencapai 90% memberi pertanda baik dalam rangka memetakan dan mengetahui secara persis tantangan maupun sumber daya yang tersedia guna perbaikan kualitas sekolah GMIT.
Ketua MPK wilayah NTT Pdt. Em. Semuel Nitti yang juga anggota DPRD NTT, dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya sedang berupaya mendorong 13 Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) untuk bertemu dan membagun kesepahaman bersama mengenai Undang-undang Yayasan. Sebab menurutnya sejauh ini Yapenkris hanya menjadi pelengkap penderita dalam mengelola sekolah-sekolah GMIT.
“Sebagai contoh dalam kunjungan kami ke sejumlah sekolah, namanya saja sekolah GMIT tetapi kepala sekolah bikin laporan ke dinas pendidikan bukan kepada ketua yayasan. Begitu juga guru-guru yang ditempatkan oleh pemerintah tanpa sepengetahuan yayasan.”
Menurut Pdt. Nitti, kesepahaman bersama itu penting guna memperkuat yayasan agar melaksanakan tugasnya sesuai Undang-undang di mana sebagai pemilik sekolah, merekalah yang berhak mengatur siapa yang menjadi kepala sekolah, mengatur penempatan guru-guru dan sebagainya. ***