Kebaikan Hati – Filipi 4:2-9

Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! (Filipi  4:5)

Seorang anak perempuan memohon kepada orangtuanya agar diperbolehkan menggunduli rambut. Mamanya marah besar karena mana boleh anak perempuan berkepala botak? Karena tidak diperbolehkan maka ia melakukan segala upaya mulai mogok makan, menangis, dan tanpa lelah memohon. Ia juga melakukan aksi menjebak orangtuanya sehingga mereka harus menepati janji pada apapun yang dimintanya. Akhirnya orangtuanya mengalah dan ia mengantongi ijin menggunduli kepala.

Keesokan harinya, karena khawatir akan anaknya maka papa dan mamanya mengantarnya ke sekolah. Di sekolah mereka dikejutkan karena begitu turun dari mobil, ia langsung disambut oleh seorang anak laki-laki berkepala botak. Merekapun menduga bahwa kepala botak sedang menjadi trend di sekolah anaknya.

Tiba-tiba mereka disapa oleh seorang ibu, “Anak anda benar-benar hebat. Itu Ruben, anak saya. Ia menderita leukemia. Kemotherapi membuat rambutnya gugur dan ia menjadi botak. Ia tidak mau sekolah karena takut diejek oleh teman-temannya. Putri anda datang ke rumah kami dan berjanji akan mengatasi masalah ejek mengejek itu. Hanya saya sendiri terkejut karena ia mau mengorbankan rambut indahnya. Bapak dan ibu sungguh beruntung diberkati Tuhan dengan anak perempuan berhati semulia ini. Dia seperti malaikat. Bagaimana cara membentuk anak seperti ini?”

Sahabat Kristus, ada banyak nilai kebaikan di dalam diri manusia. Tugas kita adalah memberi kesempatan bagi orang lain untuk berbuat kebaikan akan mendatangkan berkat bagi banyak orang. Kesempatan itu hanya dapat kita berikan bila kita menghargai semua manusia dan punya nilai kebaikan yang patut dibanggakan.

Terkadang kita kecewa melihat keadaan orang-orang di sekitar kita karena mereka seperti tidak bisa melakukan apa-apa. Akhirnya semua pekerjaan harus kita talangi dan itu sangat membebani. Terkadang kita kecewa melihat keadaan rohani orang lain, apalagi orang yang kita kasihi. Kita lalu menjadi terbeban lalu berdoa serta menasehati tiada henti. Padahal semua orang di dalam dirinya ada nilai kebaikan yang mulia. Kalaupun mereka melakukan kesalahan namun selalu ada keinginan yang kuat untuk berubah menjadi manusia yang baik.

Tugas kita saat menghadapi persoalan seperti ini adalah mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan yang baik, mendorong untuk melakukan kebaikan dan bertumbuh di dalam iman. Dorongan yang baik mesti dilakukan dengan nasehat tiada henti dan bukan marah-marah supaya orang berubah. Nasehat yang dibungkus dengan marah-marah tidak akan menyelesaikan persoalan.

Berikanlah mereka kesempatan untuk mengeluarkan talenta, kemampuan dan kemuliaan hatinya. Kita akan dikejutkan dengan betapa berbakat dan betapa baiknya orang lain. Kalau Tuhan memberikan kita talenta untuk semangat bekerja dan kebaikan hati maka orang lain juga memilikinya. Hargailah dan doronglah itu.

Wise Words : Jangan bersedih jika kamu tidak di hargai, tapi bersedihlah jika kamu tidak berharga lagi. (LM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *