Memandang Kristus – Bilangan 21:4-9

TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. (Bilangan  6:26)

Rasanya menyenangkan apabila saat kita berbicara, orang menatap kita. Dengan begitu selain kita merasa dihargai, kita juga bisa meyakini bahwa apa yang kita sampaikan didengarkan dan disimak dengan baik. Oleh karena itu aturan saat berbicara dengan orang lain adalah menatap lawan bicara dan menunjukkan perhatian pada apa yang dikatakannya. Tatapan mata dapat menjadi simbol keperdulian dan perhatian.

Berhadapan dengan Tuhan, Ia adalah Allah yang selalu memandang kita, sehingga tidak ada sesuatu apapun juga yang tersembunyi bagi-Nya. Allah yang senantiasa mengarahkan wajah dan pandang-Nya kepada umat-Nya adalah anugerah yang besar maka dalam kalimat berkat di Bilangan 6:26 adalah “Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”

Konsekwensi dari harapan agar Allah senantiasa menghadapkan wajah-Nya untuk melihat kita adalah kita mesti juga melakukan hal yang sama. Memandang wajah Allah adalah tanda bahwa kita memberi diri untuk menjadi taat pada kehedak Allah. Bukan itu saja karena dengan senantiasa memandang wajah Allah, hidup kita akan dipulihkan, kita dapat dimampukan untuk menjalani hidup dalam kebenaran.

Bangsa Israel saat dipenuhi dengan roh rakus lalu melawan Allah dan Musa, mereka pun dipagut ular tedung sehingga banyak yang mati. Untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang melawan Allah itu, maka dibuatlah ular tembaga sehingga siapa yang dipagut lalu memandangnya dapat hidup. Memandang ular tembaga memungkinkan mereka ingat akan keberdosaan dan pemberontakan mereka lalu timbullah penyesalan dan selamatlah mereka.

Pilihan terbaik saat menjalani hidup dari waktu ke waktu adalah memandang Tuhan. Kita tidak tahu apa yang ada di depan di hari esok tapi Tuhan tahu semuanya dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya maka pandanglah Dia sambil berjalan melintasi waktu. Dengan begitu maka kita akan selamat sebab kita menatap Allah dan Allah sendiri mengarahkan wajahnya memandang kita. Itu adalah kepastian akan hidup dalam pengharapan.

Saudara, sebagai gereja Kristus, panggilan kita adalah mengikuti Kristus sambil memandang Kristus. Memandang Kristus berarti hidup menurut apa yang telah ditunjukkan Kristus. Memandang Kristus juga adalah tindakan mencari kehendak Kristus, memahami kasih dan pengorbanan Kristus lalu menghargainya dalam tindakan kasih yang nyata.

Memandang Kristus adalah hal yang menyenangkan untuk dinikmati, senikmat melagukan nyanyian Kidung Jemaat 169, ‘Memandang salib Rajaku yang mati untuk dunia, ku rasa hancur congkakku dan harta hilang harganya.’ Lagu yang mengajak kita untuk memandang penderitaan Kristus sepanjang perjalanan hidup kita. Dari proses memandang Kristus, kita tahu apa yang harus dilakukan dan menolong meruntuhkan segala ke-aku-an dan kesenangan diri.

Wise Words : Kesedihan melihat ke belakang. Kekuatiran melihat ke sekeliling. Iman melihat ke atas. (LM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *