SUARA GEMBALA NATAL 2016 DAN TAHUN BARU 2017

GEREJA  MASEHI  INJILI  DI  TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)

SINODE GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 832943, 826927.  Fax. 831182, 832943

KUPANG – NTT – 85228

E–mail:infokom.gmit@yahoo.com website: sinodegmit.or.id

SUARA GEMBALA NATAL 2016 DAN TAHUN BARU 2017

 

Segenap anggota GMIT yang kami kasihi!

Tuhan sungguh baik. Dalam pemeliharaan kasih-Nya, kita kembali merayakan Natal dan Tahun Baru. Momen Natal selalu merupakan kesempatan yang membahagiakan. Kita memuliakan karya Allah Maha Agung melalui kelahiran Yesus Kristus, Putera-Nya, demi keselamatan dunia dan manusia. Momen Tahun Baru menjadi waktu di mana kita merenungkan dan menyukuri pemeliharaan Allah yang selalu setia berserta kita melintasi waktu dan zaman. Dalam susah dan senang, kita selalu dirangkulnya. Momen Natal dan Tahun Baru juga adalah momen sukacita karena kita berkumpul dengan keluarga besar untuk memuliakan pemeliharaanNya bagi kita.

Tahun ini kita merayakan Natal dan Tahun Baru dengan berbagai suka dan duka sebagai masyarakat dan bangsa Indonesia. Tuhan terus memimpin sejarah perjalanan hidup pribadi, keluarga, gereja, dan bangsa kita. Perbaikan-perbaikan kehidupan dan pembangunan di berbagai bidang kehidupan berbangsa terus dilaksanakan dan kita merasakan hasil-hasilnya. Pada saat yang sama kita juga tersentak dengan berbagai peristiwa yang mengguncangkan kita. Secara khusus di wilayah pelayanan GMIT, kita dikejutkan oleh peristiwa berdarah di Sabu, yang melukai 7 orang anak sekolah dasar dan menewaskan pelakunya. Kita merasa prihatin dan mendoakan keluarga-keluarga yang terguncang oleh peristiwa ini. Kejadian di Pulau Sabu semakin mengingatkan kita bahwa kita berada dalam situasi keamanan bangsa dan daerah kita yang patut diwaspadai.

Dalam konteks seperti ini, tema Natal kita di tahun 2016 ini, sebagaimana ditetapkan oleh PGI dan KWI adalah “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Yesus Kristus Tuhan, di Kota Daud” (Lukas 2:11). Dalam situasi masyarakat dan bangsa yang menyenangkan maupun yang memprihatinkan, sebagai umat Kristiani di Indonesia, khususnya di wilayah pelayanan GMIT, kita tetap bersaksi tentang kabar sukacita itu. Kepada seluruh manusia, apa pun agama dan keyakinannya, juga kepada alam semesta, kita wartakan bahwa Allah tetap mengasihi dunia ini. Kasih Allah itu terbukti lewat kehadiran Putera-Nya untuk keselamatan dan kebaikan hidup manusia dan semesta. Allah juga memakai kita untuk menjadi pelaku-pelaku kebaikan: menghadirkan kasih Kristus bagi sesama manusia dan sesama ciptaan yang lain. Kami menyerukan kepada segenap anggota GMIT di mana saja, mari kita jadikan kesaksian tentang kerahiman Allah itu sebagai berita sukacita Natal yang kita sampaikan kepada semua manusia, apapun agama dan latar belakangnya. Kita tunjukkan kabar sukacita itu melalui sikap dan tindakan kita yang berbelas-kasih, ramah, bersahabat, adil, dan cinta damai.

Dalam suasana yang penuh berkat di Natal dan Tahun Baru ini, kami ingin menyampaikan beberapa hal:

  1. Hendaklah kita merayakan Natal secara sederhana. Hakikat Natal adalah bela rasa Allah dengan manusia. Karena itu mari kita rayakan Natal dengan menunjukkan bela rasa kita kepada semua orang, terutama mereka yang paling menderita di antara kita. Janganlah kita menjadikan momen Natal untuk memamerkan kekayaan, harta, dan kuasa kita. Sebaliknya, mari kita rayakan Natal dengan cara berbagi kasih: mengunjungi dan mendoakan orang sakit, mendukung dan menghibur mereka yang sedang berduka, berjuang bersama mereka yang diperlakukan tidak adil dan yang menjadi korban kesewenang-wenangan, menguatkan mereka yang lemah, dan mengupayakan perdamaian di mana ada kebencian dan permusuhan.
  2. Melanjutkan ibadah kita di Bulan Lingkungan GMIT (Bulan Nopember yang lalu), kami menyerukan agar perayaan-perayaan Natal kita adalah perayaan Natal yang bersahabat dengan alam. Hendaklah kita mengurangi sedapat mungkin penggunaan pohon Natal plastik. Sampah plastik biasanya sangat merusak alam oleh karena sulit terurai dalam tanah. Janganlah pula kita menebang pohon untuk kita jadikan pohon Natal. Kami mendorong agar kita mulai mengupayakan “Natal Hijau”, dalam arti kita menggunakan anakan pohon sebagai hiasan pohon Natal kita. Selepas perayaan Natal, anakan-anakan pohon itu kita tanam untuk lingkungan yang makin asri. Menghadapi ancaman kekeringan yang makin terasa dari tahun ke tahun di pulau-pulau kita, mari kita jadikan Natal juga sebagai momen bersahabat kembali dengan alam. Kita terus menanam air dan menanam pohon, serta merawat alam.
  3. Terkait situasi keamanan, kami sampaikan beberapa hal:
  4. Selain bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk pengamanan Natal, kami mohon agar masing-masing jemaat mengupayakan pengamanan internal untuk suasana ibadah yang aman dan nyaman. Kita perlu waspada dengan ancaman keamanan , baik selama jam-jam ibadah maupun di lingkungan rumah kita masing-masing, tetapi jangan sampai curiga berlebihan terhadap orang yang tak dikenal. Jika ada tamu/orang yang tak dikenal mengikuti kebaktian, hendaknya majelis jemaat yang bertugas menyambut tamu, menyapa mereka dengan ramah dan menanyakan asalnya.  Kami minta pengamanan secara internal yang dikoordinir oleh majelis jemaat dilakukan secara santun dan bukan dengan cara-cara yang justeru membuat jemaat dan lingkungan merasa tidak nyaman.
  5. Jangan cepat terprovokasi dengan berita-berita melalui berbagai sarana, terutama melalui media sosial, yang belum dapat dibuktikan kebenarannya. Jangan juga melanjutkan berita-berita seperti itu melalui media apapun yang dapat memperkeruh situasi. Jika kita mendengar atau melihat aksi kekerasan, jangan terprovokasi untuk melakukan tindakan melawan kekerasan dengan cara kekerasan. Hindarkan diri dan tahan diri dari cara-cara dan tindakan yang melawan dan menghancurkan kemanusiaan. Hendaklah kita mempercayakan upaya penegakan ketertiban, hukum, dan keamanan kepada pihak yang berwajib dan tidak bermain hakim sendiri. Selanjutnya kami menghimbau tiap lingkungan menggiatkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling). Jika ada tamu yang baru, yang bersangkutan mesti melapor kepada RT/RW setempat dalam waktu 1 x 24 jam. Bila situasi tidak aman, mohon melapor kepada pihak keamanan setempat.
  6. Masing-masing keluarga dan jemaat hendaklah mendisiplinkan anggotanya agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan keamanan sepanjang perayaan Natal dan Tahun Baru. Hindari merayakan Natal dan Tahun Baru di tempat yang tidak tepat, seperti di pinggir jalan sambil bermabuk-mabukan. Kami minta agar hal-hal seperti itu dihentikan. Baiklah semua anggota keluarga merayakan momen ibadah itu, baik melalui kebaktian di gedung gereja, maupun melalui ibadah keluarga di rumah masing-masing. Kami juga menghimbau semua anggota GMIT untuk memelihara keheningan hati dan lingkungan, serta menghindarkan diri dari bunyi-bunyian petasan, meriam, dll.
  7. Para pimpinan gereja di lingkup jemaat, klasis, dan sinode kami mohon agar membangun komunikasi dan koordinasi dengan pimpinan lintas denominasi dan lintas agama untuk tetap memelihara hubungan yang baik dan merawat kerukunan.

Demikianlah suara gembala ini kami sampaikan dengan doa: Tuhan Yesus, Putera Allah yang telah lahir untuk keselamatan kita itu tetap memelihara kita dengan kasih-Nya dan meneguhkan kita untuk menjadi saksi-saksi kebaikanNya. Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Damai di bumi, damai di sorga.

Kupang, 15 Desember 2016

Teriring salam dan doa!

 

Ketua                                                                          Sekretaris

 

Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon                                      Pdt. Yusuf Nakmofa, MTh

 

 

Klik disini untuk melihat Lampiran Asli Surat Suara Gembala Natal 2016 dan Tahun baru 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *