Wakil Menteri PUPR Kunjungi Posko Tanggap Bencana Siklon Seroja MS GMIT

Wakil Menteri PUPR bersama rombongan di kompleks Kantor MS GMIT

KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Wakil Menteri PUPR, John Wempi Wetipo, didampingi rombongan dinas PUPR NTT mengunjungi Posko Tanggap Bencana Siklon Seroja MS GMIT, yang berlokasi di Guest House Kantor MS GMIT, Kamis, (22/4), pukul 10.00 WITA.

Diterima Majelis Sinode GMIT, Wempi menjelaskan kehadirannya di NTT merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Jokowi dan Menteri PUPR, Mochamad Hadimoeljono, pada 10 April 2021, untuk memastikan penanganan dampak bencana.

Kata Wempi, melalui kunjungan ini, ia ingin mendengar masukan dari pihak Sinode GMIT mengenai dukungan-dukungan apa saja yang bisa dikerjasamakan dengan kementerian PUPR dalam penanganan bencana.

Menanggapi Wakil Menteri PUPR, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Mery Kolimon yang juga Ketua Tim tanggap Bencana MS GMIT menyampaikan terima kasih atas kunjungan Wempi beserta rombongan seraya menyampaikan sejumlah hal yang telah dilakukan, kebutuhan dan tantangan penanggulangan dampak bencana khususnya di wilayah pelayanan GMIT. Hal-hal tersebut antara lain:

Pertama, berdasarkan kunjungan Majelis Sinode Harian GMIT dan Ketua Umum PGI ke wilayah-wilayah terdampak seperti di Kabupaten Alor, Sabu-Raijua, Kupang, Kota Kupang, Malaka dan Rote-Ndao di mana belasan ribu rumah termasuk beberapa gedung gereja hancur rata dengan tanah, Pdt. Mery meminta Kementerian PUPR turut membantu proses rancang bangun gedung-gedung gereja untuk memastikan kualitas bangunan.

“Di Sabu gedung-gedung gereja rata tanah. Peristiwa ini mengedukasi diri kami sebagai gereja, kalau mau membangun gedung gereja harus ada standarnya. … kita tidak boleh suka-suka membangun gedung gereja. Harus ada konsultasi dengan pihak PU dan perlu ada semacam surat ijin terkait standar bangunan yang kami buat. Di titik itu kami minta bantuan kementerian melalui dinas yang ada di NTT.”

Kedua, keengganan pemerintah untuk menetapkan bencana Siklon Seroja di NTT sebagai bencana nasional menimbulkan pertanyaan, apakah pemerintah daerah mampu menangani dampak kerusakan yang begitu hebat?

“Kami agak resah, ketika bencana besar ini tidak ditetapkan sebagai bencana nasional. Apakah pemerintah provinsi sanggup? Karena itu kami sangat bersyukur kunjungan bapak Wakil Menteri bisa menolong kami, sebab kami hidup dengan jemaat. Kalau mereka tinggal di tenda-tenda berbulan-bulan atau bertahun-tahun bisa memicu bermacam penyakit. Belum lagi kami di NTT masih bergumul dengan isu stunting, gizi buruk, kematian ibu dan anak, perdagangan orang, dan lain-lain.”

Ketiga, sinergitas gereja dan dinas-dinas terkait untuk pemulihan ekonomi akibat kerusakan areal pertanian yang mengancam gagal panen dan rawan pangan.

Keempat, upaya GMIT untuk menggalang bantuan melalui mitra-mitra dalam dan luar negeri, distribusi logistik dan pemulihan psikis para korban melalui program trauma healing.

Kelima, permohonan dukungan Kementerian PUPR untuk renovasi kerusakan kantor Majelis Sinode GMIT dan kelanjutan pembangunan gedung GMIT Center.

“Kami mohon perhatian bapak kalau dapat, dukungan untuk kantor kami. Gedung ini dibangun tahun 1987. Ini gedung yang agak tua, dan baru-baru ini mengalami kerusakan akibat Siklon Seroja. Di sebelahnya kami sementara membangun gedung yang lain tapi belum selesai. Kami mohon Bapak berkenan melihatnya dan kalau dapat, ada dukungan Kementerian PUPR untuk kantor kami sebagai tanda Bapak datang ke sini,” jelas Pdt. Mery.

Mewakili Persekutuan Kristen lingkup Kementerian PUPR, John Wempi Wetipo menyerahkan bantuan dan senilai 50 Juta Rupiah

Menanggapi sejumlah masukan yang disampaikan Ketua MS GMIT, Wakil Menteri PUPR mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan pendataan kerusakan infrastruktur dan mengupayakan rekonstruksi namun tidak semua kerusakan dapat mereka tangani.

“Terkait beberapa hal yang Ibu Ketua Sinode telah sampaikan, tim kami sedang melakukan pendataan dan dalam proses rekon. Mungkin tidak semua yang rusak kita tangani tapi paling tidak kita bisa memaksimalkan infrastruktur yang rusak terkait dengan kejadian-kejadian kemarin sesuai arahan Presiden dan Pak Menteri,” kata Wempi.

Usai dialog, Wempi mewakili Persekutuan Kristen di lingkungan Kementerian PUPR menyerahkan bantuan dana senilai 50 Juta Rupiah.

Sebelum meninggalkan Posko, Wempi dan rombongan meninjau kerusakan kantor Majelis Sinode GMIT dan gedung GMIT Center. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *