Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan (Lukas 2:13-20 & 1 Petrus 1:22-25) – Pdt. Dr. Adriana Dukabain-Tunliu

www.sinodegmit.or.id, Selamat Natal 2021. Kiranya kasih Kristus menggerakkan persaudaraan dunia & damai sejati dari Allah besertamu.

Kita di Kupang, beberapa waktu lalu dikejutkan dengan penemuan jenazah seorang ibu dan anaknya. Kemudian, kita menjadi saksi sejumlah aksi damai menuntut keadilan bagi korban yang dilakukan oleh banyak orang, yang mungkin tidak pernah kenal sebelumnya, tapi bersedia berjuang bersama. Kira-kira apa yang menggerakkan mereka?

Mungkin jawaban sederhananya adalah peduli, care. Tapi, kata itu juga ada di balik narasi Natal Yesus –Allah peduli. Bagi orang-orang Kristen di segala tempat dan waktu, inilah alasan berbagai perayaan Natal kita. Namun apakah maknanya? Ini pertanyaan kunci tiap kali peristiwa Natal Yesus ini kita hidupkan kembali. Tahun ini mari merenung: Apakah makna Natal Yesus bagi dunia kita yang terluka karena Pandemic Covid-19, bagi satu dunia yang tercabik-cabik akibat berbagai krisis dan bencana?

Penginjil Lukas dalam episode yang kita baca mencatat bahwa karya Allah yang memesona di dalam Kristus awalnya datang kepada kita melalui peran orang-orang sederhana. Mereka hidup di margin. Maria dan Yusuf dari Nazaret hanya mendapatkan kandang binatang pada malam yang kudus itu. Di sana bayi mereka, sang Kristus, dilahirkan. Lalu, ada para gembala di padang, yang tak bernama. Mereka peduli dan mau ambil resiko dengan melakukan perjalanan ke Bethlehem untuk menyaksikan khabar baik yang telah mereka terima. Dan benar, Sang Juruselamat dunia sudah lahir.

Selain kepedulian, di dalam Yesus juga nyata solidaritas Allah terhadap dunia yang bergumul dengan dosa. Allah berbelarasa dengan manusia dan membaharui seluruh ciptaan. Ia tidak ingin ciptaanNya binasa. Apakah ini masih bermakna bagi kita kini? Narasi Natal Yesus itu memesona, membuat penasaran dan menantang pendengar-nya untuk membuat pilihan-pilihan yang tidak selalu mudah dalam hidupnya.

Dalam bacaan yang ke-2, Petrus dalam suratnya menasehati orang-orang Kristen untuk hidup dalam semangat, jiwa, roh yang mencerminkan identitas mereka sebagai para pengikut Kristus. Karena itu, mereka juga kerap dituntut untuk membuat pilihan-pilihan yang tidak selalu mudah.

Penerima surat Petrus adalah jemaat Kristen di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia. Mereka bukan orang asli, ana tana, tapi para pendatang dan perantau yang tersebar di pedalaman kota-kota tersebut. Mereka merupakan kaum kelas rendah dan oleh masyarakat diperlakukan sebagai “orang asing” tanpa hak apa pun. Identitas mereka sebagai pengikut Kristus juga jadi alasan perlakuan tidak adil yang mereka terima. Mereka jadi sasaran fitnah dan pengucilan karena meninggalkan atau memisahkan diri dari keluarga dan masyarakat umum demi Kristus. Mereka mengalami diskriminasi dan penganiayaan. Siapa yang mau bela? Jumlah mereka sangat sedikit dan tidak punya pengaruh.

Petrus menegaskan bahwa orang-orang Kristen harus tetap berpegang kepada Yesus dan teladan-Nya dalam situasi apa pun: baik maupun buruk, suka maupun duka, selamat maupun menderita. Ketika Yesus dicaci maki, tidak membalas dengan mencaci maki; ketika menderita, Ia tidak mengancam, tapi menyerahkan kepada Allah, yang menghakimi dengan adil (2:23). Mereka tidak dianjurkan untuk mencari-cari penderitaan atau mengagung-agungkan penderitaan. Tidak, tapi apa opsi yang harusnya dipilih dalam situasi tersebut adalah seperti yang Yesus sudah teladankan.

Demikian juga, ketika ada di antara jemaat tersebut yang mengalami penderitaan, maka mereka harus senasib-sepenanggungan, demikian menurut Petrus. Belarasa, itulah kata yang lebih akrab dengan kita. Belarasa itu bukan sekedar perasaan, tapi kompetensi etis yang bersumber pada iman dan berbuah pada tindakan, bahkan gerakan untuk bantu sesama, khususnya mereka yang paling membutuhkan, secara nyata. Dalam berbelarasa, mereka perlu meneladani kasih Yesus. Macam apa itu? Dalam naskah Yunani, kata yang dipakai untuk teks ini adalah philadelphian. Kata ini merupakan bentuk akusatif dari philadelphia. Kata ini tersusun dari dua kata phileo/philia yang berarti kasih/mengasihi, dan adelphos yang berarti saudara; maka kata ini dalam bahasa hari-hari kotong bilang sayang batúl sang kotong pung sodara.”   

Petrus tidak main-main atauu bicara retoris di sini. Ia segera melanjutkan dengan:Bosong pung sayang tu musti batamba kuat, tagal bosong pung hati barisi.Petrus pakai kata agapasate. Kata tersebut berasal dari kata dasar agapao/agape yakni kasih tanpa syarat, kasih Allah. Artinya standar kasih yang harus dimiliki oleh orang Kristen untuk mengasihi sesamanya adalah kasih Allah, kasih tanpa syarat, kasih yang rela berkorban, kasih yang memberi tanpa berharap kembali, kasih tanpa batas. Sekali lagi: Bosong pung sayang tu musti batamba kuat, tagal bosong pung hati barisi,tidakpura-pura, tidak munafik apa lai cari nama, ko mo tenar.

Ini kali kedua kita merayakan Natal di tengah Pandemi Covid-19. Pandemi ini sudah berdampak pada komunitas global dengan kedekatan yang tak terhindarkan dan dengan sedikit kesiapsiagaan di pihak kita. Kotong pung siap-siaga sadiki ni, bukan karna sonde tau bahayanya, tapi karna sonde mau ato malas tau. Pandemi sudah secara dramatis mengubah kehidupan sehari-hari tiap orang, dan dengan kuat mengekspos kerentanan yang semua manusia sama-sama alami, tanpa kecuali. Selain jutaan orang yang terinfeksi secara fisik, lebih banyak lagi yang terkena dampak psikologis, ekonomi, politik dan agama; di propinsi kecil kita pun ibadah di ranah public masih dibatasi, kita seakan dicabut dari ibadah-ibadah umum.

Banyak orang sepanjang 2 tahun ini telah berjuang untuk berhadapan dengan kematian dan kesedihan, terutama dengan ketidakmampuan untuk ada bersama yang dikasihi di saat-saat terakhirnya; melayat, perkabungan, pemakaman yang akrab bagi kita seakan terhapus dan kita makin terluka. Lockdown dan PPKM menyebabkan ekonomi dunia bertekuk lutut dan kelaparan global berlipat ganda mengancam karena bencana ini. Ini, pada gilirannya, berkontribusi pada peningkatan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Tuntutan-tuntutan untuk jarak fisik dan sosial berarti isolasi bagi banyak orang. Keputusasaan, kecemasan, dan rasa tidak aman telah mendominasi kehidupan kita. Virus Corona telah memengaruhi semua – kaya, miskin, orang tua, anak-anak, orang kota dan desa, petani, industrialis, pekerja dan pelajar.

Sementara seluruh umat manusia terluka parah, pandemi telah mengingatkan kita pada skandal kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, antara yang istimewa dan yang kurang mampu. Di banyak tempat, orang sakit, orang tua, dan kaum difable serta orang yang terpinggirkan paling terkena dampak pandemi ini.

Kesengsaraan manusia yang terkait dengan Pandemi Covid-19 terjadi di tengah konteks yang lebih luas dari penderitaan planet bumi kita.

Jeritan korban-korban human trafficking terus disuarakan. Jeritan mereka yang hak-hak azasinya dilanggar, termasuk orangtua, keluarga dan kerabat. Adakah kita dengar? Kita diminta untuk mendengar tidak hanya suara manusia yang menderita, tapi juga tangisan berkepanjangan dari bumi dan seluruh komunitas kehidupan di dalamnya. Ke depan kita juga akan melihat krisis kesehatan. Ini adalah pertanda krisis yang berkaitan dengan perubahan iklim dan serangan terhadap keanekaragaman hayati. Tanggal 23 Desember kemarin kita dapat peringatan dini untuk siaga bencana. Kita masih trauma dengan Seroja kemarin. Kita sangat butuh perubahan ekologis dari sikap dan tindakan untuk lebih peduli pada dunia kita, dengan memperhatikan rintihan ciptaan.

Mari setelah perayaan Natal kita hari ini, dalam hari-hari kita selanjutnya biasakanlah untuk bertanya pada diri sendiri:

Siapa yang diabaikan?

Siapa yang telah dilukai?

Siapa yang terluka?

Kita mungkin akan dikejutkan bahwa Roh Allah mengispirasi kita untuk lebih berbelarasa. Mari terus kerjakan bagian kita, mari bahu-membahu untuk berpulih. Mari bersama sambil terus percaya akan pemulihan yang disediakan Tuhan bagi dunia yang dikasihiNya dengan kasih yang sangat besar. TUHAN menolong kita. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *