
Kupang, www.sinodegmit.or.id, – Di era digital yang penuh dengan hiruk-pikuk informasi, gereja ditantang untuk tetap menjadi suara yang jernih, mendidik, dan memberi arah. Menjawab tantangan ini, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menggelar Webinar Pelatihan Jurnalistik, yang berlangsung selama dua hari, yakni Senin hingga Selasa (7–8 Juli 2025).
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan upaya serius GMIT untuk memperkuat peran gereja sebagai media yang mencerdaskan jemaat dan masyarakat luas. Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y. Ena Blegur, dalam arahannya menegaskan pentingnya membangun pola komunikasi yang tertata dan berdampak.
“Model pemberitaan gereja harus diatur rapi, informasi yang disampaikan harus mempunyai nilai edukasi tetapi juga nilai pemberitaan bagi seluruh anggota GMIT dan bagi dunia,” kata Pdt. Saneb.
Pelatihan ini diikuti oleh 24 peserta – perwakilan dari 15 Klasis, termasuk dari luar NTT seperti Jemaat Baitani Sumbawa dan Jemaat Eklesia Batam. Antusiasme peserta mencerminkan semangat baru untuk menghidupkan minat jurnalistik di lingkup Jemaat, Klasis dan Sinode GMIT.
Materi pelatihan yang dibawakan pun cukup padat dan menyentuh aspek penting jurnalistik, mulai dari pemahaman dasar tentang berita dan feature, teknik wawancara dan observasi, hingga sembilan elemen penting dalam jurnalisme serta teknik menulis yang baik dan benar.
Dua narasumber andal dihadirkan: Gusti Rikarno, S.Fil, Direktur Rumah Literasi Cakrawala NTT, dan Mario Djegho, S.I.Kom, Pemimpin Redaksi Media Pendidikan Cakrawala NTT, yang membagikan ilmu dengan semangat mengembangkan minat literasi.
Lebih dari sekadar teori, peserta juga diajak langsung untuk mempraktikkan keterampilan jurnalistik dengan membuat liputan dan menulis berita berdasarkan fakta di lapangan. Hal ini disambut dengan antusias, seperti yang diungkapkan Pdt. Grace Aryani Nope dari Jemaat Baitani, Klasis Sumbawa.
“kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mengembangkan minat menulis, sekaligus melatih diri untuk meliput dan menulis berita secara obyektif, sesuai dengan fakta yang terjadi, tanpa mengikutsertakan pendapat pribadi.,” ujarnya.
Webinar ditutup dengan penyusunan rencana tindak lanjut agar para peserta dapat menjadi penggerak literasi di jemaat dan klasis masing-masing. Harapannya, mereka tidak hanya menjadi pewarta di mimbar, tetapi juga pewarta melalui tulisan, menjadi kontributor aktif bagi website resmi Sinode GMIT.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Majelis Klasis (KMK) Sumbawa, Pdt. Mareti Halundaka, dan KMK Flores-Lembata, Pdt. Imanuel Talan, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap bidang jurnalisme gereja. ***











