
Kalabahi-Alor, www.sinodegmit.or.id, Kaum Bapak Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menggelar pawai akbar untuk memulai Musyawarah Pelayanan (Muspel) tahun 2024, sekaligus memaknai nilai toleransi antar umat beragama, di Kalabahi, Alor, pada Rabu (10/7).
Pawai tersebut diikuti oleh Pemukul gong dari Klasis Alor Timur Laut, SD GMIT 1 Kalabahi, SMP Negeri 1 Kalabahi, SMP Negeri 2 Kalabahi, UPTD SMP Negeri 3 Kalabahi, Rombongan Majelis Sinode, Pemerintah Daerah Kabupaten Alor, para Pendeta GMIT, Pengurus Kaum Bapak Sinode GMIT, perutusan Kaum Bapak dari 57 Klasis di GMIT, Kaum Bapak GMIT dari jemaat-jemaat yang ada di sekitar Kalabahi, Ibu-ibu Bhayangkari, Kaum Bapak lintas agama Kabupaten Alor yakni agama Katholik, Islam dan Hindu. Diperkirakan lebih dari seribu orang yang mengikuti pawai tersebut.
Para peserta berkumpul di Lapangan Mini Kalabahi, kemudian berjalan kaki menuju Masjid Mujahirin Kadelang. Sepanjang perjalanan, peserta pawai disambut dengan ramah oleh umat setempat, tersenyum dan menyapa peserta, mengucapkan selamat datang, sambil melambaikan tangan. Di beberapa titik peserta disuguhkan air mineral, jus dan aneka kue, oleh para Muslimah dan pemuda/i gereja.

Penjabat Bupati Alor, Dr. Drs. Zeth Soni Libing, M.Si, saat menyapa peserta pawai, tiba-tiba terdengar bunyi Azan dari Masjid Al-Fatah Kalabahi pada pukul 3.15 Wib, pertanda Sholat Ashar, mengajak para peserta untuk berhenti berbicara.
“Kita berhenti bicara, sebab ada bunyi (Azan),” kata Penjabat Bupati yang dilantik pada November 2023. Ia segera mematikan mic-nya sampai dengan sholat selesai.
Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y.E. Blegur dalam acara pelepasan berbicara tentang toleransi antar umat beragama di Alor, yang merupakan nilai dasar hidup manusia.
“Toleransi tidak hanya bersifat simbolis, tetapi lahir dari darah dan daging kita. Tidak ada batasan untuk menyapa dan berelasi dengan umat beragama lain. Hal ini dapat menjadi cerita iman, ketika peserta muspel kembali ke tempat masing-masing,” kata Pdt. Saneb.
Ia berharap sikap toleransi di Alor menjadi role modelbagi jemaat-jemaat GMIT di daerah yang lain.
“Saya berharap peserta muspel dapat mempraktekannya, karena dalam Pokok-pokok Eklesiologi GMIT dicatat bahwa kita semua merupakan familia Dei(keluarga Allah), yang tidak membeda-bedakan latar belakang, suku, agama dan budaya,” lanjut Pdt. Saneb.
Para peserta pawai tiba di Masjid Mujahirin Kadelang, disambut oleh umat Muslim. Selanjut para peserta melanjutkan perjalanan ke Jemaat GMIT Imanuel Polibo’o, Klasis Teluk Kabola dengan menggunakan kendaraan roda empat. Di sana, peserta disambut dengan nyanyian ‘Selamat datang’ oleh Grup seruling anak-anak dan tarian lego-lego.
Para peserta mengakhiri rute pawai di tempat tersebut.***