
KALABAHI-ALOR, www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) melakukan audiens dengan Pemerintah Kabupaten Alor tentang pengelolaan aset tanah GMIT dan pengembangan ekonomi jemaat, di Kantor Bupati Alor, Kalabahi, Alor, pada Rabu (19/6).
Tanah tersebut terdiri dari 2 bidang dengan total luasnya 4, 7 hektar, terletak di Desa Fanating, Kecamatan Teluk Mutiara.
Dalam audiens tersebut Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie berbicara tentang Jemaat Misioner, yang berkaitan dengan pengembangan aset-aset GMIT.
“Sekarang GMIT berproses menuju Jemaat Misioner, yang dicirikan oleh tiga kemandirian gereja yakni daya, dana dan teologi. Khususnya kemandirian dana sangat dipengaruhi oleh pengelolaan aset dan pengembangan ekonomi GMIT. Oleh karena itu, kami ingin membangun mitra dengan Pemerintah Kabupaten Alor untuk pengembangan tanah Fanating menjadi lahan pertanian terintegrasi, agar menjadi salah satu sumber pendapatan yang menopang ekonomi jemaat dan Sekolah-sekolah GMIT di Alor.” Demikian disampaikan Pdt. Semuel.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Alor melalui Penjabat Bupati, Dr. Drs. Zet Sony Libing mengapresiasi kerja sama tersebut.
“Ini hal yang luar biasa. Kita sambut dengan baik, karena masalah kita di Kabupaten Alor ialah stunting dan kemiskinan ekstrim. Dari 221.000 ribu penduduk, ada 42.000 penduduk yang miskin, didalamnya ada 4.000 yang miskin ekstrim. Ditambah lagi dengan masalah stunting. Mari kita (Pemerintah dan Gereja) mengurus masalah ini bersama-sama,” ungkap Penjabat Bupati yang dilantik pada November 2023.
Ia juga berbicara tentang supply chain(rantai pasok pangan antara perusahaan dan supplier) seperti telur, ikan air tawar, lombok dan bawang, yang masih bergantung dari daerah luar Kabupaten Alor. Dengan adanya pengembangan aset tanah GMIT akan membantu ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Ketua Badan Pengelolaan Aset dan Pengembangan Ekonomi (BPA-PE) Sinode GMIT, Pdt. Yunus Kay Tulang menghubungkan isu supply chaindengan program ‘Makan siang gratis bagi anak-anak Sekolah’ ke depan. “Jika Pemerintah dan Gereja tidak mempersiapkan hal ini dengan baik, maka kita akan kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Karena itu, BPA-PE akan terus mendorong dan mendampingi Klasis-klasis dan jemaat, untuk memanfaatkan setiap aset untuk pengembangan lahan pertanian dan pengembangan ekonomi,” kata Pdt. Yunus.
Seusai pertemuan tersebut, Ketua Sinode bersama rombongan meninjau lokasi tanah Fanating. Tanah tersebut akan diolah untuk ditanami tanaman holtikultura, peternakan ayam dan kolam ikan air tawar, didampingi oleh Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor.
Pdt. Adel Tulle, Ketua Majelis Jemaat Fanating, Klasis Alor Tengah Utara bersama kelompok taninya akan berpartisipasi mengelola tanah tersebut.
Hasil audiens bersama Pemerintah juga membuka ruang mitra bagi Klasis-klasis lain di Alor Tribuana untuk pengembangan ekonomi di wilayah masing-masing. Kerja sama tersebut akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding). Ketua Sinode GMIT berharap dapat dimanfaatkan dengan baik.
Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Alor, Yustus Dopongabora, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Alor, Christovel Taralandu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Ferdy I. Lahal, Ketua Badan Pengelolaan Aset dan Pengembangan Ekonomi, Pdt. Yunus Kay Tulang, Sekretaris Badan Keadilan dan Perdamaian, Pnt. Freedom Radja, Ketua Badan Diakonia GMIT, Pdt. Lukman S. Bahan, Ketua Majelis Klasis (KMK) Alor Barat Laut, Pdt. Simon Petrus Amung, KMK Alor Barat Daya, Pdt. Doni S. Duka, KMK Alor Tengah Selatan, Pdt. Yerita Maniley, KMK Alor Tengah Utara, Pdt. Erastus J. Oematan, KMK Alor Timur, Pdt. Derly Wonlele, KMK Alor Timur Laut. Pdt. Elvintje P. Frare, KMK Teluk Kabola, Pdt. Oktaviana M. Appah, KMK Mataru, Pdt. Pither Madjeni, dan KMK Pantar Timur, Pdt. Fery C. Nenot’ek-Bang. ***