UBB-GMIT Luncurkan Buku Cerita Yusuf dalam Bahasa Dengka

ROTE,www.sinodegmit.or.id, Unit Bahasa dan Budaya GMIT (UBB-GMIT) meluncurkan Buku Cerita Yusuf (Kejadian 36-50) ke dalam Bahasa Rote Dialek Dengka, di Jemaat GMIT Loaholu, Oelua, Klasis Rote Barat Laut, pada Jumat (31/5).

Kebaktian peluncuran sekaligus penutupan Bulan Budaya GMIT diawali dengan prosesi tarian penyambutan, sapaan adat, dan pengalungan tanda kasih kepada para tamu yang hadir. Kebaktian berlangsung dalam nuansa budaya, diselingi dengan tarian kebalai, yang mendahului penyerahan Buku Cerita Yusuf dari Tim penerjemah kepada Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Samuel B. Pandie.

Tujuh orang penerjemah yang sangat berperan dalam penerjemahan ini yakni Pdt. Ambrosius Menda, Jemi Henukh, Balsasar Mboeik, Fredik Bessi, Imanuel Tungga, Mey Fanggi, dan Dr. Thress Tamelan.

Konsultan Penerjemahan, Prof. Charles Grimes mengemukakan bahwa “Tuhan Allah yang menciptakan dunia, pasti tahu bahasa Dengka. Masalah kita ialah, komunikasi dengan pesan yang tidak dimengerti, tidak berguna. Memang pihak gereja mau melihat pertumbuhan rohani dan pertumbuhan gereja yang bermakna. Demikian juga di sektor pembangunan, pendidikan, dll, tetapi jika pesan yang disampaikan tidak dimengerti, maka tidak berguna. Hanya bawa pulang kata amin,” kata Prof. Grimes. Ia juga menyampaikan proses penerjemahan ini yang tidak mudah. Dibutuhkan beberapa tahun untuk selesai.

“Untuk menghasilkan terjemahan yang tidak jelas, kurang teliti, dan tidak dapat diandalkan itu gampang. Bisa cepat. Tetapi untuk menghasilkan satu terjemahan yang bisa dimengerti oleh semua masyarakat, harus melalui prinsip-prinsip penerjemahan secara Alkitabiah dan yang diakui secara internasional, itu tidak gampang dan makan waktu”, lanjut Prof. Grimes. Ia mengharapkan para Pendeta memanfaatkan terjemahan ini dalam pelayanan.

Kebaktian peluncuran dipimpin oleh Pdt. Ambrosius Menda, dengan khotbah dalam bahasa Dengka (Khotbahnya dapat diunduh pada link ini: (https://sinodegmit.or.id/2024/06/02/bahasa-lokal-bahasa-jatidiri-kejadian-421-24-pdt-ambrosius-herwanto-menda/).

Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu mengaku bersyukur kepada Tuhan dengan hadirnya Buku Cerita Yusuf, karena meningkatkan literasi rohani dan pengetahuan anak-anak generasi sekarang. Ia juga meminta anak-anak agar jangan melupakan sejarah dan budaya Dengka dengan bahasa yang ada.

Pdt. Samuel Pandie dalam sambutannya mengapresiasi UBB GMIT yang telah menerbitkan Buku tersebut. “UBB telah bekerja dengan luar biasa, dan karya ini menjadi alat kesaksian bagi dunia,” kata Pdt. Samuel. Ia juga berharap agar buku ini jangan hanya tersimpan sebagai sebuah dokumen.

“teman-teman pendeta diharapkan memanfaatkan buku ini dengan baik. Jika saudara melayani di suatu tempat selama 4 atau 8 tahun, kedekatan dengan jemaat itu bisa diukur dari apakah saudara bisa berbahasa daerah itu atau tidak,” lanjut Pdt. Samuel. Ia mendorong para pelayan agar bisa memberitakan Firman dengan bahasa-bahasa lokal yang kaya makna.

Yakob Ndolu (86) mengaku sangat senang dengan peluncuran buku tersebut.

“Saya  sangat senang dengan kebaktian peluncuran buku hari ini, karena Tuhan seperti hadir dalam tarian, syair adat, kebalai, bahkan melalui bahasa manusia Dengka. Saya berharap para Majelis dapat memanfaatkannya dalam ibadah di gereja dan di rayon-rayon,” kata Yakob, anggota Rayon 6 di jemaat GMIT Loaholu.

Buku tersebut dapat diperoleh di kantor UBB-GMIT, di Kupang, atau dengan menghubungi Kantor Klasis Rote Barat Laut, di Busalangga, dengan harga Rp. 10.000/exemplar (sepuluh ribu rupiah).

Hingga saat ini UBB-GMIT telah menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru secara lengkap ke dalam 4 bahasa di Rote, yakni, Thie, Lole, Dela dan Ndao, serta beberapa Kitab dalam bahasa Dengka, Rikou dan Termanu. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *