//HARAPAN TENTANG NEGERI YANG PENUH KEMAKMURAN (ZAKARIA 8:1-13)

HARAPAN TENTANG NEGERI YANG PENUH KEMAKMURAN (ZAKARIA 8:1-13)

Pendahuluan

Kitab Zakaria 8:1-13 ditulis dalam konteks pasca-pembuangan Babel yang terjadi pada tahun 520-518 SM. Zakaria melakukan tugasnya setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel. Dalam situasi ini dapat dipastikan banyak orang hidup dalam kemiskinan karena situasi ekonomi yang tidak menentu. Mereka tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk membangun kembali infrastruktur dan menghidup kembali roda perekonomian. Ketergantungan pada bangsa lain semakin memperburuk situasi ekonomi dan sosial mereka. Pada kitab-kitab lain seperti Ezra, Nehemia dan Hagai kita bisa menemukan gambaran kesulitan secara ekonomi yang dialami oleh bangsa Israel. Dalam situasi ini mereka menjadi ragu terhadap identitas sebagai umat pilihan dan perkenan Allah kepada mereka

Tafsiran Zakaria 8:1-13

Ay. 1 8: Setelah bangsa Israel kembali dari tanah pembuangan, mereka berada pada fase pemulihan (restorasi). Allah berjanji akan menyelamatkan umat Israel dan kembali ke Sion serta akan diam di tengah-tengah Yerusalem. Janji keselamatan ini lahir dari keyakinan bahwa Tuhan tidak hanya memilih Israel menjadi umat-Nya tetapi juga memilih Yerusalem (Sion) bagi umat-Nya itu. Tuhan memilih Yerusalem berdasarkan rasa cinta-Nya. Yerusalem menjadi rumah, tempat kediaman-Nya dan tempat la tinggal di dunia ini, sekalipun Ia juga tinggal di tempat tinggi. Allah menunjukan kesetiaanNya pada perjanjian dengan umat Israel. Meskipun Israel di hukum namun itu bukan akhir dari hubungan Allah dengan umat pilihanNya melainkan merupakan bagian dari proses pemulihan (ay. 7) Tujuan pemulihan itu membawa bangsa Israel dalam relasi yang baru engan Allah, di mana mereka akan menjadi umat Allah dan Allah akan menjadi Allah Israel dalam kesetiaan dan kebenaran (ay.8).

Ay. 9 13: Mengubah kutuk menjadi berkat. Terhadap sisa-sisa Israel Allah berjanji akan menabur damai sejahtera (ay. 12) Tuhan berjanji akan menyelamatkan sisa-sisa umat

yang masih hidup sesudah masa hukuman dan menjadikan mereka berkat. Proses restorasi yang Allah lakukan adalah mengubah kutuk menjadi berkat. Jika selama pembuangan mereka tidak dapat melakukan usaha untuk menopang kehidupan mereka maka setelah mereka kembali, Allah berjanji memberkati setiap usaha mereka dengan memberikan hasil. Penting untuk mengingat kembali janji Allah tentang tanah perjanjian yang merupakan tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Keluaran 3:8)

Pesan Teks

  1. Pemenuhan janji Allah. Allah menyatakan sebuah janji tentang masa depan yang penuh dengan kemakmuran. Janji untuk membawa bangsa Israel pulang dari pembuangan merupakan janji untuk membawa umat-Nya keluar dari kesengsaraan. Ini merupakan landasan teologis yang kokoh untuk membangun harapan tentang masa depan yang cerah.
  2. Janji Allah menguatkan iman bangsa Israel. Tanggung jawab untuk membangun Bait Allah yang baru dapat menjadi motivasi bagi bangsa Israel di tengah kesulitan ekonomi dan berbagai masalah lainnya. Dengan berpegang pada janji penyertaan Allah, maka bangsa Isreal bertumbuh menjadi komunitas yang saling memberdayakan. Allah mampu mengubah kutuk menjadi berkat sehingga kehidupan bangsa Israel penuh dengan kemakmuran dan damai sejahtera.

Aplikasi

  1. Dalam kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu setiap orang tidak boleh kehilangan pengharapan. Kita tidak tahu apa yang akan dihadapi di masa depan. Namun, ada janji Allah yang selalu bisa diandalkan. Masa depan yang penuh kemakmuran telah Tuhan sediakan bagi negeri ini. Semangat tersebut perlu digelorakan dalam setiap sanubari. Upaya-upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah harus ditangkap sebagai peluang untuk kehidupan yang lebih baik. Karena itu, sebagai orang percaya kita terpanggil untuk berkomitmen menjadi umat Allah yang hidup dalam kesetiaan dan kebenaran (band Mikha 6:8). Praktek korupsi, kolusi dan nepotisme yang merugikan banyak orang haruslah diberantas. Kita perlu berjuang bersama untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa ini.
  1. Pendataan sumber daya. Langkah penting untuk mewujudkan harapan tentang negeri yang penuh kemakmuran adalah melakukan pemetaan potensi. Kita perlu mengenal kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari semua sumber daya yang dimiliki oleh persekutuan orang percaya. Dengan mengenali potensi yang dimiliki akan membantu gereja mengembangkan strategi pelayanan yang tepat dalam mengintervensi setiap pergumulan sesuai konteks masing-masing.
  2. Menentukan prioritas bagi masa depan yang cerah. Proses pemberdayaan yang melibatkan jemaat perlu diperhatikan bukan sekedar mengejar hasil. Dibutuhkan gerak bersama dan sama-sama bergerak baik di lingkup jemaat, klasis maupun sinode. Pemanfaatan aset-aset harus dilakukan dengan berfokus pada proses. Tujuan yang ingin dicapai harus disertai dengan kemauan untuk memurnikan motivasi dalam doa dan ucapan syukur.

Penutup

Harapan tentang negeri yang penuh kemakmuran bukanlah sebuah pemanis tema. Harapan itu akan selalu hadir bagi mereka yang percaya pada perubahan. Jika ada kesabaran dalam setiap proses, maka harapan akan menjadi kenyataan Selamat mewujudkan harapan diiringi dengan usaha dan doa (YW).