
Amfoang-Kupang,www.sinodegmit.or.id, Jemaat Siloam Bitobe, Klasis Amfoang Selatan membangun sebuah gedung Gereja dan Pastori Pendeta dengan mengandalkan hasil pertanian dan hasil alam. Kedua gedung tersebut ditahbiskan dan diresmikan oleh Majelis Sinode GMIT pada Minggu (31/8/2025).
Peletakan batu pertama Gedung tersebut dilaksanakan pada tahun 2009. Selama 16 tahun mereka membangun Gedung tersebut dengan hasil kebun yang mereka olah dan hasil alam lainnya.
Salah satu warga Rayon 2, Aleksander Niap (62), menyampaikan bahwa hasil pertanian dan alam yang mereka peroleh sangat mendukung proses pembangunan gereja, sehingga mereka tidak merasa terbebani dengan tanggungan yang ada.
“Hasil yang ada di Jemaat ini antara lain jagung, padi, kopi, kemiri, legundi, asam, madu, ubi, pisang dan jus ternak menjadi sumber utama yang dikelola jemaat. Seluruh warga jemaat turut berpartisipasi dengan cara yang beragam: ada yang memberikan uang, ada yang mempersembahkan hasil kebun atau natura,” tutur Aleksander.
Menurutnya, hasil pertanian benar-benar menolong mereka, sehingga pembangunan gedung ini tidak menjadi beban. Bahkan untuk tenaga tukang berasal dari swadaya jemaat sendiri, sementara kebutuhan konsumsi selama pekerjaan pembangunan juga tercukupi dari hasil kebun yang mereka miliki, tanpa harus membeli dari luar.
Senada dengan hal tersebut, warga Rayon 4, Okto Leven (53), menyampaikan bahwa jemaat memiliki dua kebun gereja yang diolah bersama dengan menanam pisang, kopi, ubi, dan jagung. Hasil panen kemudian disimpan di lumbung gereja dan dikelola penggunaannya oleh bendahara. Ia juga menyampaikan harapannya.
“Sekarang gedung sudah selesai dibangun, kami berharap program pelayanan yang telah diputuskan dalam sidang dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu semoga persekutuan semakin meningkat dan jemaat terus hidup dalam persatuan,” kata Okto.

Kebaktian pentahbisan dipimpin oleh Pdt. Ariance Oktoviana Naetasi sebagai pengkhotbah, bersama para pendeta GMIT Klasis Amfoang Selatan yang melayani sebagai liturgos. Berdasarkan renungan dari 2 Korintus 3:1-18, Pdt. Ariance menekankan pentingnya memberitakan kabar baik dalam bingkai kemerdekaan, dengan visi dan misi hidup orang percaya untuk memberkati sesama, memiliki hati yang tulus dalam melakukan kebaikan, serta menjaga kejujuran dan kekudusan, baik ketika dilihat orang lain maupun saat sendiri. Beliau juga mengajak jemaat sebagai warga gereja yang baik untuk terus berkarya mengisi kemerdekaan yang Tuhan anugerahkan bagi bangsa Indonesia dengan menghormati kuasa dan jabatan sebagai pemberian Tuhan, serta mewujudkannya melalui perbuatan baik, keadilan, dan pelayanan kepada sesama.
Sementara itu, Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Y. Ena Blegur dalam suara gembalanya berharap agar gedung yang telah ditahbiskan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya untuk pelayanan, menjadi mercusuar yang terus memancarkan terang Kristus di tengah kegelapan dunia.
Ia menegaskan bahwa gedung gereja bukan hanya ruang perjumpaan antara Allah dan manusia secara spiritual, tetapi juga wadah untuk pelayanan sosial, seperti pemberdayaan ekonomi, peningkatan kesehatan, dan penguatan kapasitas jemaat.
Acara diawali dengan penyambutan adat natoni/basan kepada para tamu yang hadir. Bertindak sebagai pendeta penahbis, Pdt. Saneb memimpin rangkaian kegiatan, dimulai dengan pembukaan selubung papan nama gereja, penandatanganan prasasti, pengguntingan pita pastori dan gedung gereja, serta penyerahan kunci kepada koster untuk kemudian membuka pintu gereja dan mempersilakan jemaat masuk beribadah.
Selanjutnya, Pdt. Saneb Blegur menerima penyerahan gedung tersebut dan menahbiskannya untuk dipergunakan dalam pelayanan.
Jemaat ini sendiri dilayani oleh Pdt. Marleni S. Pah dengan jumlah anggota lebih dari 300 kepala keluarga yang terbagi dalam 10 rayon.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Bagian Kesra Kabupaten Kupang, Frits Kuhurima; Camat Amfoang Tengah, Marsyuner Prayudin Bureni; Ketua Majelis Klasis (KMK) Amfoang Selatan, Pdt. David Ndolu; KMK Amarasi Selatan, Pdt. Papi A. Ch. Zina; Babinsa Amfoang Tengah; Kepala Desa Bitobe; Kepala Desa Bonmuti; para pendeta GMIT; serta undangan lainnya. ***