
Foto: Boy Nggaluama
Niki-niki, TTS, www.sinodegmit.or.id, – Jemaat Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pniel Supul, Klasis SoE Timur, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 pada Kamis, 11 September 2025. Perayaan yang dihadiri lebih dari 600 jemaat, pejabat pemerintah, dan tokoh lintas agama ini menjadi momen penting untuk meneguhkan misi pelayanan sekaligus menjadi gereja yang berdampak di tengah masyarakat.
Ibadah syukur HUT tersebut dipimpin oleh Pdt. Monalisa Kobi-Laimeheriwa sebagai liturgos dan Pdt. Yulian Widodo sebagai pengkhotbah. Berdasarkan Kejadian 32:30 dan 1 Korintus 3:6-9, Pdt. Yulian menekankan bahwa transformasi sejati terjadi ketika seseorang menyerah sepenuhnya kepada Tuhan, sama seperti kisah Yakub di Pniel yang justru menemukan kemenangan spiritual dalam kekalahan fisiknya. Ia juga mengingatkan jemaat bahwa setiap individu memiliki peran penting, baik sebagai penanam maupun penyiram, dan fokus utama harus selalu pada Allah yang memberikan pertumbuhan, bukan pada jasa manusia.
Pdt. Yulian berpesan agar identitas Kristen dijaga melalui perkataan dan perbuatan yang mencerminkan Kristus, sebab arah pelayanan gereja (Quo Vadis) adalah maju ke tengah pergumulan untuk diubah dan berkarya di ladang Allah.
Sementara itu Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie dalam suara gembalanya menyampaikan bahwa peringatan ulang tahun ini menjadi momen bagi Jemaat untuk terus maju dan berkembang.
“Kami mendoakan agar jemaat dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi alam yang ada di sekitar, untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan umat. Dengan semangat kebersamaan, kami berharap persekutuan semakin erat, sehingga gereja dapat hadir secara nyata di tengah berbagai pergumulan jemaat, baik dalam suka maupun duka,” kata Pdt. Semuel.
Ia berharap melalui langkah ini, kiranya Jemaat Pniel Supul dapat menjadi teladan dalam mewujudkan iman yang berdampak, baik bagi internal jemaat maupun masyarakat luas.
Sebagai wujud komitmen terhadap masa depan, dalam perayaan ini juga diluncurkan buku sejarah jemaat. Buku ini menjadi warisan berharga yang merefleksikan identitas dan karakter jemaat selama lima dekade, sekaligus menjadi pedoman bagi generasi penerus.
Acara ini turut dimeriahkan dengan kehadiran Bupati TTS, Eduard Markus Lioe, serta pejabat Pemda Kabupaten TTS, Camat Kuatnana, tokoh jemaat, dan perwakilan umat Katolik dari KUB Supul Meo Paroki Niki-Niki. ***