
Ketika kita berdoa dan menyapa Allah sebagai Bapa, kita akrab dengan sebutan itu karena Doa Bapa kami yang diajarkan Yesus kepada murid-muridNya dimulai dengan Bapa kami disorga. Tidak ada yang asing bagi kita. Allah sebagai Bapa yang dekat dengan kita. Saya juga senang dengan menyapa Allah sebagai ibu yang memelihara dengan cinta kasih. Ditengah-tengah maraknya kasus-kasus yang mengingkari peran bapa dalam keluarga, sapaan Allah seperti ibu juga menolong kita memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Kita dapat memuji-muji namanya, memohon dariNya tentang pengampunan, makan dan minum, dijauhkan dari pencobaan dan dilepaskan dari yang jahat. Allah sebagai Bapa juga disapa sebagai pencipta segala sesuatu baik di langit maupun di bumi. Pencipta yang berkuasa melalui FirmanNya. Bapa yang membebaskan, menuntun dan mengajar anak-anakNya.
Kita juga akrab menyapa Yesus atau Tuhan Yesus dengan berbagai identitas yang kita alami dan rasakan, diantaranya: Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dunia, penolong yang setia, sahabat yang baik, guru yang agung, tabib yang Ajaib, dll. Kita juga mengakhiri sebuah doa dengan menyatakan, dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami. Wow…sebutan yang akrab dengan penuh keyakinan iman yang teguh.
Bagaimana dengan Roh Kudus? Apakah kita cukup akrab dengan menyapa ya Roh Kudus dan apa yang kita katakan ketika kita menyapa Roh Kudus? Ya Roh Kudus pulihkanlah hati kami, Ya Roh Kudus tuntunlah kami ke jalan yang benar. Ya Roh Kudus bicaralah dalam hati batin ini, dst. Kita juga kaya dengan sebutan Roh Kudus dalam doa-doa kita.
Kekayaan peran dan karya Roh Kudus juga diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridNya. Roh Kudus atau Roh Kebenaran atau Penghibur yang akan datang disampaikan kepada Yesus menjelang penderitaanNya. Menjelang perpisahanNya dengan murid-muridNya. Hal ini disadari Yesus sebab pemberitaan ini kurang efektif ketika Yesus masih sama-sama dengan murid-muridNya. Ketika Yesus hendak pergi kepada Dia yang mengutusNya, di saat itulah Yesus menjanjikan tentang Roh Kudus. Roh Kudus yang disapa sebagai penghibur. Roh Kudus yang akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Yesus mengurai lagi, akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya pada-Ku. Akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi. Akan penghakiman karena penguasa dunia ini telah dihukum.
Roh Kudus juga disebut sebagai Roh kebenaran, yang akan memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran. Sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari padaKu. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya dari padaKu.
Demikianlah Yesus menjanjikan karya Roh Kudus setelah Ia kembali kepada Bapa yang mengutusNya. Pemberitaan Yesus ini menjadi lengkap, saat kita meyakini Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai Allah Tritunggal.
GMIT percaya dan beribadah kepada Allah yang Esa, yang menyatakan diri-Nya dalam tiga pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, atau yang dikenal dengan sebutan Tritunggal. Allah Tritunggal adalah yang Esa dan penyataan diri Allah dalam Tiga Pribadi itu tidak saling bertentangan. Tiga Yang adalah Satu, Tiga yang Esa. Jika gereja mengaku percaya kepada Tuhan Allah Tritunggal tidak pernah berarti bahwa gereja menyembah Tiga Allah, melainkan satu Allah yang hadir dan berkarya melalui Tiga Pribadi, yaitu Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Inilah cara Allah untuk menciptakan, menyelamatkan, dan membarui kehidupan.
Karya Allah Tritunggal ini nyata melalui Gereja. Gereja sebagai persekutuan orang-orang percaya kepunyaan Kristus yang telah dipanggil dari dalam kegelapan menuju terang dan diutus untuk memberitakan karya keselamatan Allah bagi dunia. GMIT memakai gambaran keluarga Allah (familia Dei) untuk menggambarkan siapa dirinya, khususnya terkait keragaman latar belakang, termasuk suku, bahasa, adat istiadat, budaya anggota-anggotanya. Gereja hanya akan dapat disebut gereja selama ia beriman dan mengaku kepada Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) dan melakukan misi Allah. Gereja memiliki sifat Esa, Kudus, Am, dan Rasuli. Dengan demikian ketika kita menghayati dan memaknai karya Allah Tritunggal melalui gereja, yang harus dilakukan oleh gereja:
- Seperti Allah Bapa yang menciptakan dan memelihara ciptaanNya, maka melalui gereja pemeliharaan seluruh ciptaan dapat dilakukan. Gereja terpanggil untuk merawat alam semesta ini. Hari-hari dimana bumi begitu panas, ada perubahan iklim yang begitu dasyat, bencana tidak bisa dihindari terkhusus bencana hidrometerologi. Para petani begitu cemas, padi menguning siap panen, hujan turun bergantian dengan angin kancing, batang-batang padi patah dan bulir-bulir padi yang menguning akan terndam air. Gereja hadir menyatakan kemuliaan Allah Bapa untuk memelihara semesta ini.
- Seperti Anak (Yesus Kristus), sang Juruselamat, guru, tabib, sahabat yang sejati, maka melalui gereja ada pelayanan holistic yang menjadi perhatian gereja. Bidang pendidikan, Kesehatan, psikologi, spiritual, pastoral menjadi panggilan gereja. Ketika tahun ajaran lama berakhir dan tahun ajaran baru tiba, anak-anak beralih ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Orangtua bergumul dengan biaya pendidikan yang semakin mahal dari waktu ke waktu. Gereja hadir untuk menyatakan kemuliaan Anak (Yesus Kristus) sebagai guru yang agung.
- Seperti Roh Kudus atau Roh kebenaran atau penghibur yang menuntun umatNya di jalan kebenaran, yang menghibur dan memulihkan hati yang terluka karena praktik-praktik ketidakadilan ataupun ketidakbenaran maka melalui gereja karya Roh Kudus kembali dinyatakan. Gereja terpanggil untuk menyerukan kebenaran dan keadilan. Gereja juga terpanggil untuk memulihkan mereka yang terluka.
Masih banyak karya Allah Tritunggal melalui gereja, semakin lama dan dalam dihayati dan dimaknai, semakin kita takjub akan misteri Ilahi karya Allah Tritunggal yang tidak sanggup ditelusuri dengan akal pikiran manusia yang terbatas ini. Karena itu teruslah memaknai karya Allah Tritunggal yang maha mulia ini melalui gereja terkhusus Gereja Masehi Injili di Timor. Tuhan memberkati. Amin. ***











