
Kalabahi-Alor, www.sinodegmit.or.id, Langit Lautingara tampak muram pada Jumat pagi, 4 Juli 2025. Awan kelabu seolah turut merunduk dalam duka mendalam keluarga besar Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), ketika melepas kepergian salah satu pelayan Tuhan yang setia, Pdt. Emr. Jan Adonia Pering, S.Th, ke peristirahatan terakhirnya.
Pdt. Jan dipanggil pulang ke rumah Bapa di surga pada Selasa, 2 Juli 2025, di RSUD Kalabahi karena sakit, dalam usia 75 tahun, 6 bulan, dan 9 hari. Kepergiannya meninggalkan jejak panjang pelayanan yang penuh semangat, keberanian, dan kesetiaan—terutama di tanah Alor, yang menjadi medan layan utama sepanjang hidupnya.
Lahir di Madar, Pulau Pantar, pada 23 Desember 1949, Pdt. Jan menyelesaikan pendidikannya di Akademi Theologia Kupang pada 1972. Ia ditahbiskan sebagai pendeta GMIT pada 30 November 1980, dan segera memulai pelayanannya di Jemaat Apui, Klasis Alor Tengah Selatan. Saat itu, ia menjawab panggilan Tuhan di tengah keterbatasan transportasi dan fasilitas pelayanan, namun tetap teguh melangkah dengan semangat juang yang luar biasa dan hati yang penuh kasih.
Jejak pengabdiannya terus berlanjut di berbagai pelosok: Jemaat Pola Kalabahi (1984–1991), lalu menempuh studi lanjut di Fakultas Teologi Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang. Di waktu yang sama, ia juga menggembalakan Jemaat Elim Lasiana, Klasis Kupang Tengah. Selepas itu, ia kembali ke tanah Alor untuk melayani Jemaat Seidon hingga tahun 2001. Setelah 30 tahun 10 bulan menabur kasih dan kebenaran, Pdt. Jan memasuki masa emeritus dengan damai.
Dalam kehidupan keluarga, Pdt. Jan menikah dengan Petronela Lapenangga pada 6 September 1981. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat anak: Melson Agustinus, Siggi Mund Sura, Uri Petan, dan Orias Urbanus—semua tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan, meneruskan semangat dan nilai yang diwariskan oleh sang ayah.
Prosesi penguburan berlangsung khidmat di Jemaat Pola Tribuana, Kalabahi, Klasis Alor Barat Laut, dipimpin oleh Pdt. Novi Neonufa, S.Th. Isak tangis dan doa syukur menyatu dalam setiap bait lagu penghiburan dan firman pengharapan.
Majelis Sinode GMIT menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas pengabdian dan teladan hidup Pdt. Jan Adonia Pering. Dalam duka, terselip rasa syukur karena telah memiliki seorang hamba Tuhan yang menghidupi Injil bukan hanya lewat kata, tetapi lewat laku dan dedikasi yang tak lekang oleh waktu.
“Selamat jalan, Pdt. Jan. Jejak langkahmu di tanah Alor telah menjadi warisan iman bagi banyak generasi. Damailah dalam pelukan Sang Gembala Agung.” ***











