
SoE, www.sinodegmit.or.id, Sebanyak 62 vikaris GMIT asal Teritori Kupang daratan – Semau, dan Timor Tengah Selatan (TTS) mengikuti Pelatihan Pengembangan Swadaya Masyarakat (PSM)di Pusat Pelatihan Misi Terpadu (PPMT) Benlutu, Soe, sejak 14 hingga 19 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas vikaris dalam pelayanan.
Pdt. Jacob Eklemeus Niap, Sekretaris Bidang Pengembangan Personil Majelis Sinode GMIT menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memperkuat spiritual, sekaligus mengasah keterampilan praktis para vikaris.
“Melalui PSM ini, Para vikaris tidak hanya diperkuat dalam aspek spiritual, tetapi juga pemahaman tentang bagaimana mengelola pelayanan secara administratif dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi jemaat,” ujar Pdt. Jacob.
Materi yang diberikan sangat beragam, mencakup dimensi pelayanan gerejawi seperti penguatan spiritualitas pelayan GMIT, pemanfaatan budaya lokal dalam penginjilan, serta administrasi berbasis teknologi digital. Para vikaris juga dibimbing untuk mempersiapkan khotbah dalam Ibadah Penyegaran Iman (IPI).
Tak hanya itu, pelatihan juga menyentuh aspek pertanian, peternakan, dan teknologi pangan. Para peserta diajarkan cara membudidayakan singkong raksasa, jamur tiram, cabai organik, rumput inansia, babi unggul, ayam kampung dan ayam broiler, hingga budidaya ikan air tawar. Di bidang pengolahan pangan, mereka belajar memproduksi tempe, abon ayam, sambal ikan asap, ubi jalar mustofa, dan minyak kelapa murni (VCO).

Menurut Vikaris Mony Riani Lekay, asal Klasis Mollo Timur, pelatihan tersebut sangat menolong untuk pemberdayaan jemaat.
“Kami diajak untuk melihat potensi besar dan peluang di sekitar medan pelayanan. Pelatihan tidak hanya sebatas memberi pengetahuan awal tetapi juga memberi skill untuk memberdayakan jemaat lewat potensi yang ada” tutur Vikaris Jemaat bermata jemaat Bimobu tersebut.
Ia melanjutkan bahwa ada hubungan yang erat antara spiritual dan pengembangan ekonomi yakni dalam relasi yang intim dengan Tuhan dan sesama dan mendorong jemaat Tuhan mengalami kasih Tuhan lewat segala potensi yang ada. Karena itu gereja perlu menyediakan wadah bagi jemaat untuk bertumbuh secara rohani dan mengembangkan potensi mereka, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan pemberdayaan, serta memberikan pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan jemaat.
Ia berharap seusai kegiatan ini, kiranya menjadi langkah awal yang cukup penting untuk menolong jemaat Tuhan dalam mengembangkan potensi dan mencapai kesejahteraan yang cukup baik.”
Gelombang kedua pelatihan ini dijadwalkan akan berlangsung pada 20–26 Juli 2025, dengan melibatkan para vikaris dari wilayah Tribuana, Rote, Sabu, dan Mabesrestu. ***











