//Dua Gedung Megah GMIT Galed Otvai Ditahbiskan, Jadi Pusat Pelayanan dan Pembinaan Iman

Dua Gedung Megah GMIT Galed Otvai Ditahbiskan, Jadi Pusat Pelayanan dan Pembinaan Iman

Alor,www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menahbiskan Pastori Pendeta dan Gedung Gereja Galed Otvai, Klasis Teluk Kabola pada Jumat, 5 September 2025.

Gedung yang ditahbiskan ini diharapkan menjadi pusat pelayanan dan pembinaan iman Jemaat.

Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi K. Wenyi dalam suara gembalanya mengapresiasi Jemaat Galed Otvai yang telah memberi persembahan terbaik bagi Tuhan. Ia berharap gedung yang ditahbiskan bukan hanya menjadi monumen, tetapi mesti menjadi instrumen pekabaran injil, membangun perdamaian, melayani semua orang tanpa melihat perbedaan.

“Tolong jangan biarkan gedung-gedung ini hanya indah secara arsitektur semata, dengan taman yang indah, tetapi juga menjadi keindahan bagi umat Tuhan yang penuh kasih, dalam kesaksian hidup yang nyata,” pesan Pdt. Lay. 

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan tentang pentingnya literasi dalam Jemaat, mulai dari menyaring, mengolah dan menyebarkan informasi, hidup berhemat, membangun pendidikan dan melestarikan nilai-nilai budaya.

Senada dengan itu, Wakil Bupati Alor, Rocky Winaryo dalam sambutannya menyampaikan bahwa bangunan yang diresmikan merupakan simbol persekutuan yang hidup, kesetiaan dalam ibadah, serta pertumbuhan iman.  

Oleh karena itu ia berharap gedung tersebut kiranya menjadi pusat pembinaan karakter dan pendidikan iman bagi jemaat.

“Gereja adalah rumah rohani yang menguatkan sikap pribadi dalam perjalanan hidup. Gereja juga menjadi terang dan garam bagi setiap orang,” ujarnya.

Di atas luas lahan 1.600 meter persegi, gedung gereja tersebut dibangun dengan ukuran 12 x 50 meter dan menghabiskan biaya lebih dari 3,37 miliar rupiah. Sedangkan pastori pendeta menelan anggaran 371 juta rupiah.

Ketua Majelis Jemaat Galed Otvai, Pdt. Mikael Karbeka menyampaikan bahwa kedua bangunan ini selesai dibangun tanpa berhutang atau mengajukan proposal ke lembaga manapun. Mereka mengandalkan hasil kebun, terutama cengkeh dan kemiri. Gedung gereja dibangun selama 19 tahun, sedangkan pastori Pendeta dalam tempo 6 bulan.

“Apa yang tidak mungkin bagi manusia, sangat mungkin bagi Tuhan kita Yesus Kristus. Ada kemudahan disaat kami kesulitan, ada harapan disaat kami putus asa, ada kemudahan di saat kami kesusahan. Kami belajar untuk tidak pernah kuatir dan takut untuk mengakui bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup dan mempunyai segalanya,” kata Pdt. Mikael.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para donatur, keluarga, Yayasan, dan pemerintah atas sumbangannya.

Acara pentahbisan diawali dengan tarian dan penerimaan secara adat. Kemudian para undangan dan jemaat bersama-sama ada dalam tarian lego-lego. Selanjutnya penandatanganan prasasti oleh Sekretaris Sinode GMIT dan Wakil Bupati Alor, pembukaan selubung papan nama, pengguntingan pita pastori dan gereja yang ditandai dengan tiupan nafiri.

Bertindak sebagai Pendeta penahbis, Pdt. Lay Abdi K. Wenyi menerima Gedung Gereja Galed, kemudian menahbiskannya.

Kebaktian pentahbisan dipimpin Pendeta GMIT Klasis Teluk Kabola sebagai Liturgos, dan Pdt. Lay Abdi K. Wenyi sebagai pengkhotbah.

Hadir dalam pentahbisan tersebut Ketua DPRD Kabupaten Alor, Paulus Buche Brikmar, Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Forkopimda Alor, Ketua Majelis Klasis (KMK) Teluk Kabola, KMK Alor Barat Daya, KMK Pantar Barat, para Pendeta GMIT, para Pendeta Emeritus, Pimpinan Universitas Tribuana, para guru, Kapolsek Alor, dan Kapolsek Teluk Kabola, para Kepala Desa/Lurah, Kepala Puskesmas, para imam Masjid, Pengurus Yapenkris Pingdoling dan Tominuku, Jemaat tetangga dari Klasis Alor Barat Laut dan sejumlah undangan lainnya. ***