//Pelayan yang Setia Pdt. Emr. Misael Philipus Bien Tutup Usia

Pelayan yang Setia Pdt. Emr. Misael Philipus Bien Tutup Usia

Kupang, www.sinodegmit.or.id, Kabar duka menyelimuti Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Salah satu pelayan yang setia, Pdt. Emr. Misael Philipus Bien meninggal dunia pada Kamis 13 November 2025. Ia meninggal dalam usia 74 tahun 8 bulan setelah menderita sakit di RSUP dr. Ben Mboy – Kupang.

Ia dikuburkan di kediamannya di Liliba, Sabtu 14 November 2025, yang didahului dengan kebaktian yang dipimpin oleh Pdt. Fedriana Noelina Manafe, S.Th (Liturgos) dan Pdt. Yulian Widodo, M.Th (Pengkhotbah).

Diantara kisahnya, ada pengalalaman hidup yang paling berkesan, saat melanjutkan studi di STT Institut Injili Indonesia Batu Malang, ia kehabisan uang selama 8 bulan. Dalam kondisi yang sangat terpuruk, ia ingin kembali ke Timor. Namun kemudian bergumul dan berdoa selama beberapa waktu, ia mendapatkan beasiswa, yang baginya lebih dari cukup untuk membiayai hutang kuliah dan kebutuhan hidup setiap bulan, hingga selesai kuliah. Dari pengalaman itu, ia belajar untuk berpegang teguh kepada Tuhan.

“Pengalaman dimana sungguh berharap kepada Tuhan daripada berharap kepada manusia. Pelajaran iman bagi saya bahwa, menjadi hamba Tuhan itu harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, dan akan ada hal yang tidak pernah kita duga Tuhan kerjakan buat kita,” kata Pdt. Misael.

Ia juga mengisahkan pengalamannya pernah melayani di Jemaat yang sedang berkonflik. Baginya, seorang pelayan harus tenang, bersedia mendengar lebih banyak, dan terus berdoa. Pesan kuat yang ia peroleh ketika bersekolah dan kemudian menjadi pegangan dirinya.

“Ciri-ciri gembala adalah selalu berada di tengah-tengah umat, jika tidak, anda seorang upahan dan bukan gembala,”ujar Pdt. Bien.

Ketua Sinode GMIT, Pdt. Semuel B. Pandie dalam suara gembalanya memuji Pdt. Misael sebagai pelayan yang disiplin, setia dan melayani dengan segala potensi yang ada dalam dirinya, bahkan setelah pensiun.

“Kita bersyukur karena Tuhan kasi kita hamba-Nya yang sampai tua pun selalu displin. Ia selalu memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyak orang, untuk menjaga pelayanan gereja tetap utuh. Karena itu, kematian ini mengingatkan kita bahwa ada saatnya kita akan berakhir di dunia, tetapi semua karya kita menjadi ingatan moral bagi orang-orang masa kini,” kata Pdt. Semuel.

Dalam kesempatan ini Pdt. Semuel menyampaikan terima kasih atas persembahan hidup Pdt. Bien untuk melayani di GMIT.

Pdt. Miesael lahir di Kot’Olin, 21 Februari 1951. Setelah menamatkan Pendidikan pada Institut Injil Indonesia Batu Malang Tahun 1989 dan bergelar Bachelor of Theology, Ia melanjutkan Pendidikan di Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Agama Kristen tahun 1995.

Selanjutnya ia menjalani vikaris pada tahun 1981 di Klasis Soe, kemudian ditahbis menjadi Pendeta GMIT pada tahun 1983 dan ditempatkan di Jemaat Bahasa Indonesia Klasis Soe, sekarang bernama Jemaat Efata Soe (1983-1990).

Selanjutnya secara berturut-turut melayani di Jemaat Silo Naikoten 1, Klasis Kota Kupang (1990-1999); Jemaat Yegar Sahaduta Osmok, Klasis Kota Kupang (1999-2007); Jemaat Wilayah Baumata (2007-2012).

Terhitung 21 Februari 2012, Majelis Sinode GMIT memberhentikan dengan hormat Pdt. Misael sebagai karyawan GMIT penuh waktu karena telah mencapai usia pensiun. Secara keseluruhan ia mengakhiri pelayanannya dengan masa kerja 30 tahun 4 bulan.

Mendiang menikah dengan Susan Sumiyati Armaningsih, BA (almh), dan dikaruniai anak Yani Astrida Epifania Bien dan Resha Emanuella Aleksander Bien.

Hadir dalam acara penguburan Ketua DPRD Provinsi NTT, Ir. Emilia Nomleni, Ketua Majelis Klasis Kota Kupang Timur, Pdt. Mercy Paula Kapioru-Pattikawa, para Pendeta Emeritus, para Pendeta GMIT dan keluarga. ***