//Sekolah Perempuan Klasis Lole: Perempuan Biasa, Dipakai Tuhan untuk Hal yang Luar Biasa

Sekolah Perempuan Klasis Lole: Perempuan Biasa, Dipakai Tuhan untuk Hal yang Luar Biasa

Foto: Mielsy Mooy

Oeteas-Rote, www.sinodegmit.or.id, – Majelis Sinode GMIT melalui Pengurus Perempuan Sinode menyelenggarakan Sekolah Perempuan di Gereja Ebenhaezer Oeteas, Klasis Lole, pada Senin hingga Rabu (7–9/7/2025).  Sekolah Perempuan ini menjadi bagian dari komitmen Pengurus Perempuan Sinode GMIT untuk terus memberdayakan perempuan di tengah gereja dan masyarakat.

Kegiatan ini diawali dengan ibadah pembukaan yang dipimpin oleh Ibu Pdt. Anaci Nubatonis, S.Th. Mengusung tema “Tuhan Memakai Perempuan Biasa untuk Melakukan Hal yang Luar Biasa” berdasarkan teks Alkitab Hakim-Hakim 4:4–9, Pdt. Anaci mengangkat kisah Debora, seorang pemimpin perempuan yang dipakai Tuhan pada masa ketika perempuan sering diabaikan.

Dalam khotbahnya, Pdt. Anaci menekankan bahwa dalam situasi ketika perempuan dianggap tidak layak atau hanya pelengkap, Tuhan justru hadir dan memampukan mereka menjadi alat-Nya yang membawa perubahan besar.

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Majelis Klasis Lole, Pdt. Iswardy Lay. Dalam suara gembalanya, Pdt. Iswardi menyoroti pentingnya mengubah cara pandang terhadap perempuan. “Perempuan sering kali tertindas karena ditempatkan dalam cara pandang laki-laki. Mari kita tempatkan perempuan dalam cara pandang Allah,” ungkapnya.

Ia mengajak seluruh peserta untuk bersatu, belajar dari kepingan-kepingan pengalaman masing-masing, dan bangkit dari kondisi keterpurukan untuk menjadi terang dalam lingkungan mereka.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Dalam sambutannya, Wakil Bupati Rote Ndao, Apremoi Dudelusy Dethan menegaskan bahwa keterlibatan perempuan bukan hanya tentang isu kesetaraan gender, tetapi menyentuh persoalan keadilan dan kemanusiaan.

“Jika perempuan diberi peran dan ruang, mereka akan mampu membawa perubahan nyata dalam masyarakat, termasuk dalam meningkatkan keadilan dan kesejahteraan,” ujarnya.

Pemerintah daerah juga menyampaikan komitmennya dalam mendukung upaya-upaya peningkatan kapasitas perempuan agar mampu berpikir kritis, bersuara dengan kasih, dan bertindak dalam iman.

Foto: Mielsy Mooy

Dalam kegiatan tersebut, peserta dibagi dalam 2 kelas yakni kelas penguatan kapasitas dan kelas pelatihan ketrampilan. Penguatan kapasitas meliputi: Spritualitas perempuan, Konsep Gender Dan kesetaraan gender, Perempuan dan pertanian, Peran perempuan sebagai istri dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, Pengorganisasian kelompok peremuan, Kesehatan reproduksi perempuan, Tidak pidana Kekerasan seksual, Cara praktiks erintis dan mengelola usaha ruah tangga.

Para peserta juga memperoleh cerita pengalaman praktik baik sekolah perempuan di Klasis Amanuban Tengah Utara.

Sementara itu pelatihan ketrampilan meliputi: Pembuatan anyaman dari daun lontar, Pembuatan anggur dari pisang, Pembuatan bakso dan mie, dan Pembuatan abon telur.

Melalui kegiatan ini diharapkan menghasilkan para fasilitator baru, memberdayakan perempuan sebagai agen perubahan dalam keluarga, gereja dan masyarakat. *** (Mielsy Mooy)