//Sinode GMIT Resmikan Yapenkris Kroman Malaka

Sinode GMIT Resmikan Yapenkris Kroman Malaka

Malaka,www.sinodegmit.or.id, Majelis Sinode GMIT meresmikan Yayasan Pendidikan Kristen Kroman Malaka, bertepatan dengan pembukaan Bulan Pendidikan GMIT, di Jemaat Bermata Jemaat Ebenhaezer Betun, Klasis Malaka, pada Minggu (6/7/2025).

Yapenkris tersebut merupakan pemekaran dari Yapenkris Polycarpus Atambua yang menjadi dua bagian yakni Yapenkris Polycarpus yang berpusat di Atambua dan Yapenkris Kroman yang berpusat di Malaka.

Nama Kroman memiliki akar yang kuat dalam budaya Masyarakat Fehan (Malaka) yang berarti “terang, cahaya atau sinar.” Jadi nama Yapenkris Kroman melambangkan simbol pengharapan akan cahaya pengetahuan dan terang iman kepada masyarakat, berdasarkan terang Kristus sebagai terang dunia (Yoh 8:12), yang menjadi dasar spiritual dan misi Pendidikan Yayasan tersebut.

Berikut nama-nama sekolah yang akan bernaung dibawah Yapenkris Kroman antara lain: PAUD Imanuel Maktihan, PAUD GMIT Betel Kateri, SD GMIT Loomaten, SD GMIT Weoe III, SD GMIT Maktihan, SD GMIT Betun III, SD GMIT Kakuun, SD GMIT Hoineno, SMP Kristen Besikama, SMP Kristen Kelas Jauh Taabah, SMP Kristen Betun, SMP Kristen Sion Kakuun, SMP GMIT Hoineno, SMA Kristen Maktihan dan SMA Kristen Kelas Jauh Maktihan di Taabah.

Ketua Majelis Klasis (KMK) Malaka, Pdt. Yusuf Bureni menyampaikan bahwa pembentukan Yayasan baru ini bertujuan mendekatkan pelayanan untuk meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan program dan fokus pada pembenahan sekolah-sekolah GMIT di Malaka.

Ia berharap dengan diresmikannya Yapenkris Kroman, Sekolah-sekolah GMIT semakin berkualitas.

Senada dengan itu Sekretaris Majelis Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi K. Wenyi dalam suara gembalanya mengemukakan bahwa pembentukan Yayasan baru ini merupakan desentralisasi pelayanan. Jadi tanggung jawab untuk mengubah Pendidikan di GMIT tidak terpusat di Kantor Sinode GMIT tetapi ada juga di Yapenkris. Ia berharap dengan pemekaran ini ada banyak intervensi terhadap Sekolah-sekolah GMIT di wilayah Malaka.

“Hari ini kita lakukan desentralisasi supaya ada pendekatan yang lebih kuat, penguatan inovasi serta kreativitas yang lebih baik. DIharapkan kehadiran Yayasan lebih kuat dan kita berbagi peran bersama. Karena itu cara berpikir kita jangan lagi sentralistik tetapi berbagi ruang dan kapasitas, dan bisa mengurai dengan lebih baik persoalan pendidikan di GMIT,” pesan Pdt. Lay,

Yapenkris Kroman akan segera berbenah untuk memulai tanggung jawab yang baru. Untuk menjalankan operasional Yayasan, maka akan dibentuk Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan.

Dengan diresmikannya Yapenkris Kroman, maka secara keseluruhan Sinode GMIT memiliki 14 Yapenkris yang menangani 624 Sekolah dari SD hingga SMA dan 3 Perguruan Tinggi. ***