KUPANG, www.sinodegmit.or.id, Hari ini, Kamis, (6/5-2021), Posko Tanggap Bencana Siklon Seroja MS GMIT menyalurkan bantuan tahap kedua untuk warga GMIT yang terdampak bencana di sejumlah klasis di Rote, Semau dan Mollo.
Bantuan darurat tahap pertama berupa uang tunai telah dikirim pada minggu pertama pasca bencana sedangkan tahap kedua berupa alkitab, sembako, genset, pakaian dan lain-lain, dengan rincian sebagai berikut:
Semau: Alkitab 200 exemplar, pakaian 11 karung, genset 1 unit.
Rote: Alkitab 290 exemplar, beras 3 ton, pakaian 23 karung, mie instan 26 dos, vitamin C 29 dos, telur 31 rak, minyak goreng 50 botol dan masker.
Sementara Klasis Mollo Barat dan Mollo Timur masing-masing mendapat bantuan berupa; beras 20 karung @ 5 kg, pakaian 4 karung, genset 1 unit, mie instan, minyak goreng, sabun, masker, minyak telon dan sereal.
Pdt. Ori Nenometa, anggota seksi distribusi bantuan mengatakan selain bantuan dari Posko GMIT, ikut bergabung pula tim dari PPMT Gereja Kristus Yesus (GKY), Gereja Best Kupang dan Jemaat GMIT Kefas Bisuaf-Klasis Mollo Barat yang membawa seng, kasur dan sembako untuk Jemaat Pniel Talimaman, desa Nekemunifeto, Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
“Saat ini tim bantuan dari PPMT dan Gereja Best ikut bergabung bersama kami dalam perjalanan menuju Nekemunifeto. Mereka membawa bantuan seng 80 lembar, kasur lipat 44 buah dan sembako untuk Jemaat GMIT Pniel Talimaman.”
Paket sembako diperuntukan bagi 90 kepala keluarga dan seng untuk empat rumah yang rusak berat.
Ketua Majelis Klasis Mollo Timur, Pdt. Zadrak Malailak dan Ketua Majelis Klasis Semau, Pdt. Joice Tulle menyampaikan terima kasih kepada Tim Bencana MS GMIT serta donatur-donatur baik lembaga maupun individu atas perhatian dan dukungan bantuan yang telah mereka terima.
“Selain barang kami telah menerima bantuan uang sebesar 20 juta rupiah dari Tim Tanggap Bencana Majelis Sinode GMIT. Uang itu kami pakai untuk beli seng dan paku lalu kami bagikan kepada jemaat-jemaat yang terdampak. Terima kasih banyak untuk para donatur dan Majelis Sinode yang telah membantu kami,” kata Pdt. Joice Tulle. ***