Kupang, www.sinodegmit.or.id, Polemik rencana penutupan SMK Kristen 2 Kupang oleh pihak Yayasan Pendidikan Kristen (Yapenkris) Nehemia mendapat titik terang setelah Majelis Sinode (MS) GMIT selaku pemilik lembaga pendidikan ini, memutuskan tidak menutup sekolah tersebut.
Keputusan tersebut diambil setelah pihak yayasan, kepala sekolah dan MSH GMIT bertemu dalam rapat bersama yang berlangsung sekitar 2 jam di kantor MS GMIT, Selasa, 29/08-2017.
“Sampai dengan awal 2019 sekolah (SMK Kristen 2) tidak akan ditutup. Amanat Sidang Sinode 33 yang diberikan kepada MS GMIT periode ini mengatakan, perjuangkanlah supaya sekolah-sekolah GMIT tidak tutup dan tidak dinegerikan,” demikian kesimpulan MSH GMIT yang disampaikan Pdt. Dr. Mery Kolimon setelah mendengar berbagai pendapat dari pihak-pihak terkait mengenai kondisi sekolah.
Dengan keputusan tersebut kata Pdt. Dr. Mery Kolimon, semua pihak terutama gereja bertanggungjawab mencari solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi. Langkah-langkah yang segera diambil antara lain: Pertama, meminta dukungan moril dan materil dari jemaat-jemaat di Klasis Kota Kupang dan sekitarnya. Kedua, mempertegas komitmen komite sekolah dan orang tua murid terkait pembayaran SPP. Ketiga, rasionalisasi (perampingan) guru dan pegawai.***
Himbauan Ibu Ketua Sinode GMIT untuk mendapatkan Dukungan Pihak Gereja se-Kota Kupang, saya teringat satu lagu yang salah satu lirik yang berbunyi ” ANAK MASING-MASING DISUDUTNYA” karena saya mengamati bukan saja di Kota Kupang, dimana-mana dukungan untuk Sekolah GMIT rasanya para Pengemban Pelayanan dipaksa untuk berbuat Dosa, jadi memang mesti menjadi pergumulan Pimpinan Sinode untuk mengambil langkah-langkah strategis jika tidak anak2 di sekolah Binaan akan segera mengungsi ke tempat aman untuk belajar.